Nama Saya Farras

Nama saya Farras, saya duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Mulai kelas 1 SD, saya selalu mendapatkan ranking kesatu di kelas. Sebenarnya saya suka sekali bermain. Bermain di sekolah, bermain dengan teman-teman di rumah, maupun teman-teman di rumah mbah saya. Sepulang sekolah, saya sering bermain dahulu dengan teman-teman sekelas saya. Bermain bola di lapangan sekolah, juga bermain basket. Sering pula teman lain kelas ikut bermain. Saya menikmati acara bermain saya. Tapi saya suka marah pada ayah saya. Ayah saya suka melarang saya agar sepulang sekolah tak bermain lagi, karena waktunya akan habis. Saya kan harus sekolah TPA selepas sekolah negeri. Nanti saya akan kecapaian,

begitu kata ayah saya. Terkadang saya tidak menuruti perintah ayah saya. Saya suka membantah apa yang ayah saya katakan. Ayah sering menasehati saya juga ibu agar saya mau menuruti perintah ayah dan ibu, karena itu semua untuk kebaikan saya. Biasanya jika ayah dan ibu sudah menasehati saya berulang-ulang, saya pun akhirnya menuruti perintah ayah dan ibu.

Saya juga suka sebal kalau ayah suka mengajak saya untuk belajar atau mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah). Jika saya sedang asyik menonton TV, lalu ayah atau ibu mengingatkan saya untuk mengerjakan PR, saya suka marah. Saya juga sering diberitahu ayah dan ibu, kalau saya tidak mau pintar, tidak mau nilainya bagus dan tidak mau ranking kesatu lagi, ya sudah… ayah dan ibu tidak akan mengingatkan saya lagi untuk belajar dan mengerjakan PR. Kalau sudah begitu, saya menyerah. Saya kan tidak mau jika saya tidak pintar. Saya masih mau mendapatkan ranking kesatu di kelas. Bu guru juga bilang, kalau saya adalah anak yang pintar. Aih… bukannya mau sombong ya… Kata ayah dan ibu, saya tidak boleh sombong. Di semester ini saya memang agak malas-malasan dalam hal belajar. Saya kebanyakan menonton TV. Padahal ayah dan ibu sudah sering mengingatkan saya, tapi saya cuek saja. 

Pulang sekolah, saya menonton TV sampai waktunya saya sekolah TPA. Pulang sekolah TPA, saya nonton TV lagi. Saya memang jadi ketagihan menonton TV. Padahal ayah dan ibu tidak pernah menonton TV. Dan akhir-akhir ini, saya lebih sering membangkang pada nasehat ayah dan ibu. Mungkin saya lelah dalam menjalankan rutinitas harian saya. Padahal jika di akhir minggu, ayah dan ibu selalu mengajak saya dan adik saya jalan-jalan. Entah sekedar makan di luar rumah atau mengunjungi rumah mbah mamah saya, dan bermain dengan sepupu-sepupu saya. Tapi saya merasa itu masih kurang, sepertinya saya sedang jenuh, padahal apapun kemauan saya, sering dituruti oleh ayah dan ibu selagi ayah dan ibu mampu. 

Ada satu lagi keinginan ayah dan ibu saya, yaitu ingin membelikan saya Jaket Berbahan Jeans, tapi belum terlaksana sampai sekarang. Mungkin ayah dan ibu belum memiliki uang yang cukup untuk membelikan saya jaket tersebut. Kata ibu, jika nanti ibu tidak sempat membeli jaket berbahan jeans tersebut di toko, kemungkinan besar ibu akan membelinya di toko online saja. Akan lebih mudah dan pengirimannya pun cepat, apalagi jika menggunakan JNE. See…. ayah dan ibu saya sungguh baik, perhatian dan mengerti akan kebutuhan anak-anaknya. Hanya saja saya yang sering tidak bisa mengendalikan emosi saya. Tapi saya ingin selalu berusaha untuk mematuhi setiap perintah ayah dan ibu. Karena saya ingin sekali menjadi anak yang sholeh. Semoga jaket yang ingin ayah ibu berikan pada saya akan segera terwujud. Aamiin.