Judul buku : Jodoh Untuk Naina
Penulis : Nima Mumtaz
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo (Le Mariage)
Cetakan Pertama : Tahun 2015
Jumlah Halaman : vi + 252 hal.
Ini adalah ulasan buku pertama saya. Sebelumnya saya tidak pernah pede untuk mengulas sebuah buku. Entah kenapa. Mungkin saya khawatir duluan. Khawatir ulasan saya tidak enak untuk dibaca, khawatir ulasan saya jelek, khawatir ulasan saya mengecewakan dll. Tapi saya pikir, kalau saya tidak mencoba, saya tidak akan pernah belajar dan tidak akan pernah bisa. Sampai akhirnya datanglah keberanian saya untuk bisa mengulas buku, khusunya novel. Kenapa baru berani sekarang? Saya memberanikan diri, karena buku novel yang saya baca memberi kesan yang bagus buat saya. Buku novel ini seperti hidup. Alur ceritanya berjalan apik dan mengena. Karakter tokoh utamanya kuat, membuat saya ikut larut dalam ceritanya. Membacanya saya jadi ikut-ikutan mewek, dan juga ikut-ikutan tersenyum-senyum sendiri. Dan saya yakin, semua orang pasti (akan) mengalami hal ini, menjadi pengantin baru dan merasakan malam pertama :)
Sesuai dengan judulnya, Jodoh Untuk Naina, cerita ini tanpa basa basi langsung dibuka dengan perjodohan antara Naina dan Rizal.
Adalah Naina seorang gadis berusia 22 tahun yang dijodohkan oleh abahnya dengan seorang laki-laki berusia 32 tahun yang bernama Rizal. Orang tua Rizal adalah orang terpandang di kampungnya. Memiliki toko material, ruko yang disewakan, dan masih banyak usaha lainnya. Ya... Rizal adalah anak orang kaya di kampungnya. Selain kaya, Rizal pun ganteng. Sementara Abah, hanyalah orang yang sederhana, namun Abah pun adalah orang terpandang di kampungnya. Abah sering didatangi tetangganya untuk sekedar meminta nasehatnya.
Naina adalah anak yang patuh pada abahnya. Naina hanya ingin membahagiakan abahnya, dengan cara apapun, bahkan dengan cara dijodohkan dengan Rizal pun Naina bersedia. Hanya satu hal yang mengganjal Naina adalah, mengapa abah menjodohkannya dengan Rizal? Padahal Rizal pernah digosipkan digrebek oleh satpam dan tetangganya karena bermesraan dengan seorang perempuan bersuami di rumah sang perempuan. Tapi Naina tidak berani untuk menanyakan kebenaran dari berita tersebut. Baik kepada abahnya, ataupun pada kakaknya, Muthia. Dia pendam saja rasa ingin tahunya yang besar tentang masa lalu Rizal tersebut. Hingga akhirnya malapetaka rumah tangga Naina dan Rizal terjadi dikarenakan hal yang tidak Naina ketahui tentang masa lalu Rizal itu. Masa lalu Rizal yang sesungguhnya. Bagaimana kisah dan nasib pernikahan Naina dan Rizal selanjutnya? Apakah yang terjadi sebenarnya pada masa lalu Rizal?
Saya sangat-sangat suka novel ini. Saking sukanya saya pada jalan cerita novel ini, saya membacanya sampai 3 kali berturut-turut, khatam, hehehe.... Ceritanya berjalan sangat mulus dan seperti hidup. Walaupun novel ini bercerita tentang pernikahan, tentang pengantin baru, tentang malam pertama, tentang hubungan suami istri, tapi novel ini tidak vulgar. Novel ini tetap dibalut konsep secara Islami yang sarat akan kesopanan. Konsep Islami yang kental menurut saya.
