Tanggal 18 November 2014, saya di tag sama mak Ika Koentjoro, kalau tulisan saya dimuat di Leisure Republika rubrik Buah Hati. Senang dong pastinya, apalagi itu adalah tulisan pertama saya yang nongol di media cetak :)
Pulang ke rumah, saya perlihatkan korannya pada Farras dan suami saya (Fayda masih tidur). Ketika Fayda bangun, saya beritahu Fayda dan bilang : "Adek... foto Adek ada di koran lho..." sambil memperlihatkan korannya. Lalu suami saya bilang : "Ini judulnya bacanya apa?" Padahal saya sudah menghindari hal tersebut, menunjukkan judulnya pada Fayda. Eh... suami saya malah memperlihatkannya :( Dibacalah dengan keras judul tersebut oleh Fayda : "Menu Makan Pagi Farras" Sampai disini belum ada tanda apa-apa.
Malamnya, ketika kami (saya, suami saya dan Farras) berkumpul di ruang keluarga, tiba-tiba Fayda muncul dari kamar tidur, menanyakan koran yang ada tulisan saya. "Mana korannya Bu?" Tanya Fayda. "Buat apa Dek? Kan Adek udah liat." Jawab saya. "Enggak... Adek mau liat." Jawab Fayda kemudian. Lalu saya menyerahkan koran yang diminta Fayda. Dan Fayda langsung lari lagi ke kamar membawa koran tersebut. Sudah agak lama....... Fayda keluar lagi dari kamar sambil menenteng-nenteng koran tersebut. "Ini korannya..... udah Adek coret-coret sampe bolong, Farras nya diganti Fayda..." Kata Fayda dengan suara yang agak ketus. Saya dan suami cuma melongo. Lalu saya tanya ke Fayda : "Kok dicoret-coret Dek? Kenapa?" Fayda cuma menjawab : "Enggak.... enggak... enggak apa-apa." Lalu suami bertanya : "Adek kesel ya?" Fayda mengangguk. Saya melanjutkan : "Ya udah... kesel gak apa-apa kok, tapi jangan dicoret-coret korannya." Fayda menjawab : "Enggak apa-apa, coret-coret aja..." Saya tanya lagi : "Memangnya Fayda baca, apa yang ada di koran itu?" Fayda mengangguk. "Isi tulisannya apa?" Tanya saya lagi. "Semuanya.... Farras.... Farras.... Farras.... " Jawab Fayda. Maksudnya nama yang ada di tulisan saya, Farras semua tak ada nama Faydanya :) Kata suami saya : "Kan... waktu itu Fayda belum lahir." Saya pun akhirnya menambahkan : "Nanti ibu bikin lagi tulisan yang namanya Fayda semua ya.... " Fayda pun mengangguk. Saya dan suami sempat mesem-mesem melihat tingkah laku Fayda.
Ini adalah tulisan saya yang dimuat di Leisure Republika rubrik Buah Hati. Foto ini kiriman dari mak Ika Koentjoro :)
Dan ini adalah hasil coret-coret Fayda pada koran tersebut. Di bawah nama Farras, ditambahkan Fayda :)
Dicoret-coret sampai sobek :)
Tulisan saya yang dimuat di koran tersebut sudah di edit (pastinya doong...) :)
Dan ini adalah versi asli yang saya kirim via email ke Leisure Republika.
Sarapan adalah hal yang penting
dilakukan sebelum beraktivitas. Apalagi bagi anak-anak, mereka banyak bergerak.
Sarapan sangat dibutuhkan sebelum melakukan berbagai aktivitas di sekolahnya.
Berbagai macam manfaat sarapan sudah banyak diberitakan di media-media
elektronik maupun media tertulis, seperti koran dan majalah.
Anak saya Farras, sekarang duduk
di kelas 3 Sekolah Dasar. Dulunya susah sekali jika diajak untuk sarapan. Sejak
usia 3 tahun, Farras sudah masuk Play Group. Baru bisa sarapan jika diatas jam
9 pagi, sehingga jika berangkat ke sekolah, 3 kali dalam seminggu masuk, tidak
pernah sarapan, paling hanya minum susu. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan.
Saya harus mengambil tindakan, bagaimana caranya agar jika berangkat sekolah
Farras harus sarapan terlebih dahulu. Karena jika hal ini dibiarkan, maka saya
khawatir akan terbiasa hingga Farras dewasa nanti dan akan berpengaruh pada
kondisi fisiknya. Saya yakin ini hanya soal pembiasaan saja.
“Farras, sebelum berangkat ke
sekolah, Farras harus sarapan dahulu, supaya badan Farras tidak lemas, dan
Farras bisa melakukan kegiatan apa saja di sekolah.” Nasehat saya waktu itu
pada Farras.
“Tapi Farras gak mau Bu, Farras belum laper.” Jawab Farras saat itu.
“Begini aja deh, sekarang Farras pilih sendiri, Farras pengen sarapan apa?”
Setelah lama berpikir, “Mmmmm…. Farras mau makan chocho crunch deh, tapi gak mau semuanya ya Bu, sedikit aja.” Tawar Farras.
