Sebetulnya tak ada yang menarik dalam perjalanan hidup saya sampai usia saya yang sekarang. Semua berjalan biasa saja, datar. saya memang termasuk orang yang easy going. Kalau ada apa-apa, tak pernah mau berpikir rumit, atau mungkin malas mikir. Bisa dibilang, itu adalah salah satu kekurangan saya.
Tapi mungkin hanya ada satu peristiwa yang membuat saya benar-benar kehilangan dan merasa sangat sedih, bingung dan stres. Yaitu ketika kehilangan ayahanda tercinta, di saat adik-adik saya masih kecil-kecil, sementara penghasilan setiap harinya terpusat pada ayah saya. Saat itu yang saya pikirkan adalah bagaimana adik-adik saya bisa sekolah, dan merasa kasihan pada mamah saya jika harus memikirkan hal keuangan keluarga sendiri.
Saya kecil :) |
Saya adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Banyak bukan? hehe... Adik-adik saya tiga laki-laki dan tiga perempuan. Alhamdulillah semua sudah menikah. Dan hanya satu adik saya yang belum memiliki momongan.
Saya kecil tinggal di komplek rumah dinas yang disediakan oleh kantor ayah saya. Dari mulai rumah yang kecil dengan hanya satu kamar, kamar mandi bareng dengan tetangga sebelah rumah yang mana sumber airnya masih berupa sumur. Kemudian berpindah tapi masih dalam kota yang sama. Kali ini rumahnya agak lumayan enak, dengan kamar dua dan kamar mandi ada di dalam rumah, walaupun masih mengandalkan sumur sebagai sumber air.
Taman Kanak-Kanak
Sekolah TK saya cuma setahun. Pernah ikut pawai, tapi lupa dalam rangka apa. Pawai menggunakan baju bak pengantin perempuan. Pakaian berenda berwarna putih dengan mahkota di atas kepala. Sering mengumpulkan bungkus permen lalu dimasukan ke dalam dompet yang digunakan sebagai uang-uangan. Bungkus permennya nyari di jalan-jalan a.k.a mungutin di sepanjang jalan :)
Kata Mamah saya, saya dulu suka banget menyanyi, bahkan bangun tidur pun langsung menyanyi sambil joget-joget di depan kaca hihihi....
Sekolah Dasar
Taman Kanak-Kanak
Sekolah TK saya cuma setahun. Pernah ikut pawai, tapi lupa dalam rangka apa. Pawai menggunakan baju bak pengantin perempuan. Pakaian berenda berwarna putih dengan mahkota di atas kepala. Sering mengumpulkan bungkus permen lalu dimasukan ke dalam dompet yang digunakan sebagai uang-uangan. Bungkus permennya nyari di jalan-jalan a.k.a mungutin di sepanjang jalan :)
Kata Mamah saya, saya dulu suka banget menyanyi, bahkan bangun tidur pun langsung menyanyi sambil joget-joget di depan kaca hihihi....
Sekolah Dasar
Layaknya anak-anak kecil, saat itu saya masih SD, saya termasuk anak yang banyak main. Malah kadang malam-malam juga masih suka main, kalau di luar rumah ramai anak-anak yang sedang bermain, maka saya akan ikut main. Kalau malam hari biasanya mainnya main petak umpet atau permainan yang ada lagunya yaitu lagu sedang apa.. sedang apa.. sedang apa sekarang, yang dibagi menjadi dua kelompok sambil berbaris ke samping. Masing-masing kelompok berbaris berhadapan, sambil menyanyi dan berjalan maju mundur. Jika kelompok yang satu maju, maka kelompok yang satunya mundur. Atau main ular-ularan sambil bernyanyi juga. Ular naga panjangnya bukan kepalang....
Kadang saya suka ikutan nonton video di tetangga sebelah rumah, yang anaknya seusia saya. Tetangga sebelah rumah adalah atasan ayah saya, jadi tetangga saya itu lebih berada disamping saya. Saat itu nonton video sedang menjadi sesuatu yang diinginkan sekali, apalagi oleh anak-anak. Jadi jika saya tahu kalau tetangga saya tersebut sedang menyetel film dari video, saya suka pura-pura nyamper ke rumahnya, pura-pura mengajak main, padahal saya ingin nonton video yang sedang tetangga saya itu tonton :)
Waktu saya kelas 6 SD, adik saya yang yang kelima lahir. Saat itu saya merasa gak suka, kenapa sih saya punya adik lagi. Padahal adik-adik saya sudah banyak, begitu saya mikirnya :) Mungkin saat itu saya merasa masih kecil udah punya adik banyak hehe... dan mungkin saya juga merasa perhatian orang tua saya akan kembali berkurang. Perhatian orang tua saya pasti akan tercurah pada bayi yang baru lahir.
