credit
Farras akhir-akhir ini lagi senang-senangnya membangkang. Apapun yang dikatakan saya dan suami saya, pasti ditolak, pasti akan melakukan kebalikannya. Saya dan suami saya sampai bingung. Apa yang salah pada kami dalam hal mendidik Farras? Tapi setelah saya perhatikan, sepertinya sikap Farras yang tidak nurut ini karena kelamaan/kebanyakan main. Jika sudah main bersama teman-temannya, Farras akan kurang terkendali. Apakah saya harus menghentikan acara main Farras? Sepertinya tidak adil banget ya? Sementara Fayda pasti akan ikut-ikutan kakaknya. Fayda adalah 'follower' Farras. Apapun yang Farras katakan dan perbuat, pasti akan ditiru Fayda. Karena kebingungan saya, saya sampai browsing di internet, kalau ada Tabloid yang temanya tentang anak yang suka membangkang/tidak nurut, saya pasti beli dan baca. Terakhir saya baca di salah satu Tabloid tentang tekhnik Hipnosis. Yaitu suatu tehnik memberikan afirmasi positif ketika anak dalam keadaan tidak sadar baca : tidur. Kondisi tidurnya adalah pada kondisi gelombang teta (otot-otot wajah tampak relaks). Goyangkan badannya dan panggil namanya dengan suara perlahan. Jika anak menjawab dengan suara lemah, atau hanya mengangguk, berarti ia dalam kondisi teta dan siap diberi sugesti. Berikan sentuhan dan ucapkan : "Adek/Kakak, mulai besok dan seterusnya, Adek/Kakak menurut kata-kata Ibu/Mama, ya?"
Sebetulnya afirmasi positif/kalimat positif sering kami berikan pada anak-anak kami. Tapi kok, sepertinya belum berhasil pada Farras ya? Maka saya ingin mencoba tehnik Hipnosis ini. Baru satu kali saya mencobanya pada Farras dan Fayda. Pada Fayda, ketika dalam kondisi tidur saya panggil namanya : "Fayda..." Fayda menjawab (mata masih terpejam) : " Hhhhh....." Berarti Fayda mendengar suara saya, batin saya. Saya meneruskan 'serangan' saya : "Fayda nurut sama Ayah dan Ibu ya?" Eh ternyata Fayda mengangguk. Saya ulangi lagi, Fayda pun mengangguk lagi :)
Lalu saya coba pada Farras : "Farras..." Farras malah menangkis. Eits... untung gak kena muka saya hehehe... Saya lanjutkan : "Farras nurut sama Ayah dan Ibu ya?" Farras langsung menjawab : "Enggak."
Heh... enggak? Saya ulangi lagi. Jawabannya masih sama. "Enggak." Ya ampun Farras... terus Ibu mesti gimana lagi nih, Farras? Tapi saya akan terus melanjutkan aksi saya tersebut :) Semoga nanti berakhir sesuai harapan. Tetap semangat dan terus lanjut :)
Oh iya lupa... :) Sebelum anak-anak tidur, saya sempat mendongengkan cerita tentang Burung Pipit, karena memang saya janji pada Fayda, untuk bercerita tentang Burung Pipit, disamping itu supaya Farras dan Fayda bisa cepat tidur agar esoknya tidak bangun kesiangan.
Di suatu hutan tinggallah satu keluarga Burung Pipit. Di dalam keluarga itu ada Ayah, Ibu, Kakak dan Adik. Kakaknya bernama Piti dan Adiknya bernama Puti.
Piti mengajak Puti bermain di luar. "Puti, kita bermain di luar yuk.... sepertinya cuaca sedang cerah. Enak nih, kalo kita terbang tinggi... dan terbang yang jauh." Ajak Piti.
"Enggak ah... aku gak mau. Aku takut dimarahi Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu kan, sudah memberi tahu kita, supaya jangan bermain di luar kalau Ayah dan Ibu tidak ada di rumah. Mainnya di dalam rumah saja." Jawab Puti.
