Anak kedua saya yang bernama Fayda, senang sekali menyanyikan lagu Sluku-Sluku Bathok yang diajarkan mbah Uti nya. Menyanyikan lagu itu sambil kaki nya diselonjorkan dan mengusap-usap kaki, duet dengan mbah Uti. Padahal lagu Jawa tersebut, agak sulit untuk dihapal dan diikuti oleh anak seumur Fayda (waktu belajar menyanyikan lagu itu, Fayda berusia 2 tahun 7 bulan, sekarang Fayda berumur hampir 3 tahun). Tapi dengan cepat Fayda sudah hapal lagu itu. Sementara emaknya sendiri, yaitu saya, ga hapal-hapal :) Dan akhirnya saya pun hapal lagu itu dari Fayda, hehehe.... karena Fayda sering banget nyanyiin lagu itu, baik sendiri sambil (tetep) mengusap-usap kaki yang diselonjorkan maupun mengajak saya. Mungkin Fayda senang dan suka ya.......... dengan bahasa daerah mbah Uti nya. Kalau kakaknya Fayda, Farras cuma bisa cengangas-cengengesan mendengarkan lagu itu. Mungkin lucu ya..... karena bahasa Jawa jarang di dengar oleh Farras, walaupun ayahnya Farras asli orang Jawa, sementara saya, asli Serang-Banten yang orang-orang nya banyak yang menggunakan bahasa Sunda, mungkin karena dulu nya masuk ke daerah Jawa Barat. Padahal Serang juga memiliki bahasa daerah sendiri, yaitu (masih) bahasa Jawa, hanya berbeda dengan bahasa Jawa di daerah Timur maupun Tengah.Katanya sih....... bahasa Jawa nya lebih "kasar".
Karena saya tidak mengerti arti dari lagu Sluku-Sluku Bathok tersebut (pernah saya tanya ibu = mba Uti nya Fayda & Farras), tapi belum komplit. Jadi..... saya mencoba cari artinya di mbah Google, tenyata ada loh.... artinya (saya pikir ga ada). Benar apa kata suami saya, pokoknya kalo mau tau segala macam informasi, cari saja di Google. Dan eng... ing... eng....... ini dia lirik lagu Sluku-Sluku Bathok beserta artinya :
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung mutho
Pak jenthit lolo lo bah
Yen mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip golekko dhuwit
Ada makna di balik lagu tersebut, dan makna nya kira-kira begini :
Sluku-sluku bathok
bathok (kepala) kita perlu beristirahat. Jika digunakan untuk bekerja terus apalagi diforsir akan mengakibatkan otak menjadi kurang bisa berpikir. Untuk itu Istirahatkanlah kepala kita barang sejenak
Bathoke ela-elo
Caranya adalah dengan berdzikir. Ela-elo disini dapat diartikan Laa Ilaaha Ilalloh (para Wali khan biasa dengan pendekatan bahasa seperti ini). Jadi beristirahatlah dengan dzikir La Ilaha Ilalloh. Karena seperti kita tahu dengan mengingat Allah akan hati kita akan tenang dan otomatis tubuh kitapun akan menjadi tenang.
Si Rama menyang Solo
Kemudian ada cara yang lain lagi yaitu dengan: sirama (mandilah atau dengan kata lain bersucilah) menyang (menuju) Solo (Sholat). Dirikanlah Sholat, karena sewaktu sholat secara otomatis kita mengendurkan otot-otot yang ada ditubuh kita sehingga tidak tegang.
Oleh-olehe payung mutho
Lalu apa yang kita dapatkan? Kita akan mendapatkan oleh-oleh paying mutho (perlindungan dari Alloh SWT). Jika Allah sudah melindungi, apalagi yang perlu kita takutkan.
Pak jenthit lolo lo bah
Nada pada bait ini langsung naik dan terkesan mengagetkan, hal ini melambangkan akan datangnya kematian yang tidak bisa kita sangka kapan datangnya. Dia bisa datang kapan saja dan dimana saja.
Wong mati ora obah
Saat kematian datang maka kita sama sekali ora obah (tidak bisa berbuat apa-apa). Sehingga saat kita hidup, kita harus senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah
Konon banyak orang mati ingin minta dihidupkan kembali, tetapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka akan menakutkan dan dampak buruknya akan lebih besar.
Yen urip golekko dhuwit
Oleh karena itu mumpung masih banyak kesempatan pergunakanlah untuk golek dhuwit (beramal sebanyak-banyaknya) karena satu-satunya kesempatan beramal adalah saat ini, saat kita masih hidup. Karena kalau sudah mati kita tidak akan bisa berbuat apa-apa
bathok (kepala) kita perlu beristirahat. Jika digunakan untuk bekerja terus apalagi diforsir akan mengakibatkan otak menjadi kurang bisa berpikir. Untuk itu Istirahatkanlah kepala kita barang sejenak
Bathoke ela-elo
Caranya adalah dengan berdzikir. Ela-elo disini dapat diartikan Laa Ilaaha Ilalloh (para Wali khan biasa dengan pendekatan bahasa seperti ini). Jadi beristirahatlah dengan dzikir La Ilaha Ilalloh. Karena seperti kita tahu dengan mengingat Allah akan hati kita akan tenang dan otomatis tubuh kitapun akan menjadi tenang.
Si Rama menyang Solo
Kemudian ada cara yang lain lagi yaitu dengan: sirama (mandilah atau dengan kata lain bersucilah) menyang (menuju) Solo (Sholat). Dirikanlah Sholat, karena sewaktu sholat secara otomatis kita mengendurkan otot-otot yang ada ditubuh kita sehingga tidak tegang.