"Naina, tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapan pun dia mau. Karena Allah telah menuliskannya dalam garis takdirmu." (Hal. 2)
"Dek, yang namanya istikharah itu nggak selalu datang jawabannya lewat mimpi. Dia bisa datang lewat petunjuk yang lain, misalnya kemantapan hati, proses yang nggak berbelit, kelancaran segala sesuatunya, banyak deh. (Hal. 16)
"Naina Humairah, saya Rizal Ayyashi. Maukah kamu menikah denganku?" (Hal. 21)
"Aku bukan orang baik, Naina. Bukan." (Hal. 71)
Tiba-tiba kepalanya mendongak dan mata kami bertemu. Untuk alasan yang tak dapat dijelaskan, aku tak bisa memalingkan wajah. Tatapan kami terkunci. Aku diam, dia diam. Tak ada yang berinisitif memecah kebisuan sampai akhirnya bunyi 'klik' tajam menggema di ruang sempit ini. (Hl. 73)
"Naina tobat itu adalah urusan antara manusia dengan Tuhan. Allah akan menerima tobat setiap manusia, siapa pun dia, asalkan itu dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Taubatannasuha. (Ha. 79)
"Jangan dipakai dulu, tolong. Kalau kamu nggak keberatan. Aku suka melihat rambutmu." (Hal. 89)
"Minumlah. Naina lebih menggoda daripada segelas es teh itu. Lagian kamu kan dari dulu juga suka usil kalau aku sedang puasa." (Hal. 93)
"Aku ingin malam zafaf kita memberikan kesan mendalam untukmu dan untukku. Aku juga menginginkan kerelaanmu, bukan hanya terbawa emosi karena kesalahpahaman kita kemarin." (Hal. 143)
Saat itu dia hanya menatapku lama kemudian menarikku ke dadanya dan berbisik pelan di telingaku 'ana uhibbuk'. (Hal. 151)
"Jadi menurut Abang, apa alasan dia mau menikah lagi? Menyelamatkan nasib janda? Janda seperti apa? Janda yang dulu pernah punya hubungan dengan dia? Atau mungkin alasannya karena Nabi juga melakukan poligami, jadi dia mengatakan ini sunah Rasul. Memangnya sunah Rasul cuma poligami saja? Sepertinya masih ada banyak sunah Rasul yang bisa membawa kita pada rida Ilahi. Nggak cuma dengan poligami. Kenapa dia nggak sempurnakan saja salatnya, zakatnya, puasanya, sedekahnya juga amalan-amalan lainnya daripada sibuk memikirkan istri kedua." (Hal. 200)
"Dan walaupun Nai tak semulia Fatimah Azzahra, tapi Naina hanya ingin seperti beliau yang seumur hidupnya tak pernah dimadu oleh Ali." (Hal. 201)
"Aku memang bukan orang baik. Aku bukan laki-laki sempurna yang jauh dari dosa. Tapi, aku menginginkan kehidupan terbaik, bersamamu." (Hal. 207)
Ya rabb,
Maaf jika aku mencinta makhluk-Mu terlalu sungguh. Maaf jika aku merindu makhluk-Mu dengan segenap rindu yang ku punya. Tapi aku tak sanggup menahan ini, Ya Allah. Aku terlalu mencinta, aku amat sangat merindu.
Allahku, tolong jaga hatinya agar selalu dalam lingkup rahmatmu. (Hal. 214)
"Naina, aku tak bisa menjanjikan hidup yang sempurna. Aku juga tak bisa menjanjikan semua isi dunia. Yang bisa kujanjikan hanyalah aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu, untuk anak kita. Keluarga kita." (Hal. 243)
Untuk mba Nima Mumtaz, saya sih berharap novel ini ada lanjutannya hehehe
Saya sangat-sangat suka novel ini. Saking sukanya saya pada jalan cerita novel ini, saya membacanya sampai 3 kali berturut-turut, khatam, hehehe.... Ceritanya berjalan sangat mulus dan seperti hidup. Walaupun novel ini bercerita tentang pernikahan, tentang pengantin baru, tentang malam pertama, tentang hubungan suami istri, tapi novel ini tidak vulgar. Novel ini tetap dibalut konsep secara Islami yang sarat akan kesopanan. Konsep Islami yang kental menurut saya.