Di sekolah, saya sering diganggu sama teman sekelas laki-laki saya, jadi kalau pulang sekolah saya sering menangis. Diganggunya berupa digoda, dicolek-colek gitu... kan sebel ya... Akhirnya karena seringnya saya digoda, saya minta pindah sekolah. Mungkin karena Mamah saya juga kasihan sama anaknya yang hampr tiap hari selalu menangis kalau pulang sekolah, akhirnya Mamah saya memindahkan SD saya. Gak terlalu jauh sih, jarak antara SD lama saya dengan SD yang baru.
Sekolah Menengah Pertama
Di sekolah, saya sering diganggu sama teman sekelas laki-laki saya, jadi kalau pulang sekolah saya sering menangis. Diganggunya berupa digoda, dicolek-colek gitu... kan sebel ya... Akhirnya karena seringnya saya digoda, saya minta pindah sekolah. Mungkin karena Mamah saya juga kasihan sama anaknya yang hampr tiap hari selalu menangis kalau pulang sekolah, akhirnya Mamah saya memindahkan SD saya. Gak terlalu jauh sih, jarak antara SD lama saya dengan SD yang baru.
Sekolah Menengah Pertama
Satu semester saya sekolah di SMP di kota kelahiran saya. Setelah satu semester usai, saya pindah SMP, pindah ke SMP yang ada di Bogor yang membuat saya berpisah dengan mamah dan adik-adik saya. Ayah saya dipindahkan tugasnya di Bogor. Tapi semua tidak ikut ke Bogor. Mamah saya dan adik-adik saya semua tinggal di Serang. Hanya saya yang ikut ayah saya ke Bogor. Tapi itupun rumahnya terpisah. Berhubung ayah saya tidak dapat rumah dinas, maka ayah saya kos di Bogor. Sementara saya tinggal bersama paman saya, adik dari ayah saya. Jika pergi ke sekolah, saya berjalan kaki melewati perkampungan yang masih banyak kebun-kebun di samping kanan dan kiri jalan. Masih sepi banget, tapi udaranya sangat segar. Berjalan lumayan jauh mungkin sekitar 2 KM. Tapi kalau hujan, becek banget, karena jalannya memang masih jalan tanah, tak ada aspal. Kalau saya melewati jalan beraspal dari rumah ke sekolah, akan lebih jauh lagi. Disamping itu, kalau melewati jalan tanah, saya akan bareng dengan teman-teman lain yang satu sekolah dengan saya, karena pasti saya akan menlewati rumah teman-teman saya tersebut. Asyik kan? :D
Sekolah Menengah Atas
SMA, saya kembali lagi ke kota asal saya. Alhamdulillah dapat SMA yang saya inginkan di kota saya. Sempat deg-degan sewaktu pengumuman NEM (Nilai Ebtanas Murni). Apakah NEM saya bisa masuk ke SMA yang saya inginkan atau tidak.... (rasa yang sama ketika NEM SD saya keluar).
Di SMA saya ikut kegiatan ekstrakulikuler berupa theatre, mading, dan OSIS. Inginnya sih, ikut banyak kegiatan, tapi kalau gak salah ada ketentuan dari pihak sekolah harus ikut maksimal dua kegiatan ekskul. Setelah naik ke kelas dua, saya masuk kelas Sos. Sewaktu saya SMA, kelas dibagi-bagi menjadi kelas Fisik, Bio dan Sos. Berhubung saya mati kutu dalam hal eksak, untuk itu saya masuk kelas Sos. Disamping itu saya juga ingin belajar Bahasa Jerman, yang mana di kelas Sos di sekolah saya diajarkan Bahasa Jerman. Pelajaran yang sangat sukai waktu itu adalah pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman. Gak tau ya kenapa, saya suka banget sama dua pelajaran itu.
Kuliah
Disini ini masa-masa galau saya menentukan Perguruan Tinggi Negeri, apalagi setelah saya tidak masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang saya inginkan. Kegalaauan semakin bertambah. Akhirnya... setelah menemukan Perguruan Tinggi Swasta yang saya kira sudah sesuai dengan harapan saya, kegalaun itu akhirnya sirna. 3 tahun saya menempuh kuliah karena memang saya ambil D3. Saya mengambil D3 karena saat itu saya pikir, supaya cepat lulus kuliahnya, karena kalau semakin lama saya kuliah, biaya yang akan orang tua saya keluarkan akan lebih banyak lagi, sementara adik-adik saya pun masih membutuhkan biaya besar untuk sekolahnya.
