coretan tangan Fayda :)
Ini hanya berdasarkan pengalaman saya saja ya...
Tapi untungnya, anak saya tidak seperti ibunya :) Begitu pun Si kecil, Fayda. Walaupun masih duduk di TK, tapi terlihat sekali kalau Fayda senang akan berhitung. Sering sekali jika di rumah, Fayda minta diajarkan berhitung, tambahan dan pengurangan, sehingga Fayda sudah mampu menjumlah dan mengurangi angka-angka pada soal-soal matematika dasar yang saya berikan. Apalagi menghitung uang, sudah pinter dia hihihi....
Sejak usia dua tahun lebih, Farras dan Fayda sudah hapal pada angka-angka. Saya memang sudah mengenalkan angka pada anak-anak saya di usia dua tahun. Juga mengenalkan konsep angka disela-sela obrolan kita. Seperti coba hitung bola plastik ini ada berapa? Atau nih di buku ada gambar bintang, coba hitung ada berapa gambar bintangnya? Ya... hal-hal seperti itulah...
Dan ketika Farras hendak masuk SD, saya dan suami saya, seringnya sih suami, karena kalau eksak adalah bidangnya, mengajarkan Farras cara berhitung (penjumlahan) dengan metode matematika Gasing (Gampang Asyik Menyenangkan) yang digagas oleh Prof. Yohanes Surya. Tapi hanya dasar-dasarnya saja. Dan hal itu memang gampang dan menyenangkan. Sebelumnya saya pernah posting tentang matematika Gasing ini disini. Sehingga dengan cepat dan mudah Farras bisa menguasai penjumlahan hanya dengan mencongak. Hal ini belum saya praktekan pada Fayda.
Di kelas dua akhir, Farras harus sudah hapal perkalian, karena di kelas tiga sudah ada materi perkalian, jadi Farras harus siap terlebih dahulu. Setiap hari Farras latihan mengerjakan soal-soal matematika dan juga tiap hari selalu belajar matematika, tentunya dengan ayahnya, kalau saya mah ke laut ajaaa..... (berenang, mainin pasir, naik banan boat) hahaha.... *nyerah*
Karena memang dari awal Farras sudah diperkenalkan dengan matematika bisa dibilang secara mendalam, yang membuat Farras bisa menguasai materi-materi dalam pelajaran matematika, dimana hal ini bisa membuat anak pede dan tidak akan mungkin lagi deg-degan dalam menghadapi pelajaran matematika, apalagi merasa takut. Sehingga anak pun akan secara tak sadar sudah menyukai matematika.
Saya banyak ngumpulin soal-soal dari internet. Saya print lalu saya jilid. Saya beri pada Farras sebagai latihan mengerjakan soal. Kalau ada yang tidak ngerti, Ayahnya yang akan menerangkan.
Jadi menurut saya, memang penting ya, untuk memberikan keyakinan pada anak bahwa matematika itu menyenangkan lho... tentunya kita sebagai orang tua ikut membantu anak-anak supaya menyukai matematika dengan cara : mengenalkan angka-angka pada anak-anak, mengenalkan konsep dasar matematika, melatih/mengajarkan anak matematika dengan cara yang gampang, asyik dan menyenangkan, memberinya banyak soal-soal untuk melatih kemampuan anak, memberikan materi matematika lebih banyak dan sering, sehingga anak merasa menguasai materi pelajaran matematika di sekolahnya yang akan menaikan rasa percaya dirinya, sehingga anak tidak akan merasa takut atau deg-degan atau minder saat menghadapi pelajaran matematika, bahkan justru anak-anak akan menyukai matematika.
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah mereka yang belum dapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar. (Prof. Yohannes Surya, Ph.D)
Allhamdulillah anak-aank suka matematika awalnya suka minta dibuatin soal-soal
ReplyDeleteAlhamdulillah... memang dgn berlatih mengerjakan soal, anak akan lebih memahami banyak soal ya mba
Deletewaaaah kereeennn
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletehihihi.... saya juga pusing kalo anak saya sedang belajar bahasa jawa serang, karena saya gak bisa :)
DeleteHahahaha iya loh, PR bahasa Jawa anaknya teman kantor kadang malah jadd bahasan di grup chat.
DeleteSeru sih, jadi keinget jaman sekolah. Mana saya murid pindahan dari luar Jawa pisan, duh jeblok tuh nilainya *kokcurcol*
wahhh kereeeeeeeeeeen nihh
DeleteNah, ini kayak anak keduaku Mba, suka itung2an dia. Beda banget dengan kakaknya, yg kadar keparnoan pada matematik nurun banget dari ibunya :))
ReplyDeletehihihi... asli saya dulu waktu sekolah parno banget sama yg namanya matematika.
