Saya lahir dan besar di kota Serang Provinsi Banten. Sebelum tahun 2000, Banten masih tergabung ke dalam Provinsi Jawa Barat. Namun sejak tanggal 4 Oktober 2000, Banten berpisah dari Provinsi Jawa Barat dan membentuk provinsi sendiri, Provinsi Banten. Dengan luas wilayah 9.662,92 km2, Banten terhitung kecil sebagai sebuah
provinsi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Karakteristik
wilayah Banten yang strategis terletak di pintu masuk Jawa dari arah
Sumatera dan dekat dengan ibukota. (sumber) Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten yaitu : Kab. Serang, Kab. Pandeglang, Kab. Lebak, Kab. Tangerang dan 4 kota yaitu : Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan. Ibu kotanya adalah Serang. Sebetulnya banyak potensi Banten yang harus dan bisa di eksplor tapi masih kurang penanganan. Potensi-potensi di Banten yang seyogyanya masih harus lebih di eksplor lagi diantaranya adalah :
1. Makanan
Banten memiliki banyak jenis makanan yang merupakan ciri khas yang harus lebih di eksplor lagi. Sate Bandeng merupakan salah satu makanan khas Banten yang patut dicoba. Sewaktu Banten masih tergabung dengan Provinsi Jawa Barat, makanan Sate Bandeng ini belum sepopuler sekarang. Kalau sekarang, Sate Bandeng bisa dibawa sebagai oleh-oleh dengan bentuk dan macam kemasan yang bisa diperoleh di toko-toko makanan, di restoran-restoran atau rumah-rumah yang memang memproduksi Sate Bandeng ini.
Siapa yang tak pernah mencoba emping, pastinya pernah ya... emping dari Banten ini bisa juga dijadikan oleh-oleh. Emping
Menes Pandeglang Banten telah terkenal sejak dahulu kala dengan cita
rasa dan aroma yang khas berbeda dari emping manapun di tanah air. Dibuat dari biji melinjo pilihan dan diolah oleh tangan-tangan terampil
secara tradisional yang diperoleh secara turun temurun. Tersedia
berbagai jenis olahan seperti emping mentah dan ceplis/kaceprek, ada yang rasa asin, manis dan pedas. (sumber) Rabeg Jika berkunjung ke Banten, tak ada salahnya mencoba makanan khas Banten ini, yaitu rabeg. Konon, rabeg adalah makanan atau hidangan untuk para sultan, namun saat
ini rabeg sudah menjadi menu khas masyarakat. Bahkan, setiap kali ada
acara pernikahan, khitanan, dan sebagainya, rabeg tak akan ketinggalan untuk disuguhkan.
2. Wisata
Banyak tempat wisata yang ada di Provinsi Banten. Sebagian besar tempat wisata Banten adalah pantai. Dan pantai yang paling terkenal di Banten adalah Pantai Anyer dan Pantai Carita. Pastinya masyarakat yang bermukin dekat dengan Banten seperti masyarakat Jakarta, pasti pernah ke pantai Anyer dan pantai Carita ini. Masih banyak pantai-pantai di Banten yang bisa dilirik sebagai tempat wisata keluarga seperti Goa Sawarna, Taman Nasional Gunung Halimun, arung jeram sungai Ciberang yang berada di Kab. Lebak. Cagar alam Ujung Kulon yang berada di Kab. Pandeglang pun layak untuk dikunjungi. Masjid Agung Banten bisa dijadikan tujuan wisata yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati (sumber). Selain bisa mengunjunig Masjid Agung Banten untuk berziarah, pengunjung juga bisa mengunjungi museum Banten yang berada tak jauh dari Masjid Agung Banten ini untuk lebih tahu tentang sejarah berdirinya Banten.
3. Budaya
Pencak Silat. Pencak
silat Banten mulai dikenal seiring dengan berdirinya kerajaan Islam Banten yang
didirikan pada abad 15 masehi dengan raja pertamanya Sultan Hasanudin.
Perkembangan pencak silat pada saat itu tidak terlepas dari dijadikannya silat
sebagai alat untuk penggemblengan para prajurit kerajaan sebagai bekal
ketangkasan bela negara yang diajarkan oleh para guru silat yang mengusasai
berbagai aliran. Silat juga sebagai dasar alat pertahanan kerajaan dan
masyarakat umum Banten dalam memerangi kolonialisme para penjajah.
Pada saat ini pun Banten masih dikenal dan diakui secara
luas dengan pendekar dan jawaranya, sebutan untuk orang-orang yang mahir dalam
ilmu silat.(sumber)
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten. Kesenian ini
diciptakan pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Debus, suatu
kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, kebal senjata
tajam, kebal api, minum air keras, memasukan benda kedalam kelapa utuh,
menggoreng telur di kepala dan lain-lain. (sumber) Saya paling takut jika ada atraksi debus ini, gak pernah berani untuk melihat, mengerikan, kok orang bisa begitu ya... hehehe
Baduy. Orang Kanekes atau orang
Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak,
Banten. Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh
penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para
peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi
yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain
adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara
dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang
Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau
sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo (sumber). Saya sendiri belum pernah masuk ke daerah pemukiman Baduy ini. Sudah lama banget saya ingin berwisata keluarga ke daerah Baduy. Melihat pemandangan alamnya yang masih asri dan meninggalkan jejak di sana.