Bekerja
Lulus kuliah, saya tidak langsung bekerja. Sempat menganggur karena belum juga dapat panggilan untuk wawancara pekerjaan. Sempat beberapa kali ikut tes, tapi selalu gagal.
Sempat melamar untuk menjadi guru honorer, Alhamdulillah diterima. Selama dua tahun saya mengajar. Sempat berpikir untuk kuliah lagi mengambil jurusan keguruan, tapi tidak terlaksana.
Disinilah, di saat inilah hal yang menyedihkan terjadi dalam hidup saya. Ayah saya meninggal. Kaget, sedih, tidak percaya dan berbagai macam perasaan lainnya hadir.
Setelah saya tidak lagi mengajar, saya sempat menganggur (lagi). Tidak lama saya akhirnya kerja di salah satu BUMN yang ada di kota saya, sampai sekarang.
Menikah
Saya menikah di usia yang mungkin tidak muda lagi :) Belum masuk usia 30 sih saat saya menikah hehe...
Setelah menikah, saya tidak langsung diberi momongan, padahal sudah ingin punya anak. Baru setelah dua tahun tiga bulan menikah, saya dinyatakan hamil. Anak pertama saya lahir tahun 2006 dan anak kedua lahir tahun 2010. Saya sudah memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan, Alhamdulillah. Rasanya sudah lengkap hidup ini. Tinggal membesarkan anak-anak dengan baik dan benar. Semoga saja saya menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya. Aamiin.
Sekolah Menengah Atas
SMA, saya kembali lagi ke kota asal saya. Alhamdulillah dapat SMA yang saya inginkan di kota saya. Sempat deg-degan sewaktu pengumuman NEM (Nilai Ebtanas Murni). Apakah NEM saya bisa masuk ke SMA yang saya inginkan atau tidak.... (rasa yang sama ketika NEM SD saya keluar).
Di SMA saya ikut kegiatan ekstrakulikuler berupa theatre, mading, dan OSIS. Inginnya sih, ikut banyak kegiatan, tapi kalau gak salah ada ketentuan dari pihak sekolah harus ikut maksimal dua kegiatan ekskul. Setelah naik ke kelas dua, saya masuk kelas Sos. Sewaktu saya SMA, kelas dibagi-bagi menjadi kelas Fisik, Bio dan Sos. Berhubung saya mati kutu dalam hal eksak, untuk itu saya masuk kelas Sos. Disamping itu saya juga ingin belajar Bahasa Jerman, yang mana di kelas Sos di sekolah saya diajarkan Bahasa Jerman. Pelajaran yang sangat sukai waktu itu adalah pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman. Gak tau ya kenapa, saya suka banget sama dua pelajaran itu.
Kuliah
Disini ini masa-masa galau saya menentukan Perguruan Tinggi Negeri, apalagi setelah saya tidak masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang saya inginkan. Kegalaauan semakin bertambah. Akhirnya... setelah menemukan Perguruan Tinggi Swasta yang saya kira sudah sesuai dengan harapan saya, kegalaun itu akhirnya sirna. 3 tahun saya menempuh kuliah karena memang saya ambil D3. Saya mengambil D3 karena saat itu saya pikir, supaya cepat lulus kuliahnya, karena kalau semakin lama saya kuliah, biaya yang akan orang tua saya keluarkan akan lebih banyak lagi, sementara adik-adik saya pun masih membutuhkan biaya besar untuk sekolahnya.
Bekerja
Lulus kuliah, saya tidak langsung bekerja. Sempat menganggur karena belum juga dapat panggilan untuk wawancara pekerjaan. Sempat beberapa kali ikut tes, tapi selalu gagal.
Sempat melamar untuk menjadi guru honorer, Alhamdulillah diterima. Selama dua tahun saya mengajar. Sempat berpikir untuk kuliah lagi mengambil jurusan keguruan, tapi tidak terlaksana.
Disinilah, di saat inilah hal yang menyedihkan terjadi dalam hidup saya. Ayah saya meninggal. Kaget, sedih, tidak percaya dan berbagai macam perasaan lainnya hadir.
Setelah saya tidak lagi mengajar, saya sempat menganggur (lagi). Tidak lama saya akhirnya kerja di salah satu BUMN yang ada di kota saya, sampai sekarang.