"Eh... dasar penakut. Kita bermain di luar, nanti sebelum Ayah dan Ibu datang, kita pulang duluan. Jadi kan, gak ketahuan Ayah dan Ibu kalau kita main di luar." Ajak Piti lagi.
"Enggak mau, pokoknya aku mau nurut sama nasihat Ayah dan Ibu." Jawab Puti lagi.
"Ya sudah kalau gak mau. Aku saja yang bermain di luar bersama teman-teman yang lain. Aku akan terbang tinggi dan jauh. Ah... enaknya menghirup udara di angkasa tinggi." Piti menggoda Adiknya.
Karena tidak berhasil menggoda Adiknya, akhirnya Piti pun keluar rumah, dia bermain bersama teman-temannya. Tanpa Piti sadari, dia bermain dan terbang sudah cukup jauh dari rumahnya. Piti ternyata keasyikan bermain. Ketika Piti sadar, hari sudah menjelang malam, perut Piti sudah mulai merasa lapar. Dia kaget, ternyata malam sudah menghampiri, dan lebih kaget lagi, Piti tidak tahu arah jalan pulang, sementara perut Piti tidak bisa diajak kompromi. Piti mencoba mencari jalan lagi untuk sampai di rumahnya, tapi semakin dia terbang, sepertinya malah semakin jauh. Piti pun putus asa. Piti kelelahan. Dan Piti pun menangis. "Hu...hu...hu... Ibu, Ayah, Piti ingin pulang, Piti tersesat. Ayah, Ibu, tolong Piti." Piti menagis sesegukan.
Sebetulnya afirmasi positif/kalimat positif sering kami berikan pada anak-anak kami. Tapi kok, sepertinya belum berhasil pada Farras ya? Maka saya ingin mencoba tehnik Hipnosis ini. Baru satu kali saya mencobanya pada Farras dan Fayda. Pada Fayda, ketika dalam kondisi tidur saya panggil namanya : "Fayda..." Fayda menjawab (mata masih terpejam) : " Hhhhh....." Berarti Fayda mendengar suara saya, batin saya. Saya meneruskan 'serangan' saya : "Fayda nurut sama Ayah dan Ibu ya?" Eh ternyata Fayda mengangguk. Saya ulangi lagi, Fayda pun mengangguk lagi :)
Lalu saya coba pada Farras : "Farras..." Farras malah menangkis. Eits... untung gak kena muka saya hehehe... Saya lanjutkan : "Farras nurut sama Ayah dan Ibu ya?" Farras langsung menjawab : "Enggak."
Heh... enggak? Saya ulangi lagi. Jawabannya masih sama. "Enggak." Ya ampun Farras... terus Ibu mesti gimana lagi nih, Farras? Tapi saya akan terus melanjutkan aksi saya tersebut :) Semoga nanti berakhir sesuai harapan. Tetap semangat dan terus lanjut :)
Oh iya lupa... :) Sebelum anak-anak tidur, saya sempat mendongengkan cerita tentang Burung Pipit, karena memang saya janji pada Fayda, untuk bercerita tentang Burung Pipit, disamping itu supaya Farras dan Fayda bisa cepat tidur agar esoknya tidak bangun kesiangan.
Di suatu hutan tinggallah satu keluarga Burung Pipit. Di dalam keluarga itu ada Ayah, Ibu, Kakak dan Adik. Kakaknya bernama Piti dan Adiknya bernama Puti.
Piti mengajak Puti bermain di luar. "Puti, kita bermain di luar yuk.... sepertinya cuaca sedang cerah. Enak nih, kalo kita terbang tinggi... dan terbang yang jauh." Ajak Piti.
"Enggak ah... aku gak mau. Aku takut dimarahi Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu kan, sudah memberi tahu kita, supaya jangan bermain di luar kalau Ayah dan Ibu tidak ada di rumah. Mainnya di dalam rumah saja." Jawab Puti.
