Ide Pak De Cholik mengangkat tulisan di blog dengan tema dari dua status di Facebook, sungguh luar biasa :). Saya pun semangat untuk mengikuti GA seharinya Pak De ini :D
Mulai ngubek-ngubek status-status di FB yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah tulisan di blog :)
Setelah mencari........ saya pun jadi ingat kembali tentang status-status saya di Facebook. Oh.. iya ya, saya pernah buat status seperti ini :), saya membatin.
Sebetulnya banyak sih, status-status saya di FB yang ingin saya ceritakan disini, tapi berhubung yang punya hajat, hanya membolehkan dua status saja, akhirnya.... setelah dipilih... dipilih..... keluarlah dua status ini :) :
Status Pertama : "Gak
ada angin, gak ada hujan, gak ada gluduk juga. Sehabis saya sholat
maghrib, Farras mendatangi saya, lalu mencium tangan saya. Lalu Farras
bilang : "Maafin Farras ya, Bu kalau Farras ada salah." Serasa diguyur
hujan setelah kemarau panjang, adeeemmmm. Lalu saya bilang : "Iya Nak,
sama2 ya..." Sesuatu beud :)"
Salah satu komentar dari status saya diatas adalah : "Subhanallah. Alhamdulillah, bersyukurlah memiliki anak sholeh n bersyukur utk saat ini tlah brhasil mnjd ortu yg teladan."
Saya meng Amiin kan komentar teman saya tersebut. Semoga bisa menjadi orang tua yang selalu bersyukur dan bisa menjadi orang tua yang teladan, dan Farras menjadi anak sholeh. Aamiin.
Saya membuat status tersebut saat itu, karena saya kaget. Saya sedang berada di depan Laptop, Farras selesai sholat Maghrib, dan tidak seperti biasanya Farras mendatangi saya, mencium tangan saya dan meminta maaf. Biasanya hanya mencium tangan saja. Hati saya menjadi terharu sekaligus bahagia. Dan berhubung saya sedang di depan Laptop, maka saya pun membuka Facebook dan membuatnya menjadi status. Oranguta mana yang tidak menjadi terharu dan bahagia, melihat anaknya begitu.... begitu apa ya... ah... so nice pokoknya mah :D.
Pesan dari status itu adalah bahwa anak adalah anugerah dan rezeki yang tak terkira untuk para orang tua. Dan anak bisa menjadi pelipur lara hati orang tuanya. Dengan hanya celotehan kecil, atau tingkah lakunya, kita bisa dibuat tertawa dan bahagia.
Status Kedua : "Hukuman Farras hari ini karena gak nurut sama ayah adalah mencuci piring. Sementara Fayda, terus memberi semangat.
"Ayo Kak! tinggal 3 lagi, terus Kak!" Kata Fayda sambil terus menemani kakaknya."
"Ayo Kak! tinggal 3 lagi, terus Kak!" Kata Fayda sambil terus menemani kakaknya."
Salah satu komentarnya adalah : "Aku
baru aja mo nyonto the nany yg dulu di metro,,reward n punishment pakai
coklat,,eh ni ada yg udah nerapin,,malah cuci piring,,berarti reward n
punishment boleh kan mak? Aku diprotes mama papaku,,kasihan katanya hi
hi tp kn menghukumnya mendidik,,ngga maen pukul aja."
Dan jawaban saya atas komentar teman saya itu adalah : " kalo menurut saya, reward n punishment penting mak, asal punishment nya yg mendidik"
Status tersebut bercerita tentang Farras yang keukeuh ingin main inline skate, sementara kami semua sudah merasa capek. Ayahnya sudah memberi pengertian pada Farras dan mengganti waktu latihan inline skate nya esok hari, tapi tetep aja Farras keukeuh kumekeuh. Akhirnya Ayahnya memberi hukuman. Dan dengan terpaksa, Farras pun mencuci piring dengan dibantu support oleh Fayda, adiknya :). Rupanya Fayda memiliki empati untuk kakaknya :)
Pesan dari status tersebut adalah : bahwa saya setuju jika ada reward and punishment untuk anak-anak, agar anak-anak tahu mana hal yang baik dan tidak baik dilakukan, selama reward and punishment tersebut mendidik, daripada memarahi, mencubit dan lain-lain pada anak-anak kita, lebih baik memberikan hukuman yang mendidik.
Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Blogger Dengan Dua Status di BlogCamp
punishment nya yg mendidik ...
ReplyDeleteya ... ini betul sekali...
plus ... harus konsekuen juga ... jika anak-anak inisiatif berbuat baik ... tentu saja juga harus ada rewardnya ... atau at least pengakuan ... usapan di punggung atau tepukan di bahu
salam saya Bu Santi
(24/3 : 8)
setuju Om... saya suka memberi reward berupa ciuman di pipinya, memeluknya, mengusap kepalanya :)
DeleteTerima kasih atas partisipasi sahabat
ReplyDeleteSegera didaftar
Keep blogging
Salam hangat dari Surabaya
Terima kasih kembali Pak De
DeleteSo sweet banget kakak adek saling support :)
ReplyDeletehehehe... lagi akur :)
Deletesenang berkunjung ke website anda, terimakasih atas informasinya.
ReplyDeletesemoga bermanfaat
http://goo.gl/M0mCPd
http://goo.gl/LT0gwU
http://goo.gl/LvW1on
http://goo.gl/pLDxp1
http://goo.gl/2p1qjU
http://goo.gl/Npi9Bb
terharu ama status pertama. Sukses ya Mba kontes giveawaynya. Masih berusaha nyari status kedua nih. Hihihi..
ReplyDeleteMakasih... :)
DeleteDuuhh...jadi ikutan ke siram dech sama status pertama........hehee....
ReplyDeletesukses ya,mbak....:)
Makasih ya Mak...
Deletetindakan anak yang mengharukan seperti itu memang seharusnya diabadikan mak...
ReplyDeletesemoga Farras kelak jd anak sholeh ya Aamiin...
sukses GA nya mbak :-)
Aamiin. Makasih mak.. :)
DeleteFarras suka inisiatif ya. btw makasih ya tadi inboxnya
ReplyDeleteSama2 mba Lid..
Deleteaku juga setuju dengan reward and punishment mba :)
ReplyDeletedan saat ini sedang menunggu2 Kayla membuat kesalahan supaya bisa dihukum nyetrika dan nyuci karpet...hihihi..
hihihi... emak kejaam itu sih... hehe
DeleteStatus keduanya so sweeeet :) hihi
ReplyDeleteMakasih
DeleteArtikel nya Mantap Brooo
ReplyDeleteSukses untuk kedepannya
BArakallah Farras dan Fayda, semoga selalu jadi penyejuk hati orangtua ya Nak :)
ReplyDeleteAamiin. Makasih mba.. :)
Deletesetuju, punishment sebaiknya yang mendidik :)
ReplyDeletesip betul seklai
Deletestatus pertama sukaaa.. alhamdulillah, senangnya punya anak soleh :)
ReplyDeletestatus kedua, setujuuuu.. hukuman perlu tapi harus bermanfaat dan bikin dia jadi mandiri juga. Apalagi si adek, salut deh kecil-kecil empatinya udah bagus. Senangnya jadi orang tua.. :)