Sebetulnya saya nonton film 3 Srikandi ini udah lama, tanggal 14 Agustus 2016, namun baru bisa mengulasnya :(
Awalnya Farras yang ingin nonton film ini selagi Olimpiade Rio 2016 masih berlangsung. Mungkin Farras masih terbawa suasana heroik Indonesia di saat menonton film Rudy Habibie sebelumnya. Menonton film Rudy Habibie, Farras sempat terkagum-kagum. Selesai menonton film 3 Srikandi inipun banyak pertanyaan meluncur dari mulut Farras, apalagi ketika foto Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, Kusuma Wardhani dan Donald Pandiangan yang asli disandingkan dengan para pemain 3 Srikandi ini, di akhir tayangan, yaitu Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, Tara Basro dan Reza Rahardian sebagai pelatih 3 Srikandi tersebut. Mungkin Farras masih bingung, kok wajah-wajah mereka berbeda dengan wajah para aktor dan aktris yang bermain di film 3 Srikandi itu.
Film dimulai dengan perjuangan para atlet panahan untuk bisa masuk pada latihan yang akan dilatih oleh Donald Pandiangan yang mantan atlet panahan juga, namun kecewa karena tidak jadi berangkat ke Olimpiade di Moskow karena keadaan politik yang tidak memungkinkan Indonesia ikut pada Olimpiade tersebut. Donald kecewa, mengapa olahraga harus disangkutpautkan dengan politik? Akhirnya dia pun keluar dari profesinya sebagai atlet panahan.
Namun ketika Indonesia akan mengirimkan para atlet panahan lagi di Olimpiade Seoul 1988, Indonesia membutuhkan pelatih yang mumpuni, dan akhirnya Donald Pandiangan lah yang terpilih, walaupun cukup alot membujuk Donald untuk bisa melatih para 3 Srikandi tersebut. Namun akhirnya Donald Pandiangan menyetujuinya.
Yana (Nurfitriyana Saiman), mendapat pertentangan keras dari ayahnya ketika hendak berlatih untuk melaju ke pertandingan tingkat dunia, Olimpiade Seoul. Menurut ayahnya, Yana harus merampungkan dulu skripsinya yang sedang dijalani oleh Yana. Dan Yana berjanji, walaupun dia nanti sibuk berlatih dan di karantina, terpisah dari ayah dan ibunya, Yana akan merampungkan skripsinya. Yana pun pergi ke Sukabumi untuk berlatih secara intensif tanpa pamit pada ayahnya. Yana terlihat lebih dewasa diantara Lilies dan Suma, Yana juga terlihat lebih feminin diantara 2 teman atletnya. Yana adalah atlet yang berasal dari DKI Jakarta.
Lilies (Lilies Handayani) adalah tokoh yang banyak mengurai tawa dan juga kesedihan di film ini. Anaknya kocak dan tomboy. Saya tertawa terus melihat akting Chelsea Islan di sini. Akting logat Jawanya yang medok, kulitnya yang kecoklatan (beda banget sama kulit putihnya waktu bermain di Rudy Habibie). Lilies mendapat pertentangan dari ibunya tentang ikatannya dengan pacarnya yang seorang atlet juga. Ibu Lilies tidak setuju Lilies berhubungan dengan kekasihnya ini. Bahkan ibunya Lilies sudah menjodohkan Lilies dengan pria pilihan ibunya. Lilies tetap berpegang teguh pada keputusannya, yang akhirnya ibunya menyetujui hubungan mereka, di akhir hayatnya. Di sinilah air mata para penonton keluar. Lilies adalah atlet panahan dari Surabaya, Jawa Timur.
Suma (Kusuma Wardhani), juga sempat mendapat pertentangan dari ayahnya ketika dia hendak pergi ke Sukabumi untuk di karantina. Suma sudah mendapatkan surat bahwa dia diterima sebagai PNS di kampung halamannya, namun Suma malah memilih berlatih panahan untuk Olimpiade di Seoul. Betapa marahnya ayahnya. Sementara Suma diharapkan menjadi tulang pungung keluarganya, Suma malah memilih menjadi atlet panahan. Suma adalah atlet panahan yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Banyak cerita konyol nan ceria, juga latihan yang keras selama mereka berlatih. Latihan yang diberikan Donad kepada 3 atlet panahan tersebut terbilang unik. Berlatih di atas drum sambil memanah untuk melatih keseimbangan, harus membabat rumput rumah yang hendak dijadikan tempat tinggal mereka, berlatih di laut, juga harus berlari mengelilingi kampung yang jaraknya jauh. Sempat curi-curi waktu ketika mereka ingin nonton film Onky Alexander yang memang sedang booming pada masanya.
