Latihan Mawashi Geri (Gabdika 2012) |
Selepas Farras berhenti latihan Karate, kadang saya masih suka menawarkan apakah dia mau melanjutkan beladiri Karatenya? Namun tetap saja Farras menjawab dengan tegas bahwa dia sudah bosan dan tidak ingin lagi melanjutkan beladiri Karate. Sampai akhirya di awal semester kelas 4 tahun ini, di sekolah Farras ada mata pelajaran beladiri Pencak Silat. Diadakan di sela jam sekolah, 1 minggu sekali. Kelas yang mendapatkan mata pelajaran beladiri Pencak Silat ini, mulai dari kelas 4 sampai dengan kelas 6. Bagi siswa yang berminat ingin lebih mengembangkan Pencak Silat, dibuka kelas tambahan dalam bentuk ekstrakurikuler di sore hari, 1 minggu sekali. Di luar dugaan saya, Farras salah satu siswa yang berminat mengikuti ekstrakurikuler Pencak Silat ini. Awalnya saya tidak mengijinkan, dengan alasan beladiri Karate yang sudah lama dipelajari saja tiba-tiba minta berhenti. Saya beranggapan akan sama halnya dengan beladiri Pencak Silat yang sekarang baru ditekuninya. Namun keinginannya tetap bulat, ingin mempelajari Pencak Silat lebih serius. Pernah saya menanyakan kenapa kok tiba-tiba tertarik ke beladiri Pencak Silat, dia hanya mengatakan senang dengan gerakan-gerakannya. Seperti halnya ketika saya menyutujui dia berhenti latihan Karate, akhirnya saya pun menyutujui Farras bergabung dengan ekstrakurikuler Pencak Silat di sekolahnya. Tidak jauh berbeda ketika pertama menekuni beladiri, dia sangat semangat berlatih dan tentunya sering mempraktekan jurus-jurus barunya di rumah. Kami yang menyaksikan gaya dan lagaknya cuma bisa senyum-senyum saja. Ada rasa senang di hati saya, melihat buah hati yang asyik dengan aktifitas yang disenanginya saat itu.
Selang beberapa minggu sejak latihan Pencak Silat, Farras memberitahu saya kalau dia ditunjuk oleh pelatihnya untuk ikut kejuaraan O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) tahun 2016 mewakili sekolahnya, tentunya dimulai dari tingkat kecamatan terlebih dahulu (antar Sekolah Dasar). Ada 2 perwakilan dari sekolah yaitu satu putra dan satu putri. Secara kebetulan keduanya dari kelas Farras. Saya sendiri tidak tahu pasti alasan pelatih memilih Farras menjadi perwakilan dari sekolahnya. Kemungkinan pelatih menilai gerakan Farras sudah tidak kaku, karena sebelumnya kan Farras adalah anggota dari klub Karate Gabdika Shitoryu dan sudah memakai sabuk Biru. Lagi pula sebelum Farras keluar dari Karate, Farras memang sudah berencana mengikuti O2SN cabang beladiri Karate mewakili sekolahnya. Tapi berhubung Farras berhenti latihan Karate, akhirnya Farras tidak jadi mewakili sekolahnya untuk ikut O2SN. Sejak mendengar berita penunjukan dirinya mewakili sekolah untuk O2SN 2016, Farras semakin giat berlatih. Di rumah pun selalu menunjukkan jurus-jurus barunya.
Pertandingan yang akan di lombakan di O2SN 2016 nanti adalah khusus jurus Tunggal Baku, yang merupakan salah satu jurus wajib di Pencak Silat di seluruh dunia. Jurus Tunggal Baku ini terdiri dari tiga kelompok rangkaian gerak, yaitu kelompok rangkaian gerak tangan kosong, yang terdiri dari tujuh jurus, kelompok rangkaian gerak bersenjata golok terdiri dari tiga jurus dan kelompok rangkain gerak bersenjata tongkat atau toya terdiri dari empat jurus. Jadi semuanya berjumlah 14 jurus yang terdiri dari seratus gerakan dan diwajibkan menyelesaikan jurus-jurus tersebut selama 3 menit dalam suatu pertandingan/pertunjukan.
