Ceritanya, kami (saya, suami, anak-anak) buka puasa di rumah mamah saya. Saat itu mamah saya membuat masakan pindang ikan patin. Keliatannya memang enak banget, apalagi ada taburan cabe rawitnya. Suami saya pun ikut tergoda. Selesai sholat maghrib, suami saya minta makan dengan lauk pindang ikan patin tersebut. Ternyata memang enak. Suami saya sampai tambah makannya :) Beberapa hari kemudian, suami saya minta dibuatkan pindang ikan patin seperti yang mamah buat. Tanya-tanyalah saya ke mamah resep membuat pindang ikan patin tersebut. Kata mamah saya, kalau gak ada ikan patin, ikan kembung juga gak apa-apa.
Mulailah saya berburu ikan patin. Saya sama sekali belum pernah memasak ikan patin apalagi melihat bentuk ikan patin secara utuh. Setelah saya mendapatkan ikan patin tersebut, ternyata kepala ikan patin itu seperti ikan lele ya, keras. Hanya.... bentuk badannya berbeda. Yang jadi permasalahan, saya tidak pernah memasak ikan lele sehingga cara mencuci ikan lele saya tidak tahu. Karena ikan patin hampir sama dengan ikan lele, otomatis saya pun tidak tahu bagaimana cara mencuci ikan patin. Akhirnya saya mengambil inisiatif untuk mengira-ngira saja atau berdasarkan feeling. Kalau ikan yang lain, yang biasa saya cuci dan masak, seperti ikan kembung, ikan mujaer, ikan bandeng, ikan mas dll, biasanya saya membersihkan/mengambil kotorannya lewat insangnya. Berhubung ikan patin bentuk kepalanya berbeda dengan ikan-ikan yang lain dan juga keras, maka berdasarkan feeling saya, maka saya harus membersihkan/mengambil kotoran ikan patin lewat perutnya. Enaknya, karena ikan patin tidak ada sisiknya, maka tidak perlu membersihkan sisiknya, tidak seperti ikan mujaer yang banyak sisiknya. Tapi harus hati-hati, ternyata sirip ikan patin ini tajam. Tangan saya menjadi korban ketajaman siripnya. Telunjuk saya tertusuk sirip ikan patin. Nasib.... nasib.... hehehe....
Setelah beres membersihkan ikan patin, saya pun mulai menyiapkan bumbu-bumbu hasil contekan saya dari mamah. Bumbu yang harus saya persiapkan adalah :
- Kemiri 4 butir
- Cabai merah 2-3 buah
- Kunyit secukupnya
- Jahe secukupnya
- Bawang merah 4 butir
- Bawang putih 2 butir
- Gula merah secukupnya
- Garam
- Cabai rawit sesuai selera
- Lengkuas secukupnya
- Salam & Sereh secukupnya
- Tomat 1 buah
Ikan patin 500 gr - 600 gr
Ulek bumbu kemiri, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, garam, gula merah. Lalu tumis bumbu yang sudah diulek halus, setelah harum, masukan ikan patin yang sudah dicuci bersih, lalu tambahkan air. Penambahan air sesuai selera, ingin banyak air atau tidak. Setelah air mendidih masukan tomat, cabai rawit, lengkuas yang sudah digeprek, salam dan lengkuas yang sudah digeprek, aduk. Setelah matang, maka masakan siap dihidangkan.
Setelah mencoba pindang ikan patin ini, Farras kepengen lagi. Maka saya membuat pindang ikan lagi, tapi tidak menggunakan ikan patin. Saya mencoba memakai ikan kembung. Enaknya kalau ikan patin, daging ikannya lebih gurih daripada ikan kembung, dan tulang/duri ikannya pun lebih besar daripada duri ikan kembung.
