Semua orang pasti sudah pernah merasakan kecewa dalam hidupnya, malah mungkin ada yang sering merasa kecewa terhadap orang lain. Tak dapat dipungkiri, dalam hidup ini, kita banyak bersinggungan dengan orang lain yang fikiran dan hatinya berbeda dengan kita, sehingga yang namanya kecewa, pasti pernah mampir dalam kehidupan kita.
Seperti apa yang saya alami akhir-akhir ini. Merasakan kecewa terhadap orang lain, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Rasa kecewa atas perlakuannya pada anak saya. Hhhhh.... Rasa kecewa, tapi tidak bisa mengungkapkannya, yang ada akhirnya gondok segede-gedenya. Akhirnya, untuk menetralisir rasa kecewa yang hadir lagi, lagi dan lagi, saya coba untuk memahami. Ya... memahami, hanya itu obatnya. Tanpa memahami, rasa kecewa itu akan berubah menjadi rasa sebal, dan jangan sampai rasa sebal itu bertumpuk menjadi benci. Naudzubillahimindzalik.
Dengan memahami, InsyaAllah, walaupun mungkin kita masih gondok, tapi setidaknya hati kita sudah bisa menerima 'mengapa dia bersikap seperti itu'. Saya sedang memahami watak dan karakter seseorang yang membuat saya kecewa. Saya menenangkan hati saya dengan berkata 'memang wataknya seperti itu'. Jika sudah menyangkut watak dan karakter, kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Karena watak & karakter adalah bawaan pribadi masing-masing orang. Mudah-mudahan setelah ini, saya tidak akan merasa kecewa lagi akan perlakuannya pada anak saya.
yang sabar Mba,
ReplyDeletewatak dan karakter itu memang susah sekali untuk diubah,
jadi, pinter2nya kita aja buat memahami orang tersebut :)
hiks..hiks... iya mba, salah satunya jalan adalah memahami. Makasih ya...
ReplyDeleteCoba tenangkan pikiran mbak dan mencoba memandang dari sudut pandang yang lain, mungkin setelah itu mbak akan dapat jawabannya :)
ReplyDeletemasih kebawa aja nih teteh.. kirain udah hilang, udah teh pindah aja sekolahnya.
ReplyDeleteada solusi teh.. buat ngilangin kecewa:
masak rabeg, ntar aq diundang yo.... ^_^
@ f4dly : thanks Fadly :)
ReplyDelete@ Topics : Soalnya ada lagi kejadiannya, belum juga sembuh kecewa yg dulu, eh... nambah lagi. Hhhhh...
ReplyDeleteHahahha... aku ga bisa masak rabeg. Beli aja ya, sendiri xixixix
Intinya, belajar empati ya mba.
ReplyDeleteSabar itu salah satu ilmu yang "susah" :)
sabar ya teh, walo saya blm tau rasanya punya anak, ini ibarat rasanya ibu saya yg digituin ..
ReplyDeletesalam kenal teh :)
@ Ratna Amalia : betul mba, kita harus sering belajar empati kepada org lain
ReplyDelete@ pipitpusayi : makasih Pipit. Makasih juga sudah mampir :)
ReplyDeletePerbanyak stok sabar mbak.
ReplyDeleteSemoga ada jalan keluar untuk masalahnya :)
kalau bahasa Germannya legowo mbak, pasrahkan sama ALloh pasti enteng :)
ReplyDelete@ Linda Leenk : iya mba, makasih :)
ReplyDelete@ hana sugiharti : hehehe... iya legowo :)
ReplyDeleteSuka, duka , gembira , termasuk kecewa adalah sebagian dari sifat dasar Manusia. Ini adalah hal yang manusiawi
ReplyDeletemudha-mudahan diberikan kesabaran ya
ReplyDelete@ Asep Haryono : iya, betul. Makasih sudah mampir :)
ReplyDelete@ Lidya - Mama Cal-Vin : Makasih mba Lid...
ReplyDelete