Saat ini Farras sudah mulai menguasai kelompok rangkaian gerak tangan kosong dan sedang mempelajari kelompok rangkaian gerak bersenjata golok, sudah dua jurus yang dipelajari Farras. Melihat gerakan-gerakannya memang terlihat indah dan banyak variasinya. Mungkin gerakan-gerakan inilah yang membuat dia merasa tertarik mempelajari beladiri Pencak Silat.
Dulu sewaktu masih berlatih beladiri Karate, saya sering melihat jurus-jurus Karate di youtube. Berhubung sekarang Farras sudah berpindah haluan mempelajari beladiri Pencak Silat, maka saya pun jadi suka melihat video jurus-jurus/gerakan-gerakan Pencak Silat di youtube, juga sambil memperlihatkannya pada Farras, supaya bisa mengingat kembali gerakan jurus yang sudah diajarkan pelatih dan mengoreksi gerakan-gerakan yang masih belum sesuai dengan yang sudah diajarkan. Saya perhatikan, Farras memang termasuk anak yang cepat dalam mempelajari suatu gerakan/jurus dalam olahraga beladiri ini, baik itu sewaktu Karate maupun sekarang, Pencak Silat.
Dalam berlatih beladiri Karate maupun Pencak Silat, saya tidak pernah memaksakan kehendak kepada anak. Semua kemauan itu datang diri sendiri. Saya selalu menyetujui apapun kegiatan yang diinginkan selagi positif dan tidak mengganggu tugas utamanya sekolah. Namun saya selalu menekankan kepada Farras, jika memang ingin mengikuti kegiatan, harus dilakukan secara serius. Jika pada akhrnya nanti Farras merasa bosan atau apapun alasannya ingin berhenti, saya pun tidak pernah bisa memaksa. Paling tidak saya hanya bisa membujuk dan memberi masukan, selanjutnya semua keputusan diserahkan kepada Farras.
Saya memperkenalkan beladiri pada Farras bukan tanpa tujuan, karena saya yakin ada banyak manfaat buat anak dalam mempelajari beladiri. Tentunya manfaat dari mempelajari beladiri ini bukan hanya untuk menjaga diri sendiri dari serangan atau tindak kejahatan, tapi juga beladiri mengajarkan anak untuk bisa mengendalikan diri sendiri, belajar akan kemampuan diri sendiri, melatih dan mengembangkan keseimbangan, belajar menghormati orang lain dari sisi usia, pangkat, keahlian dan pengalaman, belajar menghargai diri sendiri, melatih/mengajarkan disiplin pada anak, melatih fisik anak, menumbuhkan rasa sportivitas.
Semoga hobi yang sedang ditekuni kali ini, bisa membuahkan prestasi. Karate ataupun Pencak Silat, yang terpenting adalah sama-sama mendapatkan manfaat dan pengalaman yang berharga.
Selang beberapa minggu sejak latihan Pencak Silat, Farras memberitahu saya kalau dia ditunjuk oleh pelatihnya untuk ikut kejuaraan O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) tahun 2016 mewakili sekolahnya, tentunya dimulai dari tingkat kecamatan terlebih dahulu (antar Sekolah Dasar). Ada 2 perwakilan dari sekolah yaitu satu putra dan satu putri. Secara kebetulan keduanya dari kelas Farras. Saya sendiri tidak tahu pasti alasan pelatih memilih Farras menjadi perwakilan dari sekolahnya. Kemungkinan pelatih menilai gerakan Farras sudah tidak kaku, karena sebelumnya kan Farras adalah anggota dari klub Karate Gabdika Shitoryu dan sudah memakai sabuk Biru. Lagi pula sebelum Farras keluar dari Karate, Farras memang sudah berencana mengikuti O2SN cabang beladiri Karate mewakili sekolahnya. Tapi berhubung Farras berhenti latihan Karate, akhirnya Farras tidak jadi mewakili sekolahnya untuk ikut O2SN. Sejak mendengar berita penunjukan dirinya mewakili sekolah untuk O2SN 2016, Farras semakin giat berlatih. Di rumah pun selalu menunjukkan jurus-jurus barunya.
