Pernah panik gara-gara sudah beberapa hari anak kita belum BAB? saya pernah. Itu terjadi ketika Farras, anak pertama saya masih bayi berusia 4 bulan. Saat itu, sudah sekitar 5 hari Farras tidak BAB. Saya dan suami saya panik. Kenapa Farras belum BAB, ada apa ya? Apa ada yang salah pada pencernaannya? Saya bertanya-tanya pada diri sendiri. Akhirnya, daripada pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak tidak terjawab, saya dan suami saya membawa Farras ke dokter anak. Tidak ada jawaban yang memuaskan dari dokter dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala saya. Parahnya lagi, kami diberi obat pencahar oleh sang dokter. Saya dan suami jadi semakin bingung, memangnya Farras susah BAB, sehingga harus diberi obat pencahar? Karena yang saya lihat, tidak ada tanda-tanda Farras susah BAB, atau ketika mau BAB Farras mengejan keras tapi BAB tidak keluar. Tidak ada tanda-tanda seperti itu pada Farras. Sementara yang saya tahu, obat pencahar itu untuk orang yang susah BAB. Saya dan suami sepakat, tidak akan memberikan obat pencahar itu pada Farras. Dan Alhamdulillah keputusan saya dan suami benar untuk tidak memberikan obat pencahar itu. Keesokan harinya, tepat hari ke 6, Farras BAB. Saya lihat tinjanya. Tidak ada yang aneh atau tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Warna dan baunya menunjukkan bahwa tinja Farras baik-baik saja. Tapi kenapa ya, kok setelah 6 hari Farras baru bisa BAB? Ternyata, ASI yang Farras minum (saya hanya memberikan ASI pada Farras), terserap semuanya (tanpa ampas) oleh sistem pencernaan Farras. Sehingga, bagaimana mau BAB, kalau ASI yang Farras minum tidak berampas. Jadi ASI yang Farras minum terserap sempurna.
Lain lagi cerita dari Fayda, anak kedua saya yang berusia 3 tahun. Beberapa bulan yang lalu, Fayda sempat susah BAB. Kalau mau BAB, mengejan kuat sampai keringatan. Kasihan saya melihatnya. Saya elus-elus perutnya, sambil membisikkan kata-kata semangat supaya Fayda sabar. Setelah lumayan lama Fayda berjuang untuk bisa mengeluarkan BABnya, akhirnya Fayda terlihat lega. Saya lihat tinjanya, memang keras. Saya ingat-ingat lagi, Fayda makan apa, sehingga BAB nya bisa keras. Setelah beberapa hari lewat, terulang kembali peristiwa Fayda susah BAB, kali ini saya tidak membawa Fayda ke dokter, atau memberi obat. Karena saya fikir, pasti ada yang salah pada makanan Fayda. Setelah ditelusuri, ternyata memang dari makanan. Saya perhatikan, jika Fayda makan cokelat, pasti BABnya keras. Akhirnya saya mengambil kesimpulan Fayda tidak bisa makan cokelat, karena kalau makan cokelat, pasti BABnya keras. Setelah saya jauhkan cokelat dari hidup Fayda (untuk saat ini), BAB Fayda tidak pernah keras lagi, Fayda tidak pernah kesulitan dalam BAB lagi. Dan Fayda pun terus kami beritahu, untuk tidak makan cokelat, karena khawatir BABnya keras, dan sepertinya Fayda mengerti. Mungkin Fayda juga memang tidak mau lagi terjadi kalau BAB harus mengejan dengan keras. Sementara kakaknya, Farras saya wanti-wanti untuk tidak memakan cokelat di depan adiknya. Karena cokelat adalah makanan favorit anak-anak. Siapa yang tidak tergiur melihat cokelat?
untung ga di kasih makan Rabeg... aku mau coklatnya teh... hihihi
ReplyDeleteweh,baru tau mbk hehehe..gara2 cokelat ya hehe
ReplyDeleteYah udah, coklatnya kasih aku aja mbak :)
ReplyDeleteTapi makasih untuk infonya yah mbak, mungkin kalau entar aku punya anak juga, aku akan perhatiin juga hubungan antara obat dengan pencernaannya
@ Topics : hahaha... rabeg lagi rabeg lagi, untung yang ini bukan GA lagi :)
ReplyDelete@ Hanna : setiap anak memang berbeda dlm hal mencerna makanan. Dan anak saya, sepertinya tdk bisa mencerna cokelat dgn baik, sehingga keraslah tinjanya.
ReplyDelete@ f4dLy :): daripada ngasih ke Fadly, mending kasih ke Farras deh, wkwkwkwk....
ReplyDeleteDzaky pernah juga seperti itu. Beberapa kali malah, pas saya perhatikan, hal itu terjadi karena Dzaky kurang makan sayur dan minum air putih. Memang waktu itu Dzaky lg susah makan sayur, minum juga ga bisa dipaksa..
ReplyDeleteBetul Bunda Dzaky, kadang karena kurang konsumsi buah, sayur dan air putih juga bisa bikin BAB susah. Tapi kali ini, anak saya susah BAB nya karena makan cokelat.
ReplyDeletekalo Rafi, sulungku kalo makan coklat, BABnya malah jadi cair..menci2 gitu..beda2 ya toleransi perutnya tiap anak..
ReplyDeleteIya ya, Bunda, tiap anak memang berbeda
ReplyDeleteMba Santi...ketika Faiz susah BAB, aku ulurkan tanganku untuk dipegang faiz, kemudian aku memberi kata-kata mujarab "Faiz...kamu pasti bisaaa" dan setelah usai...aku bilang ke Faiz "Iz, makan sayuran yang banyak, air putih biaaaar...BABnya lancar, enggak sakit...hihii"
ReplyDeleteIya betul mba Astin, saya pun begitu, dan tentunya utk Fayda hindari cokelat hehehe
ReplyDeletewaktu Fauzan masih ASI, pernah juga ngga BAB beberapa hari, tapi ngga panik karena sudah tau sebelumnya tentang ASI yang diserap seluruhnya.
ReplyDeleteNah, saat balita pernah juga susah BAB, kasian kalo di kasih obat pencahar. Alhamdulillah dia mau minum jus pepaya, obat mujarab buat Fauzan supaya gampang BAB.
@ dey : pepaya memang manjur utk yang susah BAB ya teh..
ReplyDeleteKhanza juga pernah susah BAB mbak, kasian ya liat anak kecil ngeden2 gitu. Dan bener emang karna pola makannya lagi kaco. Dia lagi males minum air putih dan terlalu banyak minum susu saat itu. Jadi kurang cairan.
ReplyDelete@ UuL : betul mba, air putih itu mujarab bahkan utk anak kecil :)
ReplyDeleteSetinggi apapun ilmu agamamu, kau akan tetap sulit melangkah jika hatimu penuh dengan kerapuhan Obat Sipilis Di Apotik Ampuh
ReplyDelete