"Eh... dasar penakut. Kita bermain di luar, nanti sebelum Ayah dan Ibu datang, kita pulang duluan. Jadi kan, gak ketahuan Ayah dan Ibu kalau kita main di luar." Ajak Piti lagi.
"Enggak mau, pokoknya aku mau nurut sama nasihat Ayah dan Ibu." Jawab Puti lagi.
"Ya sudah kalau gak mau. Aku saja yang bermain di luar bersama teman-teman yang lain. Aku akan terbang tinggi dan jauh. Ah... enaknya menghirup udara di angkasa tinggi." Piti menggoda Adiknya.
Karena tidak berhasil menggoda Adiknya, akhirnya Piti pun keluar rumah, dia bermain bersama teman-temannya. Tanpa Piti sadari, dia bermain dan terbang sudah cukup jauh dari rumahnya. Piti ternyata keasyikan bermain. Ketika Piti sadar, hari sudah menjelang malam, perut Piti sudah mulai merasa lapar. Dia kaget, ternyata malam sudah menghampiri, dan lebih kaget lagi, Piti tidak tahu arah jalan pulang, sementara perut Piti tidak bisa diajak kompromi. Piti mencoba mencari jalan lagi untuk sampai di rumahnya, tapi semakin dia terbang, sepertinya malah semakin jauh. Piti pun putus asa. Piti kelelahan. Dan Piti pun menangis. "Hu...hu...hu... Ibu, Ayah, Piti ingin pulang, Piti tersesat. Ayah, Ibu, tolong Piti." Piti menagis sesegukan.
Sementara di rumah Piti, Ayah dan Ibu sedang kebingungan karena mendapati Piti tidak ada di rumah dan sampai malam begini belum pulang juga. Akhirnya Ayah dan Ibu Piti mengambil keputusan untuk mencari Piti. "Puti, kamu tinggal di rumah ya, Ayah dan Ibu mau mencari Kakakmu, Piti." Perintah Ibunya.
"Iya Bu, Puti akan di rumah saja sampai Ayah dan Ibu juga Kakak datang." Jawab Puti.
Dan Ayah, Ibu pun mencari Piti. "Piti........ Piti....." Teriak Ibu Piti memanggil-manggil nama Piti, berharap Piti mendengar panggilan ibunya. Tapi tidak ada jawaban. Ibu Piti mengulangi lagi memanggil-manggil nama Piti. Begitu terus sampai suara Ibu Piti serak. Namun sudah sekian lama Ayah dan Ibu mencari dan memanggil-manggil nama Piti, Piti belum ditemukan juga. "Piti dimana kamu Nak...." Gumam Ibu Piti sedih. Sekali lagi Ibu dan Ayah berteriak memanggil nama Piti : "Piti... Piti... Piti... dimana kamu Piti. Ini Ayah dan Ibu."
Dan Ayah, Ibu pun mencari Piti. "Piti........ Piti....." Teriak Ibu Piti memanggil-manggil nama Piti, berharap Piti mendengar panggilan ibunya. Tapi tidak ada jawaban. Ibu Piti mengulangi lagi memanggil-manggil nama Piti. Begitu terus sampai suara Ibu Piti serak. Namun sudah sekian lama Ayah dan Ibu mencari dan memanggil-manggil nama Piti, Piti belum ditemukan juga. "Piti dimana kamu Nak...." Gumam Ibu Piti sedih. Sekali lagi Ibu dan Ayah berteriak memanggil nama Piti : "Piti... Piti... Piti... dimana kamu Piti. Ini Ayah dan Ibu."
Tak jauh dari situ, Piti mendengar suara yang memanggil-manggil namanya. "Sepertinya itu suara Ayah dan Ibu. Ayah... Ibu... Piti disini." Teriak Piti.
