Ramadhan Tanpa Apa

14 tahun sudah saya tidak merasakan kebersamaan Ramadhan bersama Apa (sebutan Ayah/Bapak) saya. Apa meninggal tahun 1999 pada bulan Sya'ban, bulan sebelum Ramadhan, jadi Apa tidak bisa ikut merasakan Ramadhan tahun 1999. Masih terbayang jelas, ketika di bulan Sya'ban itu Apa masuk rumah sakit selama 10 hari dan tidak tertolong lagi. Membayangkan dan mengingatnya lagi, membuat mata saya basah. Belum sempat saya mengucapkan maaf dan terima kasih saya pada Apa, Allah memanggilnya. Semoga semua amal ibadah Apa diterima di sisi Allah SWT. Dan Apa mendapatkan tempat terbaik di sisi Nya. Aamiin Ya Allah, Aamiin.

Kami adalah 7 bersaudara, saya anak paling besar denga 6 adik. Pengalaman Ramadhan bersama Apa adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan (saya yakin, adik-adik saya pun demikian). Sedari kecil kami sudah dikenalkan dengan puasa di bulan Ramadhan, walaupun ketika memulai belajar puasa, kami seringkali merengek lapar, minta makan pada Mama kami.

Apa lah yang mengajarkan niat berpuasa dan niat berbuka puasa pada kami, anak-anaknya (berikut artinya lho...). Setelah selesai sahur, kami dituntun untuk membaca niat sahur oleh Apa kami (itu pula yang saya ajarkan pada Farras, anak saya dan sekarang Farras sudah hapal niat puasa). Begitu juga dengan berbuka puasa. Jika waktu berbuka puasa sudah datang, maka Apa siap-siap menengadahkan tangannya mengImami membaca do'a berbuka puasa di depan meja makan, dan kami pun ikut menengadahkan tangan mengAminkan.

Jika Apa tidak keburu sholat Tarawih di Masjid, maka pasti Apa akan menyuruh anak-anaknya untuk mengambil Wudhu dan bersiap-siap sholat Isya dilanjut sholat Tarawih bersama di rumah. Kalau sudah begitu, biasanya kami akan lemes duluan. hehehe... Gimana gak lemes, kalau Imam nya Apa, pasti bacaan sholatnya lamaaa... dan 23 rakaat pula :) Jadi daripada sholat berjamaah di rumah dengan Imam Apa, lebih baik sholat di Masjid, atau sholat sendiri di rumah (pssstt.. sholat sendiri di rumah kan, bisa 11 rakaat) hehehehe.... (Maaf ya, Apa, tapi sekarang tidak seperti itu lagi, kok... ^-^). Tapi pernah juga ketika sholat di Masjid, ternyata Imam nya Apa, kalau sudah begini, tidak bisa berkutik lagi deh, heuheuheu...

Buka puasa Apa tidak pernah yang macam-macam. Begitu suara Adzan Maghrib berkumandang, setelah berdo'a, maka Apa langsung minum, dan makan beberapa buah kolak (1 mangkuk tidak dihabiskan dulu), lalu Apa sholat Maghrib (sholat Maghribnya pun lama), setelah itu baru kolaknya dihabiskan, dan makan besar Apa adalah setelah sholat Tarawih.

Jika Apa Tadarusan, dari setelah sholat Ashar, hingga hampir Maghrib menjelang. saya pernah berfikir, kok Apa kuat amat ya, Tadarusannya sampai lama gitu, saya aja, sebentar udah gak kuat, gak kuat nahan laper qiqiqiqi...  (dasar aja saya nya yang males ya... hehehe...)

Pengalaman menjalankan ibadah puasa bersama Apa adalah pengalaman yang menyenangkan, pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan. Jika Ramadhan datang, saya selalu rindu Apa, rindu kebersamaan Ramadhan dengan Apa. Jika di Surga ada Ramadhan, mudah-mudahan kami bisa berkumpul lagi bersama Apa (tentunya dengan tambahan keluarga dari anak-anak Apa, sehingga jadi tambah banyak dan ramai) di Surga. Aamiin.

Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka Ramadhan Giveaway dipersembahkan oleh Zaira Al ameera, Thamrin City blok E7 No. 23 Jakarta Pusat