Deletewahhh kereeen nihhhh
DeleteHm, ada metode Gasing yah. Kudet sayah, hehehe. Terima kasih sharingnya ya Mbak
ReplyDeletebaru aja mau buat tulisan tentang matematika, memang matematika ini terkadang jadi momok tapi sebetulnya menyenangkan bagi yang menggemarinya. hehe besok ganti baca punyaku ya Mbak :D
ReplyDeletewahhh kereen nihhh
DeleteSAYA termasuk yang payah soal matematika. Dan menyesal juga sih. Tapi benar kata Yohanes Surya itu, saat saya belajar matgasing ya lumayan cepet banget jadinya itung-itungan tinggal kitanya tekun apa nggak belajarnya ya. Ortu tentu harus memotivasi betul pastinya.
ReplyDeleteBeruntung banget ya, punya anak suka matematika. Anakku gak terlalu sih.
ReplyDeleteKalo di raport untuk pelajaran lain selalu unggul, kalo yang satu itu di atas kkm dikit.
duuuh... gimana yaa :(
waaaaah bagusss bangettt nihhh
Deletehihi, waktu kecil saya juga suka matematika, tapi kalau sekarang disuruh ngitung harus pakai kalkulator~ :))
ReplyDeleteSama mbak. Aku dulu juga jadi tiba-tiba ngantuk klo liat deretan angka matematika. Sering pahamnya belakangan, klo pasca ulangan...baru paham. Lemot pokoknya klo matematika! Nah.. sekarang anakku kls 3 SD. Materi luas, keliling...anakku masih kebolak balik lama neranginnya.. Tp mudah2 an raka ndak niru aku mbak..
ReplyDeleteMakasih inspirasinya mak, mau diterapin juga utk si kecil
ReplyDeleteWahh, anak saya belum ketahuan suka matematika atau nggak, tapi dia suka banget tulis angka dan berhitung :)
ReplyDeletesemoga dia tumbuh menjadi anak yang suka matematika, amin.. :)
Aku banget nih, yang suka serem ama matematika mbaaak...bhahahaha.
ReplyDeletedan beneran nurun ke Kayla duh :((
Peran orangtua sungguh besar dalam mengenalkan matematika itu menyenangkan ya, Mbak :)
ReplyDeleteIya nih mbak sepertinya sangat penting juga ya pelajaran matematika untuk anak anak buat nanti dimasa depannya juga.
ReplyDeletemba Santi sosok ibu yang hebaaat, sabar dan enjoy menemani buah hati belajar matematik. Boleh saya tiru tuh pengambilan soal-soal dari intrnet.
ReplyDeleteinget dulu ibu mengajariku berhitung menggunakan kode2 jemari kita, sangat praktis, mudah dimengerti. Saat ujian dapat diterapkan, menghitung dg bantuan jemari tidak termasuk "nyontek" .. kan ?
sementara ponakan ikut les berhitung dengan metode "sempoa".
Semangaaaat mba Santi, buah hati senang sekaligus cerdas !
pelajaran yang satu ini memang harus dibuat menarik agar anak2 gak putus asa ya mba..
ReplyDeletemisalnya dengan asosiasi atau permainan...
beda anak beda juga sih seleranya sm matematika
kadang kakaknya lebih mudah dan suka, adeknya agak susah n lbh lama memahami
Anaknya ngikut si bapak... hehe... kalau dari kecil sudah senang matematika, mudah-mudahan sampe gede ya mbak, saya pun dari kecil sudah suka matematika, sampai sekarang pun masih tetap suka :)
ReplyDeleteAnakku yg kecil (cewek) lebih doyan belajar, baik membaca maupun berhitung (matematika). Beda dengan kakaknya (cowok). Apa memang anak cowok bgtu, ya, Mbak...?
ReplyDeleteKalau aku waktu sekolah paling suka pelajaran matematika karena ilmu pasti dibanding ilmu sejarah lebih membosankan, hihii...
ReplyDeleteSejak jaman saya kecil matematika memang sudah jadi momok ya mbak Santi, tapi saya selalu memberi semangat pada anak untuk menyukai semua pelajaran termasuk matematika, meskipun saya sendiri ngerii hihi
ReplyDeleteintinya small step ya mbak jadi anak2 gak mengalami kesulitan dalam belajar matematika
ReplyDeletesaya biasanya bikin soal sendiri, liat contoh soalnya dari tugas2 anak dari sekolah :)
ReplyDeleteBenar berarti, suka karena terbiasa bisa dipraktekan buat matematika :)
ReplyDeletebelajar matematika sangat perlu..
ReplyDelete