Ayah dan Ibu mendekati asal suara. Ternyata benar, Piti ada disitu sedang duduk lemas. "Piti...." Teriak sang Ibu sambil menghampiri Piti dan memeluk Piti. "Piti, kamu tidak apa-apa Nak?" Tanya Ibu.
"Aku gak apa-apa Bu." Jawab Piti sambil menangis. "Maafin Piti ya Bu, Piti sudah tidak nurut sama Ayah dan Ibu, Piti malah pergi main di luar dan pergi jauh." Piti meminta maaf sambil terus menangis.
"Iya... Ayah Ibu maafkan. Tapi jangan diulangi lagi ya..." Kata Ayahnya.
"Iya Ayah, Piti tidak akan mengulanginya lagi." Jawab Piti lagi.
"Kalau begitu, kita sekarang pulang ya.. kasihan Puti sendirian di rumah." Kata Ibunya.
Akhirnya mereka bertiga pun pulang ke rumahnya.
Dan tidak lama, Farras dan Fayda pun terlelap :)
Semoga Farras dan Fayda (terutama Farras) bisa memaknai dongeng tentang Burung Pipit ini.
Ayah dan Ibu mendekati asal suara. Ternyata benar, Piti ada disitu sedang duduk lemas. "Piti...." Teriak sang Ibu sambil menghampiri Piti dan memeluk Piti. "Piti, kamu tidak apa-apa Nak?" Tanya Ibu.
"Aku gak apa-apa Bu." Jawab Piti sambil menangis. "Maafin Piti ya Bu, Piti sudah tidak nurut sama Ayah dan Ibu, Piti malah pergi main di luar dan pergi jauh." Piti meminta maaf sambil terus menangis.
"Iya... Ayah Ibu maafkan. Tapi jangan diulangi lagi ya..." Kata Ayahnya.
"Iya Ayah, Piti tidak akan mengulanginya lagi." Jawab Piti lagi.
"Kalau begitu, kita sekarang pulang ya.. kasihan Puti sendirian di rumah." Kata Ibunya.
Akhirnya mereka bertiga pun pulang ke rumahnya.
Dan tidak lama, Farras dan Fayda pun terlelap :)
Semoga Farras dan Fayda (terutama Farras) bisa memaknai dongeng tentang Burung Pipit ini.
wah .. tidurnya lelap naget ya mbak habis didongengin :)
ReplyDeletebtw, maaf ya mbak baru bisa berkomentar, kapan lalu itu aku nggak bisa menemukan kotak kolomnya jd nggak tahu mau ngetik ke mana, mungkin krn komputerku mbak, krn di byk blog lain berbasis blogspot bisa. Hari ini Alhamdulialh muncul kotak kolomnya :)
dongeng itu penting buat anak-anak
ReplyDeleteSaya baru tau tentang teknik Hipnosis, semoga sukses dengan tekniknya mbak dewi...liat tidurnya farras sama fayda kayaknya tenang dan damai banget, oh ya salam kenal mbak :)
ReplyDeletekayaknya saya juga mau praktek teknik hipnosisnya mbak,
ReplyDeleteKita Semangat! :D
Semoga Farrasnya mengganti jawaban "enggak" nya dengan "Iya" :D
Oalah itu tidurnya kok nungging mbak...? hehehe... Lucu amat.
ReplyDeleteTapi apa gak sesak tuh nafasnya kalo tidur spt itu mbak?
Setiap anak akan melalui fase membangkang ini mbak... semoga saja fase ini akan segera terlewati oleh Farras, sehingga Ibunya gak perlu cemas lebih lama lagi :)
ReplyDeleteNamanya juga anak-anak sob.
ReplyDeleteAku sudah mempraktekan hipnoparenting sejak dulu mbak.. Sejak dzaky belum satu tahun, kebanyak sih berhasil.. Tapi ada jug asaat dimana itu kurang berhasil, enggak tau kenapa...