Menonton film ini, saya serasa bernostalgia dengan tahun 1988. Di tahun itu saya masih SMP. rambut keritingnya, model pakainnya, juga lagu-lagu yang nge-hits di tahun itu membuat saya terhibur.
Akting mereka pun bagus banget. Bunga Citra Lestari yang dewasa, Tara Basro yang pendiam dan sedikit misterius, Chelsea Islan yang ceria, lucu dan konyol. Ditambah oleh Reza Rahardian sebagai pelatih yang galak. Kerap mereka kepergok oleh pelatihnya di saat mereka membantah perintah-perintah pelatihnya.
Film ini seakan mengingatkan kita pada perjuangan para atlet yang berlaga di ajang Internasional., bahwa perjuangan mereka tidaklah mudah, banyak aral yang melintang menghadang. Namun mereka adalah sosok pahlawan yang berjiwa teguh, pantang menyerah. Perjuangan mereka, para 3 Srikandi akhirnya berhasil membawa perak di olahraga panahan Olimpiade Seoul 1988. Penghargaan pertama untuk Indonesia diajang prestisius setingkat Olimpiade. Semoga gelora semangat mengangkat nama baik Indonesia selalu terpatri di jiwa anak-anak Indonesia, bukan hanya para olahragawan.
Bintangnya Ok Ok ya mbak, pasti aktingya juga mantep
ReplyDeleteiya bintang oke, akting juga oke :)
DeleteFilm yang bagus layak untuk ditonton ya mba, terutama bagi anak2 muda, agar mereka bersemangat untuk meraih prestasi
ReplyDeleteiya mba, karena film-nya memang penuh dgn semangat & perjuangan utk memperoleh itu :)
DeleteTapi kok ya aku bosen gitu liat reza sama bcl lagi di 3 film yang baru2 launhing
ReplyDeletesama bcl saya bosen, sama rezanya enggak wkwkwkwk....
Deletedi bioskop masih ada ngga ya? belum sempet nonton dan pengen nonton banget setelah baca2 reviewnya nih...
ReplyDeletehehe... saya kurang tau. ini review nya aja telat :(
DeleteMbaaaak... Jadi mupeng pingin nonton, padahal tadinya woles aja not nunggu ntar tayang TV.
ReplyDeleteayo nonton... nonton... nonton :)
DeleteCocok kalo Reza jadi pelatih yang galak :)
ReplyDeletehehehe...
DeleteHe he kayaknya film penuh semangat ya mba,,tahun 1988 aku baru 2 tahun ��
ReplyDeleteth 88 saya udah SMP mak Titaaa.... hehehe...
DeleteWah belum nonton nih mbak sepertinya wajib nonton nih kayanya seru juga.
ReplyDeletenonton dong... hehe
DeleteFilm Indonesia sekarang banyak yang bagus ya mbak. Nilai nasionalismenya makin ditampilkan. promosi dan iklan melalui medsos juga udah gencar
ReplyDeletebetul mba, seneng liatnya geliat film Indonesia semakin kuat :)
DeleteCocok bgt sama Tema Augustus yaa mba ini, Indonesia. .atlet
ReplyDeleteUdah gede2 mba anaknya hihii jadi bisa nonton barengan,seru yaa
iya mba, cocok pas agustusan juga pas timingnya dgn olimpiade Rio :)
Deleteyaa, saya belum nonton,, sepertinya harus ngajak anak nonton ini nih, biar mereka tahu bahwa semuanya harus diusahakan dengan sungguh-sungguh.
ReplyDeleteayo nonton mba, berasa banget th 80-annya :)
DeleteAtlit2 itu ngetopnya zaman saya sekolah dulu, Mbak. Salah satunya dari daerah saya, lupa yang mana.
ReplyDeleteOiya .. Kusuma Wardani :D
DeleteYang asalnya dari sini ... hehehe
baru aja saya mau nyebut itu mba hehe
Delete