Tingkat korupsi di negara kita, sepertinya sudah sangat memprihatinkan. Orang-orang yang sangat mengerti agama, maupun yang tingkat pengertian agamanya biasa-biasa saja, saling berlomba dalam hal kemaksiatan yang sangat merugikan bangsa dan negara. Mental yang sangat bobrok yang dimiliki para pejabat yang ingin memiliki kesenangan dunia semata. Padahal sudah jelas-jelas Allah SWT sangat melarang dan mengharamkan praktek korupsi. Seperti yang termaktub dalam Al-Qur'anul Karim.
“Tidak
mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa
yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan
datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan
diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal,
sedang mereka tidak dianiaya.” ( Ali Imran : 161 )
"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui."(Al Baqarah : 188)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (Al-Anfal : 27)
“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (Al-Baqarah :
42)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa : 29)
Dan juga Hadist Rasulullah SAW :
Di sebuah hadis disebutkan,
Rasulullah SAW melaknat orang yang menyuap, yang menerima suap dan yang menjadi
perantara.” (H.R. Ahmad dan Hakim).
Dalam sebuah kesempatan,
Rasulullah SAW pernah mengutus Abdullah bin Rawahah ke tempat orang Yahudi
untuk menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarnya, kemudian mereka
menyodorkan sejumlah uang. Maka kata Abdullah kepada orang-orang Yahudi itu: “Suap yang kamu sodorkan kepadaku itu adalah
haram. Oleh karena itu kami tidak akan menerimanya.” (H.R. Malik).
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melaknat
orang yang memberi suap dan yang menerima suap”.
عن ثوبان قال : Ù„َعَÙ†َ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ
ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ الرَّاشِÙŠَ ÙˆَالْÙ…ُرْتَØ´ِÙŠَ ÙˆَالرَّائِØ´َ ÙŠَعْÙ†ِÙŠ الَّØ°ِÙŠ ÙŠَÙ…ْØ´ِÙŠ
بَÙŠْÙ†َÙ‡ُÙ…َا
Dan diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu
anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat
pemberi suap, penerima suap, dan perantaranya.”
Dalil
Ijma’ Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam mengatakan,
“Suap menyuap termasuk dosa besar karena Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam melaknat orang yang menyuap dan yang menerima suap,
sedangkan laknat tidaklah terjadi kecuali pada dosa-dosa besar. ”
Sudah sangat jelas dari uraian
diatas bahwa yang namanya korupsi, suap menyuap, sogok menyogok adalah haram
dan dilaknat. Tapi sayangnya, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya
beragama Islam, tingkat korupsinya sungguh sangat mengkhawatirkan. Tingkat
korupsi di Indonesia menduduki tingkat kedua dunia setelah China dari perkembangannya selama setahun ini (dari tahun 2012 - 2013). Woww!! Mulai
dari orang-orang yang tingkat pemahaman agamanya tinggi, sampai yang ilmu
agamanya biasa saja, berlomba-lomba untuk korupsi bersama-sama. Dimanakah ilmu
agama yang mereka punya, mengapa tidak digunakan ketika kesilauan dunia
menghadang mereka? Jika kita menempatkan
harta, tahta dan wanita tidak pada tempat sewajarnya, akan membawa bencana.
Lihatlah para koruptor itu, mereka mendapatkan harta haram dari hasil
korupsinya pasti di belakangnya ada wanita selain istri sahnya yang mengikuti.
Setelah kasus korupsi mereka merebak, maka akan merebak pula nama-nama wanita
lain selain nama istrinya. Menyedihkan bukan? Mengapa moral bangsa ini, harus
ternodai oleh tingkah-tingkah para koruptor yang amoral? Mereka memiliki anak,
yang mana anak adalah generasi penerus bangsa. Lalu bagaimana dengan anak mereka
yang noatebene adalah generasi penerus bangsa, jika orangtua mereka adalah para
koruptor yang sudah jelas-jelas bukan generasi yang baik? Apakah anak-anak
mereka pun akan menjadi generasi penerus bangsa yang tidak baik pula? Apakah
lingkaran setan akan selalu mengelilingi mereka? Na’udubillahimindzalik. Semoga
tidak ya….
Sebagai orang tua, sebagai keluarga Muslim yang ingin
memiliki anak sebagai generasi penerus bangsa yang baik, yang bermoral tinggi,
yang bermental baja, tentu saya seorang ibu dari anak-anak, sebagai madrasah buat
anak-anak, menekankan akan pentingnya JUJUR.