Hmmm…. penawaran saya berhasil. “Ok, Ibu buatkan chocho crunch buat Farras ya, gak apa-apa kalau tidak habis.”
“Tapi Farras gak mau Bu, Farras belum laper.” Jawab Farras saat itu.
“Begini aja deh, sekarang Farras pilih sendiri, Farras pengen sarapan apa?”
Setelah lama berpikir, “Mmmmm…. Farras mau makan chocho crunch deh, tapi gak mau semuanya ya Bu, sedikit aja.” Tawar Farras.
Hmmm…. penawaran saya berhasil. “Ok, Ibu buatkan chocho crunch buat Farras ya, gak apa-apa kalau tidak habis.”
Dengan metode tersebut,
sedikit-sedikit akhirnya Farras mau sarapan sebelum berangkat ke sekolah sampai
sekarang, walaupun memang tidak semulus yang dibayangkan dan banyak drama di
dalamnya, tapi jangan berputus asa. Harus dilakukan secara konsisten.
Dari pengalaman saya tersebut, akhirnya
saya bisa mengambil kesimpulan, untuk anak yang susah diajak sarapan, tawarkan
pada anak makanan apa yang ingin dimakan ketika sarapan, sedikit dahulu tidak
apa-apa. Lama-lama anak akan terbiasa. Karena ini semua hanya masalah
pembiasaan saja.
Jika teman-teman ingin mengirimkan pengalaman teman-teman bersama buah hati tercinta, kirimkan naskah sekitar 12.500 karakter via email ke : leisure@rol.republika.co.id
Sertakan bio data lengkap, beserta foto dan no rekening.
Yaampuun. Selamat Mba. Lucu sekali Fayda. Semoga banyak artikel yang dimuat ya
ReplyDeleteFayda... hehehe, lucu pasti ya mbak lihatnya hihii
ReplyDeleteSelamat ya mbak, semoga banyak artikel yang akan ikutan muncul hehe
hihihi..sabar ya Fayda...biar mama terus nulis yang ada nama Faydanya..trus bisa dimuat dikoran lagi .. ;))
ReplyDeleteHahaha Fayda-nya langsung bubuhin namanya sndiri..so cute.
ReplyDeleteHehehe..Cara cemburu yang cute, Fayda
ReplyDeletehihihihi fayda cemburu :)
ReplyDeletejadi pingin ngirim tulisan juga :) Makasih infonya Mbak :)
ReplyDeletehehehe,, lucu banget cara fayda ngungkapin cemburu :))
ReplyDeletehehehe. fayda fayda .... :)
ReplyDeletehehehe.. ingat keponakan yang masih cemburuan.. bedanya dia cemburuan dengan adiknya :)
ReplyDeletewaah, jadi pengen ngirim juga cerita bareng anak hihi. Fayda lucuu deh :D
ReplyDeletetingkah anak2 lucu juga ya Mbak kalo lagi cemburu....
ReplyDeletehahaha,,,Fayda juga harus bisa masuk koran mak,,ayo semangat nulis lagi,,skrg ceritain tentang fayda,,biar si do'i nggak cemburu,,
ReplyDeletehehehe Keke dan Nai juga sampe sekarang maish suka saling cemburu, kok :)
ReplyDeletehihihi fayda lucu banget...
ReplyDeleteselamat ya mbak... ayo bikin lg yg ceritanya tentang fayda ;)
Fayda, jangan cemburu dong... mamah berusaha adil kan... hehehe
ReplyDeleteSelamet ya Mak :D Inspiratif tulisannya.. Pa kbr mak, dah lama saya nggak mampir disini ya hehehe...
ReplyDeleteHehe... anak-anak kadang begitu ya mbak. mereka cemburu dengan saudara sendiri dan membuat kita tersenyum.
ReplyDeleteIngin sekali mengirimkan tulisan ke REPUBLIKA yang sudah lama saya kagumi. Rasanya bikin penasaran aja bisa atau mampu nda ya nulis untuk koran terkenal sekelas REPUBLIKA. I am not sure I don't know
ReplyDeletehaha..bagus Fayda. jadi ibu 'dipaksa' nulis lagi ya. semoga besok gantian nama Fayda yg nongol di koran ya.
ReplyDeleteSelamat ya mbak... keren tulisannya bisa masuk media cetak.
ReplyDeleteFadya lucu, jadi ingat kelakuan anak-anak kalau lagi cemburu hehe..
Salam kenal ya mbak, blognya saya follow, kalau berkenan follow balik :)
Selamat ya Jeng Santi...
ReplyDeleteMengelola kecemburuan Fayda pun bisa jadi bahan tulisan baru loh Jeng, ayook media cetak menunggu lagi.
Salam
Penjelasan awalnya kurang lengkap yg membuat cemburu ya,
ReplyDeleteharus membuat postingan lagi khusus untuk Fayda :)
ayo bikin tulisan lagi kali ini untuk Fayda
ReplyDeletekalau pagi-pagi ingin makan ice cream gimana coba ? :(
ReplyDeleteSelamat, Mbak. Keep writing. :)
ReplyDelete