Pertandingan yang akan di lombakan di O2SN 2016 nanti adalah khusus jurus Tunggal Baku, yang merupakan salah satu jurus wajib di Pencak Silat di seluruh dunia. Jurus Tunggal Baku ini terdiri dari tiga kelompok rangkaian gerak, yaitu kelompok rangkaian gerak tangan kosong, yang terdiri dari tujuh jurus, kelompok rangkaian gerak bersenjata golok terdiri dari tiga jurus dan kelompok rangkain gerak bersenjata tongkat atau toya terdiri dari empat jurus. Jadi semuanya berjumlah 14 jurus yang terdiri dari seratus gerakan dan diwajibkan menyelesaikan jurus-jurus tersebut selama 3 menit dalam suatu pertandingan/pertunjukan.
Saat ini Farras sudah mulai menguasai kelompok rangkaian gerak tangan kosong dan sedang mempelajari kelompok rangkaian gerak bersenjata golok, sudah dua jurus yang dipelajari Farras. Melihat gerakan-gerakannya memang terlihat indah dan banyak variasinya. Mungkin gerakan-gerakan inilah yang membuat dia merasa tertarik mempelajari beladiri Pencak Silat.
Dalam berlatih beladiri Karate maupun Pencak Silat, saya tidak pernah memaksakan kehendak kepada anak. Semua kemauan itu datang diri sendiri. Saya selalu menyetujui apapun kegiatan yang diinginkan selagi positif dan tidak mengganggu tugas utamanya sekolah. Namun saya selalu menekankan kepada Farras, jika memang ingin mengikuti kegiatan, harus dilakukan secara serius. Jika pada akhrnya nanti Farras merasa bosan atau apapun alasannya ingin berhenti, saya pun tidak pernah bisa memaksa. Paling tidak saya hanya bisa membujuk dan memberi masukan, selanjutnya semua keputusan diserahkan kepada Farras.
Saya memperkenalkan beladiri pada Farras bukan tanpa tujuan, karena saya yakin ada banyak manfaat buat anak dalam mempelajari beladiri. Tentunya manfaat dari mempelajari beladiri ini bukan hanya untuk menjaga diri sendiri dari serangan atau tindak kejahatan, tapi juga beladiri mengajarkan anak untuk bisa mengendalikan diri sendiri, belajar akan kemampuan diri sendiri, melatih dan mengembangkan keseimbangan, belajar menghormati orang lain dari sisi usia, pangkat, keahlian dan pengalaman, belajar menghargai diri sendiri, melatih/mengajarkan disiplin pada anak, melatih fisik anak, menumbuhkan rasa sportivitas.
Semoga hobi yang sedang ditekuni kali ini, bisa membuahkan prestasi. Karate ataupun Pencak Silat, yang terpenting adalah sama-sama mendapatkan manfaat dan pengalaman yang berharga.
Kalau bisa dua2nya lebih keren mak ;)
ReplyDeleteSukses lombanya ya Faras, :D
ReplyDeleteSukses lombanya ya Faras, :D
ReplyDeleteWah...Farras kecil2 sdh jago olahraga beladiri ya Nak.. Sukses ya buat Farras mdh2an jadi atlet yg membanggakan...
ReplyDeleteFarrash pinter ich, bela dirinya keren. Sukses ya lombanya
ReplyDeletesudah setahunan ini aku nyari tempat latihan beladiri buat dewasa, belum nemu mbak. adakah referensi? kalau ada..mohon info yah..sekitar jakarta-bekasi. makasih mba...
ReplyDeletepencak silat sudah memang harus diajarkan anak sejak dini agar kedepannya dia bisa membela diri
ReplyDeleteMemang gerakan pencak silat itu paling bagus dilihat dibandingkan lainnya. Kalau anakku taekwondo byk gerakan kaki :))
ReplyDeletekeren bener Farras jago bela diri ya. Pencak silat sekalian melestarikan bela diri asal Indonesia ya
ReplyDeletePencak Silat memang menyenangkan krn lebih variatif gerakannya, keren Farras, ayo budayakan asli Indonesia ^_^
ReplyDelete