Itu adalah pondasi penting dan utama dalam mendidik anak-anak supaya menjadi
generasi anti korup. Menanamkan kejujuran sejak dini pada anak adalah langkah
penting kami yang harus terus diasah dan terus ditekankan pada anak. InsyaAllah
dengan bekal kejujuran, anak-anak akan terhindar dari bahaya laten korupsi yang
semakin merebak ini. Dan dengan modal kejujuran, akan membawa anak-anak pada
generasi penerus bangsa yang memiliki moral yang tinggi, yang akan membawa
harum nama bangsa dan negara.
Salah satu hal yang kami tekankan
pada anak-anak untuk selalu berlaku jujur adalah tidak menyontek pada saat ulangan di sekolah. Kami selaku orang tua
selalu mendogma anak-anak untuk tidak menyontek, jangan pernah ingin mencoba
menyontek, karena dengan sekali mencoba, pasti akan ketagihan. Dengan
menyontek, akan melahirkan generasi pemalas, generasi pembohong dan generasi
korup. Alhamdulillah dengan adanya dogma ini, anak kami tidak pernah sekalipun
menyontek, dia akan mengerjakan semuanya dengan kemampuan yang dia miliki. Jika
memang tidak bisa, ya… kerjakan sebisanya, tidak pernah tengok kanan kiri. Persiapkan
diri sebaik mungkin ketika akan menhadapi ulangan/ujian. Menyontek adalah hal yang kelihatannya sepele, tapi sebenarnya
akan berdampak besar untuk perkembangan anak.
Jika di semua sekolah menekankan
akan pentingnya tidak menyontek pada saat ulangan/ujian,
InsyaAllah tingkat korupsi di negara kita untuk tahun-tahun berikutnya akan
berkurang. Karena dengan tidak menyontek, secara tidak langsung anak-anak
diajarkan untuk berlaku jujur. Dan jika anak sudah menerapkan kejujuran pada
tingkat teratas, InsyaAllah tidak akan terseret pada arus korupsi nantinya.
Rasulullah SAW bersabda :
“Wajib atas kalian untuk jujur, sebab jujur itu akan membawa
kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke sorga, begitu pula seseorang
senantiasa jujur dan memperhatikan kejujuran, sehingga akan termaktub di sisi
Allah atas kejujurannya.
Sebaliknya, janganlah
berdusta, sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan akan membewa
ke neraka, seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan kedustaannya,
sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR.
Bukhari-Muslim dari Ibnu Mas’ud)
Jika kita perhatikan, seorang
koruptor pasti akan selalu berbohong/berdusta dalam menjalani kehidupannya. Tak
pelak mereka, para koruptor yang telah tertangkap KPK, dalam memberikan
kesaksiannya maupun keterangannya, pasti akan banyak bohongnya daripada jujurnyanya.
Jadi sudah dapat dipastikan mereka yang korupsi, pasti juga adalah pembohong.
Oleh karena itu dampak korupsi memang sangat besar. Manusia-manusia koruptor,
mereka adalah lemah iman walaupun berilmu agama. Penanaman kejujuran pada
anak-anak sedini mungkin, adalah hal yang sangat penting dan hal yang sangat
mendasar dalam pembentukan karakter generasi penerus bangsa yang anti korupsi.
Oleh karena itu, saya mendukung gerakan Muslim Anti Korupsi yang diselenggarakan oleh PPM Aswaja.
Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes blog “Muslim Anti Korupsi” yang diselenggarakan oleh Aswaja
Gerakan Anti Korupsi ini juga didukung oleh :
Website resmi Nahdlatul Ulama www.nu.or.id
Media Muslim Terbaik www.muslimedianews.com
Media dakwah Islam terdepan www.cyberdakwah.com
Info & belajar Islam terkini www.islam-institute.com
Searh Engine Islam Tepercaya www.aswajanu.com
Website resmi Nahdlatul Ulama www.nu.or.id
Media Muslim Terbaik www.muslimedianews.com
Media dakwah Islam terdepan www.cyberdakwah.com
Info & belajar Islam terkini www.islam-institute.com
Searh Engine Islam Tepercaya www.aswajanu.com
alhamdulilah g pernah nyontek,cuma sering banget lihat temen nyontek hehe
ReplyDeleteAlhamdulillah :D
DeleteMantap Teh.. Semoga farraz dan fayda menjadi pribadi2 yang jujur bersahaja
ReplyDeleteAamiin. Makasih Om.. :D
Deleteberawal dari sikap jujur mudah2an tidak ada korupsi
ReplyDeleteBerita koruptor semakin kesini semakin ngeri ya, Mba.
