“Nah, sebentar lagi sudah sampai di
kamar Sinta.” Riana mencoba menghibur diri sendiri karena dirinya masih
merinding. Cepat-cepat langkahnya diayun, sampai akhirnya dia berhenti
tiba-tiba saat melihat sebuah tempat tidur dorong melaju cepat ke arahnya.
“Astaghfirullahaladzim!” Riana setengah
berteriak dan langsung menyingkir, hampir saja dia terjatuh, lalu tanpa pikir panjang
lagi, dia berjalan cepat hampir berlari kecil untuk sampai ke kamar Sinta,
sahabatnya.
Kira-kira 3 hari yang lalu, ibunya Sinta menelponnya dan memberitahu kalau Sinta masuk rumah sakit. Sakitnya tambah parah, sudah stadium 4. Sinta
terkena kanker, tapi Riana belum tahu kanker apa, karena ketika ibunya Sinta
menelponnya, Riana hanya mendengar tangisannya, sehingga Riana belum sanggup untuk menanyakan kanker
apa yang diderita sahabatnya itu. Dan Riana baru bisa menjenguk sahabatnya itu,
hari ini. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu karena terhalang jarak dan
waktu, akhirnya Riana bisa bertemu Sinta, walaupun dalam kondisi yang tidak
menyenangkan.
“Nah, ini kamar Sinta” bisik
hatinya. “Assalamualaikum…” salam nya. “Assalamualaikum…” Sekali lagi Riana
mengucapkan salam. Tapi tidak ada sahutan, lalu Riana membuka pintu kamar itu,
dia masuk tapi tidak ada siapa-siapa. Ketika Riana hendak keluar, dia
berpapasan dengan suster. “Suster, Sinta pasien di kamar ini, kemana ya?” Tanya
Riana. “Oh… pindah ke ruang ICU” Jawab
suster. “Dimana tempatnya suster?” Tanya Riana lagi. Lalu suster itu
menunjukkan ruang ICU.
Baru juga Riana hendak mendekat
ke kamar ICU, tiba-tiba ada orang yang memeluk sambil menabraknya dan menangis
tersedu-sedu. “Ibunya Sinta” Lirih hatinya. “Ada apa bu, kenapa menangis, ada
apa dengan Sinta?” Tanya Riana keheranan. “Riana… Sinta sudah tiada, baru
saja..” Jawab ibunya Sinta sambil masih terisak-isak. “ Innalilahiwainnailaihiroojiuun….
Segala sesuatu pasti akan kembali kepada Nya. Semoga kau mendapatkan tempat
terbaik disisi Nya, Sinta sahabatku….” Pelan Riana berkata.
Keinginannya untuk bisa bertemu Sinta kembali, tidak terpenuhi. Lalu pelan… air mata Riana pun mengalir.
Keinginannya untuk bisa bertemu Sinta kembali, tidak terpenuhi. Lalu pelan… air mata Riana pun mengalir.
(342 kata)
wah.. keren ini.,., apik!
ReplyDeletePerlahan, air mataku juga ikut mengalir mbak ...
ReplyDeleteDitambah lagi dengan musik di blog ini, semakin haru
sedih ceritanya
ReplyDelete@ Noorma : Masa sih...#tersapusapu# hehehe... makasih mba.. :)
ReplyDelete@ Sri Efriyanti : Terima kasih mba Sri... :)
ReplyDelete@ Lidya : Makasih ya, mba Lid.. :)
ReplyDeleteceritanya baguus.. tp sediiih..
ReplyDeleteTerima kasih ya, mba.. :)
ReplyDeletehickz,kenapa harus sendu gini ceritanya mbk :(
ReplyDeleteHiks... aku juga ga tau kok bisa punya ide gini :)
ReplyDelete