Seperti puisi inilah rasa yang aku punya untuk mu, tidak berlebihan bukan? Rasa yang telah lama aku pendam, tapi aku rawat dan aku siram, sehingga telah tumbuh dengan subur yang membuat aku berani untuk memberikannya pada mu. Dan aku yakin, kamu pun punya rasa yang sama dengan ku, benar begitu kan, Ca?
Caca membaca kembali puisi Sapardi Djoko Damono tersebut sekali lagi, puisi yang ada di dalam surat Biyan yang ditujukan untuk Caca, sambil menitikkan air mata.
Caca membaca kembali puisi Sapardi Djoko Damono tersebut sekali lagi, puisi yang ada di dalam surat Biyan yang ditujukan untuk Caca, sambil menitikkan air mata.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..
Akhirnya............ Caca tak kuasa menahan air mata nya. Surat Undangan pernikahan nya dengan Doni, laki-laki pilihan orang tua nya, yang akan Caca berikan pada Biyan, hanya sanggup Caca pegang erat-erat, tanpa berani untuk menyampaikannya pada Biyan.
Caca sekarang mengerti tanda-tanda perhatian Biyan pada nya selama ini adalah tanda cinta Biyan pada Caca. Sebenarnya........ Caca pun mempunyai perasaan yang sama terhadap Biyan.Tapi akhirnya........... Caca menerima lamaran Doni, karena Caca merasa cinta nya pada Biyan hanya bertepuk sebelah tangan. Ternyata Caca salah........
Kenapa baru sekarang kamu ungkapkan perasaan mu pada ku Biyan, disaat aku sudah menerima lamaran orang? ratap Caca. Dada Caca bergemuruh menahan rasa yang porak poranda. Gamang dan galau......
Apa yang mesti aku lakukan? beberapa hari lagi, aku akan menikah dengan orang yang tidak benar-benar aku cintai, sementara sekarang.......... Biyan....... laki-laki yang selama ini aku cintai, mengharap cintaku? Caca berbicara pada dirinya sendiri. Sekali lagi....... Caca membaca puisi yang ada di dalam surat Biyan, dan sekali lagi Caca menangis, tersedu-sedu...........
Cerita ini terdiri dari 278 kata.
"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."
aduh... kenapa cinta dipendam aja ? Jadinya begitu deh... Ikutan gemes aku jadinya baca cerita di atas mbak hehehe
ReplyDeleteGoodluck utk kontesnya ya?
Cinta memang misterius ya mba....
ReplyDeletesukses untuk ngontesnya yaaaa... semoga menang! :)
@ Reni & @ fiksi : thank you so much...... muah :)
ReplyDeleteikutran kontes ceritanya bagus-bagus jadi minder akuh.. hihikz
ReplyDeletesudah tidak ada harapan ya? :)
ReplyDelete@ uniek tenan : saya juga pertama kalinya ikutan GA, jadi masih amatiran :)
ReplyDelete@ Lidya - Mama Cal-Vin : harapan mgkn masih ada, tapi masih andilau (antara dilema dan galau) hehehe...thanks sdh baca fiksi ku.
ReplyDeletesedih :'( saya pernah di posisi ini . Tapi calon saya saya cari sendiri :D
ReplyDelete@ hana sugiharti : waduh... ternyata ada yg pernah mengalami. hehehe....
ReplyDeletecinta itu aneh ya mbaaa
ReplyDelete@ Ika Amna : aneh tapi nyata, hehehe......
ReplyDelete