Oleh-olehe payung mutho
Lalu apa yang kita dapatkan? Kita akan mendapatkan oleh-oleh paying mutho (perlindungan dari Alloh SWT). Jika Allah sudah melindungi, apalagi yang perlu kita takutkan.
Pak jenthit lolo lo bah
Nada pada bait ini langsung naik dan terkesan mengagetkan, hal ini melambangkan akan datangnya kematian yang tidak bisa kita sangka kapan datangnya. Dia bisa datang kapan saja dan dimana saja.
Wong mati ora obah
Saat kematian datang maka kita sama sekali ora obah (tidak bisa berbuat apa-apa). Sehingga saat kita hidup, kita harus senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah
Konon banyak orang mati ingin minta dihidupkan kembali, tetapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka akan menakutkan dan dampak buruknya akan lebih besar.
Yen urip golekko dhuwit
Oleh karena itu mumpung masih banyak kesempatan pergunakanlah untuk golek dhuwit (beramal sebanyak-banyaknya) karena satu-satunya kesempatan beramal adalah saat ini, saat kita masih hidup. Karena kalau sudah mati kita tidak akan bisa berbuat apa-apa
Selain Sluku-Sluku Bathok, ada lagi lagu bahasa daerah Jawa yang sudah
dihapal Fayda, yaitu Dondong Opo Salak dan ada satu lagi, tapi saya lupa
judul nya. Semua itu, mbah Uti nya lah yang mengajarkan.
"Postingan ini diikutsertakan di Aku Cinta Bahasa Daerah Giveaway"
kecil2 pinter nyanyi lagu yoo mbak, coba gede dikit usia TK wah udah bisa lagu apah ajah tuh, ibunya ajah kalah :p
ReplyDeleteMakasih mbak udah ikutan, dicatet PESERTA :D
Hehehehe...... makasih ya, mba Niar :)
ReplyDeleteHeummmm..br tau filosofinya sluku2 bathok.dlu suka nyanyi itu q mbk santi..skrg udh g lg hehe
ReplyDelete@ Hanna HMZwan : Artnya ternyata dalem.... saya kira hanya lagu biasa aja.... :)
ReplyDeleteArti lagunya bagus sekali ya. Bermakna.
ReplyDeleteheheheh saya yang tinggal lama di Jawa ajah ga apal loh lagu ini mbak Santi... heheh hebatt ihhh Fayda...
ReplyDelete@ Leyla Hana Menulis : Iya, mba.... saya juga baru tahu arti sebenarnya dr lagu ini :)
ReplyDelete@ meilya dwiyanti : sekarang jadi tau dong.... hehehe....
ReplyDeletelagu dengan bahasa daerah memang biasanya penuh makna ya . . .
ReplyDelete^_^
@ Siti Nurjanah : iya mba, saya kira lagu biasa tanpa makna berarti, ga taunya...... :)
ReplyDeleteSungguh... keren sekali tulisan ini. Aku aja yg sering nyanyikan lagu Sluku2 Bathok malah gak pernah ingin tahu apa makna tersirat di dalamnya...
ReplyDeleteSalut banget deh... kayaknya menang nih tulisan :)
Bisaaa..... aja mba Reni nih.... :) makasih banyak mba....
ReplyDeleteWaaah..., ternyata daleeemmm ya makna dari Sluku-Sluku Bathok.
ReplyDeleteMantap, MBak. Semoga sukses ngontesnya ya... aamiin...
Subhanallah, bagus euy makna lagunya. Bisa sekaligus jadi doa ya, Mak :)
ReplyDeleteMoga sukses GA-nya :)
anak kecil kayak spons, cepet nyerapnya.. Kl yg udah dewasa kyk kita gini udah byk yg di pikirin mbak. Makanya lama menghapalnya.. Hehe..
ReplyDelete@ Akhmad Muhaimin Azzet : Makasih ya.... makasih juga dah mampir :)
ReplyDelete@ Della : Makasih ya... :)
ReplyDelete@ keke naima : betul mba, kalo umuran saya sih udah loading, ngebukanya beraaat.... hehehe...
ReplyDeletekebalikan nich sy orang jawa di yg sekrang di serang sampe skarang (2 tahun) juga ga bisa jawa banten hehe.... #sesama GA mbak niar
ReplyDelete@ Topics : saya juga ga bisa bahasa jawa serang, soalnya di rumah bahasa sehari2nya pake bahasa sunda :) makasih udah mampir :)
ReplyDeletehohoho itu lagu masa kecilkuuu..
ReplyDeletekalo aku ditambah satu bait lagi di akhir..
"kanggo tumbas menir lan blendung"
hahaha menir sama blendung itu makanan kesukaan aku jaman masih kecil ^^
@ Bunda Dzaky : hehehehe.... saya ga tau apa itu menir lan blendung :)
ReplyDeleteItu makanan tradisional dari beras sama jagung... enak wes pokoke..hihihi
ReplyDelete@ Bunda Dzaky : oh... gitu. jadi pengen nyobain hehehe...
ReplyDeletepintar nyanyi lagu daerah ya semoga sukses dnegan GAnya Niar ya
ReplyDelete@ Lidya - Mama Cal-Vin : Terima kasih... :)
ReplyDeletedulu pas masih di desa, saya suka nyanyi lagu itu sama mbah saya dengan kaki diselonjorkan dan dielus elus
ReplyDelete@ Ayu Citraningtias : berarti memang begitu ya, mba... cara menyanyikan lagu sluku-sluku bathok itu, sambil selonjor dan mengelus2 kaki. Karena mbah nya Fayda juga mengajarkannya sprti itu :)
ReplyDelete