"Naina, tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapan pun dia mau. Karena Allah telah menuliskannya dalam garis takdirmu." (Hal. 2)
"Dek, yang namanya istikharah itu nggak selalu datang jawabannya lewat mimpi. Dia bisa datang lewat petunjuk yang lain, misalnya kemantapan hati, proses yang nggak berbelit, kelancaran segala sesuatunya, banyak deh. (Hal. 16)
"Aku bukan orang baik, Naina. Bukan." (Hal. 71)
Tiba-tiba kepalanya mendongak dan mata kami bertemu. Untuk alasan yang tak dapat dijelaskan, aku tak bisa memalingkan wajah. Tatapan kami terkunci. Aku diam, dia diam. Tak ada yang berinisitif memecah kebisuan sampai akhirnya bunyi 'klik' tajam menggema di ruang sempit ini. (Hl. 73)
"Naina tobat itu adalah urusan antara manusia dengan Tuhan. Allah akan menerima tobat setiap manusia, siapa pun dia, asalkan itu dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Taubatannasuha. (Ha. 79)
"Jangan dipakai dulu, tolong. Kalau kamu nggak keberatan. Aku suka melihat rambutmu." (Hal. 89)
"Minumlah. Naina lebih menggoda daripada segelas es teh itu. Lagian kamu kan dari dulu juga suka usil kalau aku sedang puasa." (Hal. 93)
"Aku ingin malam zafaf kita memberikan kesan mendalam untukmu dan untukku. Aku juga menginginkan kerelaanmu, bukan hanya terbawa emosi karena kesalahpahaman kita kemarin." (Hal. 143)
Saat itu dia hanya menatapku lama kemudian menarikku ke dadanya dan berbisik pelan di telingaku 'ana uhibbuk'. (Hal. 151)
"Jadi menurut Abang, apa alasan dia mau menikah lagi? Menyelamatkan nasib janda? Janda seperti apa? Janda yang dulu pernah punya hubungan dengan dia? Atau mungkin alasannya karena Nabi juga melakukan poligami, jadi dia mengatakan ini sunah Rasul. Memangnya sunah Rasul cuma poligami saja? Sepertinya masih ada banyak sunah Rasul yang bisa membawa kita pada rida Ilahi. Nggak cuma dengan poligami. Kenapa dia nggak sempurnakan saja salatnya, zakatnya, puasanya, sedekahnya juga amalan-amalan lainnya daripada sibuk memikirkan istri kedua." (Hal. 200)
"Dan walaupun Nai tak semulia Fatimah Azzahra, tapi Naina hanya ingin seperti beliau yang seumur hidupnya tak pernah dimadu oleh Ali." (Hal. 201)
"Aku memang bukan orang baik. Aku bukan laki-laki sempurna yang jauh dari dosa. Tapi, aku menginginkan kehidupan terbaik, bersamamu." (Hal. 207)
Ya rabb,
Maaf jika aku mencinta makhluk-Mu terlalu sungguh. Maaf jika aku merindu makhluk-Mu dengan segenap rindu yang ku punya. Tapi aku tak sanggup menahan ini, Ya Allah. Aku terlalu mencinta, aku amat sangat merindu.
Allahku, tolong jaga hatinya agar selalu dalam lingkup rahmatmu. (Hal. 214)
"Naina, aku tak bisa menjanjikan hidup yang sempurna. Aku juga tak bisa menjanjikan semua isi dunia. Yang bisa kujanjikan hanyalah aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu, untuk anak kita. Keluarga kita." (Hal. 243)
Untuk mba Nima Mumtaz, saya sih berharap novel ini ada lanjutannya hehehe
duh bikin penasaran nih novelnya...tebakan saya happy ending makanya di baca sampai 3x heheheh
ReplyDeletehehehe....
DeleteWah...penasaran. Endingnya gmn mb..? Poligami ndak ?:-)
ReplyDeletehappy ending kok hehe
DeletePaling suka sama quote yang hlm 201 :D *novelnya bikin penasaran*
ReplyDeleteayo baca mba.... :) mau ada cetakan keduanya lho... :)
DeleteWaahh novel baruu.. Greess.. Penasaran jadinyaa
ReplyDeleteayo ikut baca mak... :D
Deletepenasaran nih sama ceritanya
ReplyDeleteayo baca novelnya :)
DeleteRomantis ya ... Happy ending enggak akhir kisahnya?
ReplyDeletehappy ending
Deletepenasaran dengan ceritanya kayanya asik nih :D
ReplyDeleteayo baca novelnya, biar gak penasaran :)
Deleteapalagi ulasan aku mbak, jauh dari bagus :)
ReplyDeletejadi penasaran pingin baca endingnya nih
hehehe... makanya saya gak berani pake kata review. Kesannya berat gitu...:)
DeletePadahal kan ulasan itu sama aja sama review hehe
Keren euy..
ReplyDeletenice review mbak,, baru sempat bertandang nih, bakalan sering mampir deh.. hehe..
Makasih :) dgn senang hati :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletedari ulsannya sepertinya seru ini novelnya
ReplyDeleteyup betul...
Deletebelum sempet nyari novel ini
ReplyDeletebeli online juga ada kok :)
Deletesemoga juga bisa menjadi dakwah terlebih tidak sedikit jumlahnya orang" seperti saya yang hanya bisa mengingat kesalahan orang lain :)
ReplyDeleteSemoga ya...
DeleteWah.. Keknya bagus nih novel. Sarat konflik bikin yang baca naik turun emosinya. :D
ReplyDeletememang bagus :)
Deleteasal jangan ada cerita selingkuhan aja. Saya suka males bacanya haha
ReplyDeletegak ada kok mba
Deletebagus ulasanya ,buat penasaran , kebetulan saya belum pernah membaca novel ini
ReplyDeleteterima kasih, ayo baca novelnya :)
Delete