Menikah
Saya menikah di usia yang mungkin tidak muda lagi :) Belum masuk usia 30 sih saat saya menikah hehe...
Setelah menikah, saya tidak langsung diberi momongan, padahal sudah ingin punya anak. Baru setelah dua tahun tiga bulan menikah, saya dinyatakan hamil. Anak pertama saya lahir tahun 2006 dan anak kedua lahir tahun 2010. Saya sudah memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan, Alhamdulillah. Rasanya sudah lengkap hidup ini. Tinggal membesarkan anak-anak dengan baik dan benar. Semoga saja saya menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya. Aamiin.
Saya sekarang |
Semuanya seakan terlewati dengan cepat ya mbak... :)
ReplyDeleteiya betul
DeleteMbak Santi pernah jadi guru juga? waah keren mbak
ReplyDeleteiya, tapi cuma sebentar
Deletesukses Ganya ya jeng
ReplyDeletemakasih mba
DeleteSetiap orang punya sejarah masing-masing ya, Mbak :-)good luck buat GA-nya :-)
ReplyDeletewaahh anak pertama dr tujuh bersaudara.. seru yaa mbak pasti :)
ReplyDeleteHihii iya juga yah, mumpung ada video gratis, ikut nonton lebih asyik, aku juga dulu sering nebeng ninton tipi di tempat tetangga
ReplyDeleteAnak pertama pasti tanggung jwbnya besar yaa
ReplyDeleteKehilangan orang terkasih memang paling berat, ya.
ReplyDeleteSukses untuk GAnya, Mbak.
Jika dijalani dengan Iklhas tak terasa semua dapat dilewati dengan cepat ya
ReplyDeleteMakasih sudah ikutan GA saya mb Santi. Semoga beruntung ya ;)
ReplyDeleteaih pernah smp di bogor rupanya. gutlak buat GAnya yaaa
ReplyDeleteFoto kecilnya lucuuu..
ReplyDeleteSukses GA nya ya.
sukses GA nya mbak :D
ReplyDeleteGoodluck untuk GAnya mba, jadi kepingin ikutan :)
ReplyDeleteAku dulu juga milih IPS pas SMA, karen aku ga suka ama matematika dan kimia hehehe...
ReplyDeleteGood luck ya utk GA nya
Alhamdulillah perjalanan hidup yang cukup berliku ya Mbak Santi. Sudah melewati masa sulit dan masa bahagia yang melengkapkan semuanya :)
ReplyDeleteSaat SD itu sering digodain, pasti karena Mbak Santi manis, jadinya digodain sama anak2 laki itu yah :D
akujadi ngubek2 fotomas kecilku ih mbak
ReplyDeletesaya nikah usia 26, itu udah merasa tua sekali soalnya teman SD udah 3 anaknya saat sya nikah ><
ReplyDeleteenggak biasa kok, seru :)
ReplyDeletePerjalanan hidupnya yang penuh kesan ya mba. Sukses untuk GA bya
ReplyDeleteWah pasti seru ya mbak Santi, jadi anak pertama dengan enam adik, berasa jadi mama kedua ya :)
ReplyDeleteSemoga sukses GA nya ya mbak dan sukses juga untuk keluarga :)
Wah pasti seru ya mbak Santi, jadi anak pertama dengan enam adik, berasa jadi mama kedua ya :)
ReplyDeleteSemoga sukses GA nya ya mbak dan sukses juga untuk keluarga :)
wah, rameee ya adiknya banyak, seruuu.. :)
ReplyDeleteSukses untuk GA dan keluarganya mbak :) Salam kenal
sukses GA-nya ya... Memang rasanya waktu cepet banget... padahal waktu msh kecil pas blm sekolah maunya cepet2 gede :))))
ReplyDeleteduhhh apanya yg biasa, keren lah mba santi dewi itu. Sukses y mba.
ReplyDeleteTambah muda kok :))
ReplyDeleteTujuh bersaudara pasti rameee banget ya mbak :). Selalu ada kenangan yang tertinggal di setiap masa :)
ReplyDeleteWaw, 7 bersaudara? Keren! Sy terlahir jd anak tunggal. Untungnya kedua ortu saya masing2 dr keluarga besar,punya banyak sodara. Jadi banyak sepupu. Tapi tentu rumah ga serame di rumah Mbak santi. Makanya seneng deh kalo ada yg maen ke rumah hehe
ReplyDeleteJadi kenal lebih dekat nih :))
ReplyDelete