ReplyDeleteSemoga anak2nya kelak menjadi anak yang sholeh-sholehah, ya. Tak eknal contek2! .:)
Aamiin... Alhamdulillah tante Idah, sampe sekarang Farras gak kenal sama yg namanya contek menyontek :)
Deletenyontek itu termasuk curang, jd ingat hadits..,
ReplyDelete"Man ghasyanaa falaysa minnaa" yang artinya "Barangsiapa mencurangi kami maka bukan dari golongan kami" (HR. Muslim).
salam kenal bunda.., folbek ya.., thx *smile
Terima kasih atas hadistnya :) Salam kenal kembali
Deletebelajar jujur dari hal-hal kecil seperti jangan mencontek, ya
ReplyDeleteIya mba, dgn tdk menyontek saat ulangan, akan menanamkan rasa kejujuran pada anak.
DeleteIya yah, kenapa orang Indonesia suka korupsi ya? Apa karena banyak yg miskin, jadi ga tahan lihat harta? Semoga keluarga kita terhindar dari perbuatan itu.
ReplyDeleteMereka yg korupsi malah kebanyakan pejabat yg sudah memiliki kedudukan tinggi. Mereka korupsi krn sdh tidak punya hati nurani. Aamiin.
DeleteSaya juga gak bisa nyontek
ReplyDeleteGak PD klo nyontek :)
bawaannya dag dig dug ya... :D
Deleteberawal dari hal kecil yaitu mencotek, trus berkembang ke yang besar yaitu korupsi.
ReplyDeletemenjadi orang yang jujur itu susah-susah gampang.
semoga korupsi di negeri kita ini berkurang dratis..Amiin
Menjadi org jujur, harus dimulai dari sejak kecil. Aamiin. Semoga
Deleteamin mudah mudah"an keturunan kita menjadi anak yang soleh dan solehah yang berarti salah satu cirinya jujur :)
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbalalamiin
Deletemudah2an generasi mendatang tidak seperti sekarang ya korupsi dengan bebas, hukuman ringan, dan masih bisa ketawa ketawa lagih.....
ReplyDeleteAamiin. Mudah2an generasi mendatang adalah hasil dari bibit dan bobot yang baik dan bagus
Deletedari judulnya aja, aku langsung setuju kalo membiarkan anak menyontek sama saja menanamkan sikap tidak jujur padanya. maka dari itu dibutuhkan pondasi agar kelak anak2 kita terbebas dr yg namanya korupsi.
ReplyDeletesalam kenal dan ijin follow ya mbak :)
Betul sekali. Salam kenal kembali. Makasih sudah mampir :D
DeleteNanti kalo udah punya anak, mau diajarin juga ah biar gak suka nyontek :)
ReplyDeleteohiya ka, itu yg korupsi yaaa udah jelas2 ada bukti bersalah tapi tetep ajaa ngelak yaa *heraaan*
Siip deh Rani :D
DeleteItulah jiwa koruptor, selalu berbohong
Alhamdulillah semua anak kami dididik dalam lingkunga pesantren yang jelas mengharamkan mencontek dalam bentuk apapun. Jadi baik atau jelek nilainya itu benar-benar karena kemampuan mereka.
ReplyDeleteAlhamdulillah :D
DeleteMungkin kita hanya mampu melihat bahwa para pejabat banyak yang melakukan korupsi, namun apa benar jika pejabatnya itu diganti oleh kita dan kita tidak akan korupsi? satu hal yang sering dilupakan dari bangsa ini adalah pemimpin itu adalah identik dan merupakan cermin dari rakyatnya, jadi sudah pasti pejabat korup untuk rakyat yang korup pula, pejabat yang amanah untuk rakyat yang amanah pula.
ReplyDeleteUntuk itu untuk merubah semua itu harus kembali ke kita, kita harus menjadi manusia yang unggul , amanah dan tidak korup sehingga pejabat yang korup itu secara bertahap akan tergantikan oleh orang-orang yang unggul, amanah dan tidak korup. Dialah generasi anak cucu kita yang harus kita siapkan menjadi generasi yang unggul, amanah dan tidak korup.
Dan menanamkan kejujuran pada anak sedini mungkin adalah salah satu langkah kita sebagai orang tua dlm mencetak generasi yg unggul, amanah dan tdk korup. Trims utk sharingnya ...
Delete