Terus terang saya sebagai orang tua, ingin juga memberikan kemandirian pada anak untuk bisa berangkat dan pulang sekolah dengan menggunakan angkot sendiri, karena saya pun dulu berangkat dan pulang sekolah tanpa diantar, karena memang jarak lokasi sekolah dan rumah dekat hehehe... Tapi mengingat zaman dulu dan zaman sekarang jauh berbeda, membuat saya dan suami masih belum bisa membiarkan dan mengizinkan anak kami berangkat dan pulang sendiri, padahal Farras sudah ngebet banget ingin berangkat dan pulang sekolah sendiri. Memang sih, kalau dari rumah Mbahnya cuma sekali naik angkot dan hanya sekitar 5 menit perjalanan, tapi teuteup... masih belum berani.
Zaman sekarang, jalan raya tidak sesepi sewaktu saya masih SD. Kalau sekarang, jalan raya penuh dengan kendaraan bermotor yang kadang tak mematuhi aturan-aturan berkendara. Zaman sekarang, sepertinya orang-orang jahat lebih banyak daripada sewaktu saya SD, sehingga untuk membiarkan anak berjalan dan naik angkot sendiri, rasanya was-was dan khawatir terus. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik kita hindari saja, itu fikiran saya dan suami.
Sebenarnya keinginan Farras untuk berangkat dan pulang sekolah sendiri, sudah diucapkan Farras sejak dia masih duduk di sekolah TK.TK? Iya TK. Sewaktu TK Farras keukeuh ingin sekolah menggunakan sepedanya. Ya mana bolehlah sama Ayahnya, secara sekarang ini kendaraan sudah seperti semut yang merubungi gula. Banyak banget. "Lewatnya lewat belakang aja Yah, lewat kampung, bukan lewat jalan raya." Begitu permintaan Farras. Sekali dua kali tidak digubris oleh Ayahnya. Akhirnya lama-lama Ayahnya mikir juga kali ya... "Ya udah deh, gak apa-apa Farras ke sekolah naik sepeda lewat kampung, tapi Ayah ikutin pake motor di belakang ya?" Daripada gak sama sekali keinginannya tercapai, akhirnya Farras menyetujui syarat dari Ayahnya. "Iya deh... tapi Ayahnya jangan deket-deket Farras ya..." Jadi ceritanya teuteup pengen berangkat sendiri gitu... :) Oke deh... Ayah turutin. Dan akhirnya sampai deh Farras di sekolah dengan sepeda bututnya. Butut? Iya... sepedanya sepeda butut hehehe... Tapi memang dasar Farras itu anak yang pede, gak perduli sepedanya butut, yang penting dia sudah berhasil ke sekolah sendiri dengan menggunakan sepeda. Dan diantara parkiran motor yang berjejal, terdapat satu sepeda butut (kecil pula) punya Farras parkir disitu. Pengen ketawa deh ngeliatnya hehehe... Dan alhasil pula, itu sepeda jadi bahan perhatian orang banyak, begitu pula jadi bahan perhatian teman-teman Farras. Rupanya Farras bercerita kepada teman-temannya, bahwa dia ke sekolah dengan menggunakan sepeda. dan disaat istirahat, teman-temannya merubungi sepeda Farras di parkiran motor, ingin melihat. Hadeuh... :)
Dan sekarang di saat Farras sudah duduk di bangku SD kelas 2, Farras ingin kembali berangkat dan pulang sekolah sendiri. Belum... belum.... saya dan Ayahnya belum mengizinkan Farras berangkat dan pulang sekolah sendiri, masih khawatir. Kalaupun Farras masih keukeuh, ya.. pasti juga diikuti oleh Ayahnya dari belakang, seperti sewaktu Farras TK :D
Ini penampakan sepeda butut Farras :) Sepeda ini sudah diturunkan ke Fayda dengan menambah roda kecil di samping kanan dan kiri karena Fayda belum bisa mengendarai sepeda roda dua.