Berhubung saya gak sempat foto-foto, kira-kira seperti inilah penampakan pindang ikan patin yang saya buat :)
- Kemiri 4 butir
- Cabai merah 2-3 buah
- Kunyit secukupnya
- Jahe secukupnya
- Bawang merah 4 butir
- Bawang putih 2 butir
- Gula merah secukupnya
- Garam
- Cabai rawit sesuai selera
- Lengkuas secukupnya
- Salam & Sereh secukupnya
- Tomat 1 buah
Ikan patin 500 gr - 600 gr
Ulek bumbu kemiri, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, garam, gula merah. Lalu tumis bumbu yang sudah diulek halus, setelah harum, masukan ikan patin yang sudah dicuci bersih, lalu tambahkan air. Penambahan air sesuai selera, ingin banyak air atau tidak. Setelah air mendidih masukan tomat, cabai rawit, lengkuas yang sudah digeprek, salam dan lengkuas yang sudah digeprek, aduk. Setelah matang, maka masakan siap dihidangkan.
Setelah mencoba pindang ikan patin ini, Farras kepengen lagi. Maka saya membuat pindang ikan lagi, tapi tidak menggunakan ikan patin. Saya mencoba memakai ikan kembung. Enaknya kalau ikan patin, daging ikannya lebih gurih daripada ikan kembung, dan tulang/duri ikannya pun lebih besar daripada duri ikan kembung.
Berhubung saya gak sempat foto-foto, kira-kira seperti inilah penampakan pindang ikan patin yang saya buat :)
Wah.. Keliatannya enak banget tuh, Mbak :D
ReplyDeleteiya memang enaaak.
Deletebaca ini siang-siang mendadak laparrrr
ReplyDeletehehehe..kalo sedang puasa...sabaar dulu...
Deleteihhhh keliatannya enakk mak,... kami jg suka ikan patin tapi biasanya di goreng saja sih
ReplyDeleteenyak nih kayaknya, tapi resepnya agak berbeda dengan buatan rumah kami. Cuman satu kalo di rumah kami pakai gula pasir putih biasa kalo punya mak santi pakai gula merah hehe
ReplyDeletelain kali nyoba pakai gula merah deh :D
Wow thank you resepnya mau nyoba. Aku nggak pandai masak patin. Seringnya bag dalam masih ada bekas darahnya
ReplyDeleteAda rasa asem-asem ga mbak, kalau aku biasa ditambah dengan perasan lemon atau lime. Btw...udah difollow back ya mbak.
ReplyDeleteSegerrrrrr..
ReplyDeleteIbuk aku suka jg bikin begini mak
Manteb dah rasanya. :)
Sluuuurp... ngiler. Tar nyoba resepnya, ah :D
ReplyDeleteEnak seger . Aku biasanya pki blimbing wuluh mak. Makasih mak jadi keidean masak ini :)
ReplyDeleteWiiih...ketusuk duri cemlekit pasti ya, Mbak.
ReplyDeleteIkan Patin tuh diolah apa saja enak yo, Mbak.
Errr, menggoda sekali, mak. Aku nggak suka masak, jadi udah hopeless aja deh kalau disuruh bikin ginian.
ReplyDeletepindang ini sama dengan bumbu bali gak ya mak? atau kadang disebut bumbu rujak?
ReplyDeletemantapnya...jadi pengen masak juga mbak...
ReplyDeleteseger rasanya ya pindang patin
ReplyDeletekesukaan saya mba pindang ikan patin
ReplyDeleteMbaaak..
ReplyDeleteDuh salah banget lah mampir nya jam segini..
Jam bentar lagi buka dan sedang banyak berhalusinasi niiih..bhaahha...
langsung ngecess pagi2, saya suka dgn ikan patin biasanya yg dibumbu asem2
ReplyDeletemenggoda...:) ikan patin itu enaknya daging ikannya banyak ya mak, jarang durinya, buat anak cocok
ReplyDeleteBuat buka puasa kmrn nich enak seger2 menggelora
ReplyDeleteBetul sekali, dibanding pindang ikan kembung, pindang ikan patin jauh lebih enak :)
ReplyDelete