ReplyDeleteDzaky juga sempat begitu mbak, membangkang terus, sampai aku sama suami bilang, salah apa ya kita dalam mendidik Dzaky.. Akhirnya aku tambah porsi bermain aku dan suami dengan Dzaky. Setiap dia ingin melakukan apa, kami biarkan asal tidak membahayakan dan kita buat kesepakatan bersama.. Dan taraaa berhasil lo.. Mungkin anak itu butuh diberi kesempatan untuk menentukan sikapnya dan konsekuensi yang akan dia ambil... Semoga Farras selalu menjadi anak yang penurut kpd Ibu dan ayahnya ya.. Aamiinn
kmarin kerbau sekarang burung cerdas teh haha.. moga aja mereka bisa paham ^_^
ReplyDeleteMba, dongeng burung pipitnya aku copy ya, buat dongengin Raihan. Selama ini suka tiba-tiba bingung kalau mau mulai dongeng, dongeng apa ya yang sederhanan tapi mudah dimengerti..
ReplyDeleteTerimakasih sebelumnya... :)
gile tdurnya lelap gitu......
ReplyDeleteoh ya, saya sedang mengikuti lomba, mohon dukungan untuk like, komentar, atau bisa share foto saya disini terima kasih
Ehm, kapan yah saya bisa melakukan hal ini??
ReplyDelete@ duniaely : iya ga pa-pa mba Ely. Makasih ya... :)
ReplyDelete@ Lidya - Mama Cal-Vin : iya betul mba, makanya saya sebisa mungkin kalo anak2 mau tidur, saya dongengkan dulu. Kalo keabisan ide, saya baca buku dongeng :)
ReplyDelete@ wina adam : iya mba, saya baru nyoba beberapa kali tehnik hipnosis ini kepada anak2. Salam kenal kembali :)
ReplyDelete@ Rini Uzegan : Ayo semangat! Aamiin. Semoga ya mba, makasih :)
ReplyDelete@ catatan kecilku : nunggingnya cuma sebentar kok hehehe...
ReplyDeleteGak tau nih, kok bisa2nya tidur posisinya nungging, makanya saya langsung foto :)
@ the others : Aamiin. Semoga ya, mba... soalnya stres saya mba :)
ReplyDelete@ HP Yitno : iya sih... :) cuma saya nya jadi stres hehehe
ReplyDelete@ Bunda Dzaky : Aamiin. Semoga ya mba.. makasih :)
ReplyDelete@ Topics : untung gak minta dongeng kerbau lagi hehehe... makasih :)
ReplyDelete@ haafidhanita : silahkan mba... :)
ReplyDelete@ Mas Huda : oke nanti saya mampir :)
ReplyDelete@ yanuar catur : InsyaAllah nanti juga akan ada waktunya :)
ReplyDeleteFayda tidurnya lucu bgt :D
ReplyDeleteFaras sedang mengalami salah satu fase perkembangan emosional .... Itu hal yang wajar, mbak...... Yang kita lakukan bersikap sabar dan bijak..
ReplyDelete@ Keke Naima : :P
ReplyDelete@ Hariyanti Sukma : sepertinya begitu ya, mba...
Kalo memang ini adalah fase, pengen cepat berlalu fase ini, stres sayanya :)
Waw, Bu Santi ternyata bisa hipnotis! Mau dong dihipnotis ama Ibu! Hehe.. Btw smoga Faras dan Fayda jadi anak yg berbakti ama ortunya .. ;-)
ReplyDelete@ eksak : Hehehe....
ReplyDeleteAamiin. Makasih ya...
eh.. gaya tidurnya fayda kok lucu ? hehehe..
ReplyDeleteAamiin...semoga Farras (dan jg Fayda) jadi anak2 yg nurut sm ortu ya mbak
ReplyDelete@ Nely : :D
ReplyDelete@ Orin : Aamiin... Makasih mba Orin :)