Fayda sekarang ini sudah duduk di bangku TK kelas B. Tak ada masalah dengan sekolah Fayda yang sekarang ini. Fayda selalu bersemangat berangkat sekolah. Tak pernah tidak masuk sekolah, kecuali sakit, dan sakit pun sangat jarang terjadi. Kalau ayahnya meminta Fayda untuk tidak sekolah satu hari saja, Fayda tidak mau. Sekolah sudah merupakan tempat yang asyik buat Fayda. Fayda menyenangi sekolah, menyenangi guru-gurunya dan menyenangi teman-temannya.
Sebelum masuk TK, Fayda pernah sekolah di Kober dengan sekolah yang berbeda. Di usianya yang baru tiga tahun saat itu, Fayda termasuk anak yang seperti mesin diesel, lama panasnya. Fayda agak lama jika harus beradaptasi dengan lingkungan baru.Walau begitu, di hari pertama masuk sekolah Kobernya, Fayda tidak ditemani saya. Fayda mau dan berani saya tinggal. Fayda memang termasuk anak yang berani. Hanya awalnya saja Fayda terlihat malu-malu. Hari demi hari Fayda semakin akrab dan nyaman bermain bersama teman-temannya dan gurunya.
Hingga suatu hari, Fayda tidak mau lagi masuk sekolah, Fayda mogok sekolah. Saya heran, kenapa? Ada apa? Saya pelan-pelan tanya sama Fayda, untungnya saat itu Fayda sudah bisa diajak komunikasi dengan baik. Ternyata setelah saya tanya Fayda, dia gak mau sekolah lagi karena gurunya diganti. Fayda mau guru yang lama, gak mau guru baru. Fayda memang termasuk anak yang kalau sudah nyaman dengan seseorang, dia akan terus nempel pada orang tersebut. Dan untuk memulai 'berkenalan' dengan orang baru lagi, agak lama dan susah adaptasinya, apalagi jika orang tersebut kurang atau tidak 'telaten' dalam menghadapi Fayda.
Akhirnya saya ungkapkan 'permasalahan' Fayda tersebut pada gurunya. Ternyata guru Fayda tugasnya dipindahkan, tidak lagi mengajar di sekolah Fayda. Dan supaya Fayda mau lagi masuk sekolah, saya terus bujuk Fayda juga saya kenalkan (supaya lebih dekat) Fayda pada guru barunya. Saya ceritakan kondisinya, dan ternyata guru barunya mengerti, dan mulai 'mendekatkan diri' pada Fayda. Banyak bertanya, banyak ngobrol, lebih memperhatikan Fayda. Akhirnya Fayda pun mau sekolah lagi.
Dari kejadian di atas, saya ambil kesimpulan bahwa jika anak mogok sekolah, orang tua jangan langsung panik dan memarahai anak, lalu memaksa anak harus sekolah. Orang tua harus tahu kondisi anak. Orang tua harus mencari tahu penyebabnya apa, tanya pada anak, jika kurang/tidak memuaskan, tanya pada guru. Bicarakan baik-baik dengan guru apa penyebab anak mogok sekolah. Setelah diketahui penyebabnya, cari solusinya tentunya tetap berdiskusi dengan guru. Setelah menemukan solusi, yakinkan anak bahwa kenyamanan yang dulu pernah dirasakan anak, akan anak peroleh lagi. Terus pantau anak sampai anak-anak benar-benar sudah merasa nyaman kembali.
Alhamdulillah selama ini anak saya belum pernah mogok sekolah. Maaksih ya Mbak sharingnya. Siapa tau suatu saat berguna juga buat saya. Tapi mudah-mudahan kalau mogok enggak lama-lama, deh :)
ReplyDeletememang kalo dah cocok dengan guru, dan guru tersebut pindah rasanya jadi menurunkan semangat belajar ya huhu
ReplyDeleteSemoga Fayda gakmogok sekolah lagi ya. Wah berarti tahn ini masuk SD ya sam akaya Alvin
ReplyDeleteHawna waktu usia 3 tahun juga pernah mogok sekolah. Pas ditanya.katanya krn dia sering lihat makhluk yg seluruh tubuhnya dipenuhi rambut panjang, awut2an dan bola matanya berwarna merah. Mengerikan. Ya sudah. Keluar deh dari sekolah itu..xixixix..
ReplyDeleteWaduh, kok serem gitu Mbak :O
Deletewah samaan banget nih topiknya, aku baru aja nulis ttg ini.. sama mak anakku juga mogok sekolah, tapi langsung di cek juga apa masalahnya.. ternyata eh ternyata..
ReplyDeleteWah, anakku yg TK sering mogok sekolah. Kadang karena kecapekan, abis libur panjang, atau abis berantem sama temannya. Pernah sudah diantar depan kelas dan anaknya ingin pulang.
ReplyDeleteSholikhaah ya Kak Faida, pinter sekolahnya :)
ReplyDeleteEmang jadi ortu itu yah.. Harus sabar sabarrrr dn gak boleh sembarangan ngejudge. :))
ReplyDeleteBit.ly/PrewedStory11