Cici, anak saya dulu saya lepas pergi sendiri ke sekolah setelah kelas 4, itupun bertahap. Perginya naik angkot bareng saya tapi saya turun duluan karena lokasi kerja saya lebih dekat, lalu Cici pergi sendiri ke sekolah. Baru setelah kelas 5 saya lepas sendirian sejak dari rumah. Itupun dengan sederet wanti-wanti
ReplyDeletejaman aku sekolah dulu juga naik angkot udah berani sendiri ya, tapi skr punya anak jadi khawatir kalau pergi sendiri
ReplyDeleteJadi inget kalo saya pingin cerita ttg sepeda anak2 juga, tp belom foto sepedanya. Anak2ku jg beli sepeda seken, mak, karena dipakenya sebentar.
ReplyDeletesering banget kepikiran kaya gitu mbak,, pengen ngajarin anak mandiri nantinya kalo dah gede, tapi ngebayangin jaman sekarang yang makin ga aman kondisi jalannya dan orang2nya, ditambah seringnya berita2 jelek jaman sekarang,, jadi parno >,<
ReplyDeletesetuju sih kalau farraz berangkatnya ga usah pakai sepda tapi pakai sepatu roda langsung ngaciiir heuheuhe
ReplyDeleteKalau waktu kecil, saya juga sering merasa gimana gitu kalau diantar, lebih sering enak kalau sendiri. Sekarang kayaknya belum bisa ijinin anak pergi sekolah sendiri, soalnya belum punya anak (nikah aja belum, kok tiba2 mikir anak sekolah) :)
ReplyDeleteLama tidak mampir kesini mbak, maklum kemarin habis vacum :)
Jadi inget waktu kecil juga, tapi saya langsung pake roda dua enggak tiga. Semangat ya De :)
ReplyDeletejaman saya kecil, ke sekolah naik sepeda sendiri.
ReplyDeletetapi kalo sekarang, kayaknya gak tega kalo anak disuruh naik sepeda sendiri
karena jalanan udah makin ramai dan crowded ya
kalo dulu kan masih relatif sepi
sama juga,
sepeda di keluarga kami juga turun temurun
hehheee
Dija baru bisa naik sepeda
ReplyDeleteroda tiga
hehehhee
ternyata naik sepeda seru yaaa
Bagus juga ya Farras sudah punya keinginan untuk mandiri tapi di zaman sekarang memang menyeramkan membiarkan anak sendiri ya Mbak. Kalo liat berita tivi ... duh ...
ReplyDeleteFarras pemberani ya mak
ReplyDeleteJaman aku kecil dulu, kemana-mana naik sepeda. Sekarang takut ya nglepas anak naik sepeda, lalu lintas tak bersahabat & rawan penculikan.
ReplyDeletedi sini sudah jarang banget lihat anak sekolah di antar, semua pada naik angkot sendiri. paling yang diantar cuma yang di PAUD/TK dan SD kelas satu itu pun karena ortunya ada "kepentingan" arisan lah, ataupun gosiplah, atau dan lainnya. Duh.
ReplyDeleteFarras pemberani ya mak
ReplyDeleteTampak sekali kemandirian Farras :)
ReplyDeleteUntuk Farras,,, semangat yah semoga nanti roda dua yang ada di sebelahnya bisa di copot semua hheheehe :)
ReplyDeleteSaya dulu dengan senangnya mengantarkan Kakak Bibin ke sekolahnya di TK dengan bersepeda sendiri. Saya hanya mendampingi. Dan terharu saat dia dengan bangganya sampai di sekolah sementara teman2nya langsung menyerbu ingin mencoba sepedanya ^_^
ReplyDeletezaman sekarang, saya juga masih ragu untuk melepas anak jalan sendiri
ReplyDeleteJaman skrg yg sy takutin klo anak jalan sendiri adalah.. human traficking mak...
ReplyDeleteHilang dan tak pernah kembali.. lebih baik mencegah drpd menyesal memang... yg terakhir sy baca di koran, anak SMP..
Anyway, good job utk Farras.. :-)
Mesti berpikir seribu kali kalau saat ini melepas anak berangkat ke sekolah sendiri
ReplyDeleteMandiri banget sih ^_^
ReplyDelete