Minggu siang itu, suami mengajak saya dan anak-anak melihat pemandangan rawa danau.
Suami : "Bu... kita ke rawa danau yuk...."
Saya : "Bukannya kita pernah kesana Yah?"
Suami : "Iya, tapi itu kan udah lama banget. Kita kesana lagi."
Saya : "Naik apa?"
Suami : "Naik motor."
Saya : "Siang-siang begini? Panas dong Yah..."
Suami : "Panasnya cuma sebentar, nanti begitu masuk daerah Mancak, hawanya pasti adem, tenang aja..."
Akhirnya saya, suami dan anak-anak pergi untuk melihat keindahan rawa danau. Berhubung kami berangkat menggunakan motor, dan hawa di daerah sekitar rawa danau itu sejuk, maka anak-anak saya pakaikan jaket. Walau cuaca saat itu begitu panas, matahari bersinar amat terik, namun akhirnya mendekati lokasi rawadano, udara berangsur sejuk dan terasa dingin sekali. Terbayar sudah lelah dan panas di perjalanan, dengan memandangi rawadano dari kejauahan.
Rawa danau yang berada di daerah Mancak - Padarincang - Serang - Banten ini adalah suatu cagar alam yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Serang. Kawasan cagar alam ini merupakan salah satu ekosistem rawa tropis yang mulai langka di dunia. Beraneka satwa liar seperti ular dan buaya hidup di rawa danau ini, juga beraneka burung hidup di sekitar rawa danau ini. Rawa danau ini pun memiliki peranan penting sebagai sumber air bagi masyarakat sekitar. Rawa danau ini satu-satunya rawa pegunungan di Pulau Jawa, yang masih merupakan daerah hulu DAS Cidanau, sumber air untuk kawasan industri di Cilegon. Alangkah berartinya ekosistem rawa danau ini bagi kelangsungan hidup manusia di sekitarnya. Danau ini memiliki luas 2.500 ha.
Saya memang belum pernah langsung turun ke daerah rawa danau ini. Kami hanya melihat dan berfoto-foto di bagian atasnya saja, yang warga sekitar menamakan tempat untuk melihat keindahan rawa danau dari atas ini dengan nama Paninjauan atau Panenjoan. Jika memandang ke bawah, rasanya ingin sekali bisa berada di situ, tapi kalau membayangkan betapa banyaknya jenis ular dan buaya di sana, hiiy... mengerikan :)
Memandang rawa danau ini seakan memanjakan mata dengan hawa yang sejuk dan pandangan hijau dimana-mana, dengan tampilan gunung Tukung Gede di belakangnya.
Jika teman-teman yang ingin berwisata ke Anyer atau Carita, bisa melalui daerah ini. Dari pusat kota serang menuju ke arah Barat melewati kecamatan Taktakan, terus saja mengikuti rambu yang ada di perjalanan. Rutenya tidak terlalu sulit, karena memang jalan ini adalah salah satu alternatif menuju ke Anyer. Di hari biasa , keadaan jalan relatif sepi, namun jika saat musim liburan atau hari-hari besar lainnya, rute ini juga dipadati wisatawan yang akan berlibur ke daerah Anyer. Sebelum sampai di Anyer, teman-teman bisa turun sebentar untuk melihat keindahan alamnya dan kesejukan udaranya, atau sekedar berfoto-foto. Tidak seperti jalur umum yang biasa dilalui untuk menuju ke Anyer, yang terasa panas dan hanya melihat pemandangan bangunan-bangunan toko di sepanjang jalan, melalui jalur serang-mancak ini, kita akan merasakan sensasi yang berbeda. Hamparan pohon, sawah dan bukit bisa menjadikan perjalanan terasa menyenangkan.
Di sekitar sini, banyak warung-warung yang menjajakan makanan berupa baso, mie ayam, gorengan maupun minuman berupa kopi dll yang disediakan warga untuk para pengunjung yang hendak beristirahat sejenak dalam perjalanannya.
mampir sebentar di warung pinggir jalan milik warga setempat
Kami sempat beristirahat sejenak di warung milik warga sekitar. Benar kata suami saya, walaupun kami berkunjung pada siang hari, tapi cuaca tidak terlalu terasa panas, karena memang hawa menuju daerah paninjaun ini terasa sejuk dan adem, dikarenakan daerah ini terletak di dataran yang agak tinggi. Kami berada di rawa danau ini hanya sebentar, memang sengaja sih, kami hanya ingin melihat kembali keindahan rawa danau dari atas, karena untuk menuju ke bawah, kami belum atau mungkin tidak memiliki keberanian. Disamping itu, jika ingin ke bawah, ke rawa danau-nya, harus mengantongi izin terlebih dahulu. kami pun sempat berfoto-foto. Sayangnya, di Paninjauan ini, tempat dimana kami bisa melihat keindahan rawa danau dari atas, para pengunjung membuang sampah seenaknya. Banyak sekali saya lihat sampah-sampah yang berserakan, sepertinya tak ada yang membersihkan.
indah ya? :)
Wuaahh bagus banget mbak :D
ReplyDeletehalan-halan nih ya, :) Adem banget ya Mak kayaknya...
