Saya suka menikmati hujan. Aroma tanah yang tersiram air hujan terasa menenangkan. Walaupun hujan membuat basah, tapi ketenangan dan keromatisan yang dihadirkan hujan, sungguh saya nikmati. Saat kanak-kanak, saya suka main hujan di halaman rumah. Menikmati hujan-hujanan dengan kegembiraan tiada tara. Mandi air hujan dari talang-talang air, membawa panci untuk menadah air hujan, lalu mengguyurnya di kepala.
November 1999... dari Serang saya menuju Purwakarta, tempat dimana Ayah saya bertugas, Mamah berikut adik-adik saya ikut ke pindah ke Purwakarta. Hanya saya saja yang tetap di Serang. Saat itu hujan turun. Tak terlalu deras. Sempat khawatir karena hari sudah menjelang pukul 5 sore, sementara hujan belum berhenti.
Ketika turun dari angkot setelah beberapa jam berada di dalam bus, saya berlari-lari menyebrang agar sampai ke rumah. Ketika saya membuka pintu gerbang, saya perhatikan sosok Ayah saya yang sedang memandang keluar lewat jendela dengan menggunakan sarung dan tasbih di tangan kanannya. Setelah Ayah saya melihat saya datang, Ayah tak lagi memandang keluar lewat jendela. Baru saya tahu, ternyata Ayah menunggu saya datang dengan terus memandangi keluar lewat jendela. Ah... Ayah, sepertinya engkau mengkhawatirkan anak gadismu saat itu, di bawah hujan sore hari. Hati ini terasa hangat, dan bibir ini tersenyum mengingat perhatianmu, Ayah.... walau tanpa kata.
“Tulisan ini diikutsertakan Giveaway November Rain”
presented by “Keina Tralala”
Words : 200
hujaan.. aku pengen cepet2 libuuurr.. hehe
ReplyDeleteHujan selalu bikin melow
ReplyDeletesenang hujan sudah mulai datang,,,
ReplyDeletehujan, 1 % cairan, 99 % kenangan
ReplyDeleteAyah-ayah memang gitu ya, Mbak. Sayang anaknya walau tidak diungkapkan dengan kata-kata :D
ReplyDeleteentah kenapa judulnya terkesan romantis untuk saya...bagus juga kayaknya kalau di jadikan judul cerpen heheh
ReplyDeleteWaah Ayahnya perhatian sekali mak :))
ReplyDeletehujan selalu menyimpan kenangan ya mbak :)
ReplyDeleteAKu suka hujan, tapi jangan pake angin kyk sekarang. Potku smp berantakan.
ReplyDeleteAaaakh, waktu kecil aku suka hujan-hujanan juga :p wkwkwk habis pulang sekolah gitu, ijin sama ibuk, main kapal-kapalan disungai :3 seruuu :D
ReplyDeleteaah, sweetnya ayahmu :))
kenangan dengan ayahanda tercinta di November rain ya mbaak :)
ReplyDeleteAku juga suka hujan di bulan November. Syahdu...
ReplyDeleteYour daddy is so kindhearted...
ReplyDeleteDuh, Ayahnya mbak so sweet banget sih mbaaak, dan sangat menyayangi putrinya pasti :))
ReplyDeleteEntah kenapa kalo hujan aku bawaaannya suka sedih sentimentil dan mellow gitu mbak, kebanyakan nonton drama kayaknya mah hehe...
November penuh harapan, november penuh asa :)
ReplyDeleteRezeki kembali datang dengan berkah
ReplyDeleteSuka hujaaan. Tapi di sini baru sebentar bentar mbak
ReplyDeleteSedewasa apapun, orangtua sering mencemaskan anak2nya ya, Mbak. :D
ReplyDeleteAllhamdulillah walau baru dua kali sudah hujan di sini
ReplyDeletesuasana yang romantis :D
ReplyDeletesemoga hujan yang turun akhir2 ini memberikan banyak manfaat. aamiin.