Satu lagi budaya Banten yang patut dieksplor adalah Batik Banten. Kini Banten pun memiliki batik yang berciri khas Banten yang telah melalui kajian-kajian oleh pihak-pihak terkait sebagai salah satu budaya Banten sebagai provinsi baru. Dengan rekonstruksi benda purbakala mengantarkan perhatian para tokoh
masyarakat, pemerintah daerah, bersama-sama arkeolog, Juni 2002 telah
mengadakan pengkajian ragam hias selama enam bulan berhasil menemukenali
ragam hias khas Banten menjadi 75 motif. (sumber)
Contoh motif batik Banten :
sumber
Dari kesemua potensi daerah Banten tersebut diatas, ada beberapa yang sangat saya inginkan dari Pemerintah Provinsi Banten yaitu diantaranya agar Pemerintah Provinsi Banten lebih mempromosikan Banten lagi dengan berbagai macam iklan yang bisa ditampilkan di koran lokal maupun koran nasional (media cetak) dan iklan melalui televisi seperti visit Banten dengan tema yang menarik sehingga Banten akan lebih dikenal lagi sebagai provinsi yang memiliki potensi besar yang patut dikunjungi. Pemerintah Provinsi Banten lebih menggali dan merawat potensi-potensi yang ada di Banten. Karena yang saya lihat, Pemerintah Provinsi Banten dalam hal merawat potensi-potensi daerah Banten masih kurang. Banten memang sedang menggeliat untuk bisa menjadi provinsi besar, yang baru berusia muda. Semoga saja penanganan potensi daerah Banten akan lebih baik lagi dan akan lebih menyejahterakan warganya.
"Kontes Blog #3TahunWB - Warung Blogger Peduli Potensi Daerah"
Aku pengen deh ke Banten. Tepatnya ke pantainya. Atau ke ujung kulon. Dulu waktu masih single pengen banget bisa ke daerah Baduy. Sekarang udah banyak buntut mah susah ke mana-mana.... :D
ReplyDeleteke Ujung Kulon ataupun ke Baduy bisa bawa anak2 lho mak... hehehe.. (padahal saya sendiri juga belum pernah :D )
DeleteAda cerita tersendiri jika mendengar kata banten... mantanku disana... hahahaha
ReplyDeletehihihi...
DeleteWah banten memiliki banyak potensi daerah yach.
ReplyDeleteaku sendiri blm pernah kesana.
semoga dgn artikel ini makin banyak orang yang mengenal keistimewaan banten.
ayo mak ke Banten :)
DeletePenasaran sama sate bandengnya.
ReplyDeletehehehe... kalo dikirim khawatir basi teh.. ke Banten aja yuk.. :)
Deletepernah main ke daerah banten, beli oleh2nya emping sama bandeng :D
ReplyDeleteMain lagi mak ke Banten hehehe... ke Pantai nya pasti ke-nai senang :)
Deletedi banten banyak otensinya ya mbak
ReplyDeleteiya mak... ini sebetulnya masih banyak. Tapi khawatir kepanjangan nulisnya hehehe
DeleteGoloknya gak ditulis, Teh? Hehehehe
ReplyDeleteSebetulnya pengennya masih banyak lagi mba Anaz, tapi khawatir terlalu panjang hehehe
DeleteBanyaak banget dan keren2 semua.. Emping, Ishmah cukup sering makan emping ^^ Ishmah sering ke Banten, tapi cuma sekedar lewat..
ReplyDeleteJangan lewat aja dong, mampir sekalian hehe
DeleteWaah, potensi daerah Banten banyak banget ya ternyata, kapan-kapan dolan aaah :))
ReplyDeleteayo main ke Banten. Oleh2nya banyak lho... :D
DeleteAku belum pernah ke Banten Mak... jadi pengen kesana nih.
ReplyDeletePotensinya bagus juga ternyata ya.
iya mba, main ke pantainya, pasti seru :D
DeleteAndai sate Bandengnya bisa dikirm ke Banjarnegara ya, Mba. :D
ReplyDeletepasti basi Idah... hehe
DeleteSaya pernah nginap di pantai anyer, pernah beli sate bandeng, beli emping, gula aren, sawo, ikan kering jambalroti, pokoknya enak semuanya.
ReplyDeleteWaktu itu yg g enak hanya jalannya jelek berlumpur klo hujan dan berdebu pd musim kering. Banyak lobang2nya.
Mudah2an sekarang sdh lebih baik :)
ya... yg kurang dari Banten adalah jalanannya yg juelek. Tapi sepertinya sekarang sudah diperbaiki :)
Deletesate bandeng, pantai carita dan pantai anyer.. my favorite! :-D
ReplyDeleteAsyiik... ke Banten lagi mak... :)
DeleteSampai di "emping" aku jadi kangen banget dengan temanku yg tinggal di Menes. ternyata pusat emping to....
ReplyDeleteAda banyak destinasi di Banten yg kuimpikan sejak dulu. sayang, niat dolan tidak kesampaian bahkan setelah lulus kuliah. Tapi nanti, pasti aku akan ke sana mak.
Ayo mak ke Banten :)
Deletesate bandengnya lempar ke sini mak,,,plissss
ReplyDeleteSaya suka sate bandengnya Mak. Saya juga pernah ke pantai deket marbela hotel..namanya lupa, dah lama banget sih, jaman SMA.
ReplyDeleteBanten tempat lahir aku, menimba ilmu dan berlibur. tapi sayang belum sempat ke sawarna! hihi :D
ReplyDelete