ReplyDeleteLagi donk Mbak Santi foto-fotonya, soalnya seger ngliatnya ;)
ReplyDeleteindah banget pemandangannya mak, mata jadi segar saat melihatnya :)
ReplyDeleteMasya Allah indah pemandangannya. Naik motornya berapa jam, Mbak?
ReplyDeletemungkin sekitar 15-20 menit mba dari rumah
DeleteLihat foto-fotonya terasa banget kesejukannya. Indah banget, Mak :)
ReplyDelete:D
DeleteBaguus Mbak pemandangannya, refreshing sejenak ^^
ReplyDeleteiya Tis :)
Deleteindah....:)
ReplyDeleteiya mba :)
Deleteasik ya mbak bisa seseruan lihat danau dari atas,seger banget pemandangannya...
ReplyDeletekalau di siak mungkin lebih banyak pemandangan seperti ini ya mak Hana :)
Deletewoaaaa!!!
ReplyDeleteitu nggak bisa langsung nyentuh airnya???
enggak Jiah, rawa danau nya jauh di bawah sana...
DeleteHarus dijaga keindahannya. Apalagi ini salah satu sumber air masyarakat sekitar. Sayang kalau rusak :)
ReplyDeletebetul mak, harus dijaga
Deleterawa danau indah yaaa, jadi ingin kesana :)
ReplyDeleteindah dan sejuk :)
Deletebolehlah foto yang terakhir itu mbaak..
ReplyDeletehehe.. makasih
DeleteKeren .. Jangan sampai dirusak tuh..
ReplyDeleteseharusnya begitu ya, harus dijaga terus
DeleteMain ke alam memang seru. Udah pengen main2 ke alam ngajak anak2, tp musim hujan. Mungkin tar nunggu musim hujan reda...
ReplyDeletebentul mba.. :)
Deletepanasnya siang hari terbayar dech. Di dekat rumahku jarang ada pemandangan indah, adanya macet di Daan Mogot
ReplyDeleteiya mak Astin, dari rumah mah panas, karena serang memang udaranya panas, begitu masuk daerah Mancak, adem banget :)
Deletesejuk ya jalan-jalan di rawa gini, di Bekasi gak ada mbak :)
ReplyDeletesejuk banget mba... ayo kesini aja mba :)
Deletewih , indah banget, seperti melihat bidadari turun *joko tarub*
ReplyDeletehehehe...
DeleteAdem banget kelihatannya..
ReplyDeleteiya memang adem mba...
DeleteWaaah ini toh rawa danau..saya malah sudah ke daerah hulu di mana asal air di hulu cidanau ini berada mbak. bbrp tahun lalu pengmpulan data. di Desa Citanam tempat konservasi tanah di wilayah hulu yang menyumbang lingkungan hijauutk kesediaan DAS Cidanau. Kalo ke rawa danaunya malah gak kekejar karena katanya jauh. Sempet sy tulis di blog juga sih ada 2 tulisan. jadi penasaran pingin ke rawa danaunya. ini kan yang menghidupi dindutri di hilir sana termasuk krakatau steel
ReplyDeletewaah kenapa gak ke rawa danaunya mba, sekalian :) tapi katanya banyak lintah dan babi hutan
Deletekalo di Jawa Tengah mungkin mirip kayak rawa pening kali ya, Mb San?
ReplyDeletemungkin ya, karena sy blm pernah ke rawa pening :)
DeleteMasya Allah.. indah pemandangannya, mbak Santi..
ReplyDeleteRawa danaunya ada di bawah sana ya?
Mungkin seharusnya ada pemandu ya kalau pengunjung ingin lebih menjelajah rawa danau.. ^_^
Semangat selalu, mbak.. ^_^
iya mba, sepertinya memang ada pemandunya mba kalo mau ke rawa danau nya
Deleteseger benerr maakk
ReplyDeleteHijau amat pemandangannya.. Pasti udaranya sejuk.
ReplyDelete