Suatu hari, sepulang Fayda sekolah, Fayda menyerahkan buku dengan cover di atas beserta beberapa pamflet. Fayda masih duduk di kelas satu SD. Ternyata buku tersebut memang dibagikan oleh pihak sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengeluarkan. Buku dengan tampilan yang cukup menarik, colourfull dengan kertas tebal dan bagus. Cover-nya menggunakan kertas mengkilat. Saya baca-baca dan memang isinya bagus dan bermanfaat. Ya iyalah... kalau tidak bermanfaat buat apa dibuat hehe...
Inti dari isi buku di atas adalah keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak SD di sekolahnya. Masih ingatkan dulu, ketika Bapak Anies Baswedan masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa beliau menekankan para orang tua untuk mengantarkan anak-anaknya ketika pertama kali masuk sekolah? Orang tua diharapkan ikut berperan serta dalam pendidikan anak-anaknya, gak cuek begitu aja.... Mentang-mentang udah sekolah, lalu pendidikan anak-anak diserahkan sepenuhnya begitu saja pada sekolah. Ya.. kira anak brojolnya dari sekolah? hehe... Tetap ya, ibu-ibu... pendidikan anak-anak adalah tanggung jawab orang tua juga, bukan sekolah dan guru sepenuhnya, karena orang tua adalah pendidik sepanjang hayat buat anak-anak. Dengan mengantarkan anak pada pertama kali masuk sekolah, adalah salah satu peran orang tua untuk ikut terlibat dalam proses pendidikan anak di sekolah.
Bapak Anies menyebutkan bahwa keluarga adalah tempat lahirnya benih generasi berkarakter dan sekolah adalah tempat tumbuh kembangnya generasi tersebut. Dan saya sangat setuju. Karakter mendasar yang baik tentunya lahir pertama kali dari keluarga, lalu berkembang karena ada lingkungan diantaranya adalah sekolah. Supaya karakter anak tetap baik sesuai dengan pendidikan di dalam keluarganya, maka orang tua pun memiliki peran untuk ikut andil dan selalu mendukung dalam setiap kegiatan anak-anak di sekolahnya. Orang tua perlu tahu, anak-anak ngapain aja sih di sekolah, ikut kegiatan apa aja sih, terus emang kegiatan di sekolah itu apa aja?
Saya, sebagai orang tua dari dua anak, Farras yang sekarang duduk di kelas 5 SD dan Fayda, harus tahu kegiatan apa saja di sekolah yang lebih menarik perhatian anak-anak. Setelah tahu, saya harus ikut memberikan support. Farras adalah anak yang aktif. Sejak balita Farras termasuk anak yang tidak mau diam, selalu bergerak. Dan sejak balita, Farras cenderung tertarik pada mainan bola. Segala jennis dan ukuran bola, ada di rumah. Dan tidak heran ketika sekarang, Farras sangat tertarik pada olahraga bola. Berhubung di sekolahnya ada ekskul futsal, maka Farras ikut kegiatan tersebut. Bahkan tontonannya di rumah pun pertandingan sepak bola :) Selain ekskul futsal, Farras pun ikut ekskul pencak silat dan pramuka. PMR sepertinya baru hendak Farras ikuti. Selain kegiatan olahraga yang lebih kepada kegiatan fisik, ada beberapa kegiatan lain yang Farras ikuti yang menyangkut kegiatan sekolah. Alhamdulillah Farras selalu aktif dalam segala kegiatan di sekolah. Saya sebagai orang tua ikut memantau, membimbing, memberi masukan dan dukungan pada Farras, supaya anak terus memiliki semangat, untuk masa depannya kelak. Sementara Fayda, karena masih kelas satu, belum memiliki kegiatan apapun di dalam sekolahnya.
Menurut buku Menjadi Orang Tua Hebat, bahwa setiap anak memiliki kekhasan masing-masing, saya setuju. Bahkan anak kembar pun memiliki ciri khas masing-masing. Secara garis besar, karakteristik umum anak Sekolah Dasar adalah :
1. Senang bermain terutama mereka yang di kelas-kelas awal.
Ini mungkin masih terbawa suasana sekolah TK-nya ya, ibu-ibu... :) Dimana ketika di TK anak-anak lebih banyak bermain namun sambil belajar. Belajar sambil bernyanyi dan bertepuk tangan. Dan inilah yang terjadi pada kelas Fayda. Di kelas satunya, lebih kepada kegiatan belajar yang menyenangkan. Bernyanyi, mewarnai, kolase, bertepuk tangan, dll sehingga anak-anak merasa nyaman dan gembira.
2. Aktif bergerak. Masih belum bisa duduk diam pada waktu yang lama.
Jadi... jangan memaksa anak-anak di kelas satu untuk bisa duduk tertib berlama-lama ya... :) Karena memang fokusnya masih pendek. Jika ada sesuatu yang menarik hatinya, maka tak segan-segan anak akan berpaling dan bergerak.
3. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
Orang tua harus mempunya stok jawaban yang banyak atas pertanyaan-pertanyaan dari sang anak. Anak yang kritis, ketika dia tahu sesuatu yang baru, maka akan banyak pertanyaan yang ada di kepalanya dan siap dimuntahkan pada orang dewasa. Dan orang tualah yang seharusnya menjawab pertanyaan-pertanyaan anaknya. Saya pun sempat 'kleyengen' ketika Fayda banyak bertanya dan saya tidak memiliki stok jawaban :D
4. Masih lebih mudah memahami hal-hal yang bersifat konkret.
Maka jangan heran ketika anak bertanya tentang sesuatu yang tak kasat mata, seperti keberadaan Tuhan. Pengalaman saya ketika Fayda bertanya :
"Bu... Allah itu ada dimana?"
"Bu... Allah itu laki-laki atau perempuan?"
"Bu... siapa yang menciptakan Allah?"
"Bu... emang setan itu ada?" dll
"Bu... emang setan itu ada?" dll
5. Mulai berpikir logis dan bisa memecahkan masalah sederhana.
Terkadang saya mendengar Fayda berceloteh : "Ooh... Fayda tahu Bu, kenapa bla..bla.. bla..." Asumsi hasil berpikirnya :) Ternyata memang anak-anak bisa berpikir logis setelah saya menerangkan apa yang ditanyakannya. Anak bisa menyambungkan satu kejadian ke kejadian yang lain. Seperti terjadinya siang dan malam.
6. Mulai mencari sendiri hal-hal yang mereka ingin ketahui.
Anak-anak memiliki rasa penasaran dan ingin tahu yang besar. Terkadang ketika jawaban dari orang tua kurang memuaskan rasa ingin tahunya, anak-anak mencarinya sendiri. Tidak masalah kalau yang dicari sendiri adalah hal-hal yang positif, tapi jika hal negatif, lebih baik kita pantau terus ya ibu-ibu... Jangan sampai anak-anak mengetahui informasi yang salah akibat mereka mencari sendiri hal-hal yang mereka ingin ketahui.
7. Mulai memasuki masa pubertas.
Untuk Farras, sepertinya belum puber hehe... Tapi yang saya pantau, sepertinya sudah ada lawan jenis yang tertarik pada Farras hahaha.... Saya adalah ibu yang 'stalker' Ya... gak apa-apalah ya, jadi stalker anak sendiri :)
Untuk Farras, sepertinya belum puber hehe... Tapi yang saya pantau, sepertinya sudah ada lawan jenis yang tertarik pada Farras hahaha.... Saya adalah ibu yang 'stalker' Ya... gak apa-apalah ya, jadi stalker anak sendiri :)
8. Senang bekerja dalam kelompok dan mulai tidak bergantung pada kehadiran orang dewasa.
Sering saya 'diusir' jika sesekali saya menengok Farras di sekolah.
"Udah sih sana Bu, Ibu pulang aja, gak usah nengok-nengokin Farras segala... " Hmmm.... hahaha... anak saya sudah besar ternyata :)
Aku merasakan juga proses itu, 1-8. Plek ketiplek. Seuju banget kalau ortu sangat berperan dalam tumbuh kembang anak Mbak :)
ReplyDeleteYa dan memang harus ya, ortu yg tdk ikut andil dlm pend anak adalah ortu yg tdk perduli :(
Deleteya sejatinyalah orang tua merupakan guru yang paling utama dan dari awal sang anak hadir menghiasi kebahagiaan dalm rumah tangga
ReplyDeleteterima kasih
sangat bermanfaat
iya, apalagi ibu adalah madrasah bagi anak2nya. Terima kasih :)
DeleteAnakku aja yg 3 tahun udah kritis banget mba. Kami selaku orangtuanya bener2 mawas diri dlm hal ini kalau bapaknya salah saya yg negur. Kalau saya salah saya yg ditegur. Takut dicontoh smaa anak T_T
ReplyDeleteiya, jadi ortu harus hati2, karena ortu adl role model anak2
DeleteDeg deg an pasti ya Bu, pas anak2 mulai masa pubertas dan mulai naksir-naksiran... :D
ReplyDeletehahaha.. sepertinya iya. skrg aja ada yg sprtinya mulai suka sama anak saya, saya jadi kepo abis :)
DeleteDan momen ketika ditanya anak dengan pertanyaan kritis ini yang sering buat saya kelabakan. Belum bisa menemukan jawaban yang sesuai, kayanya memang orang tua juga kudu banyak belajar lagi :)
ReplyDeleteiya, saya juga gitu. harus banyak baca dan bljr lagi
DeleteWah kalau sudah besar malah gak mau diliatin ibunya ya.. huhu.. masa itu cepat berlalunya.
ReplyDeleteiya mba leyla. ibunya diusirin hehe
Delete"Bu... Allah itu ada dimana?"
ReplyDelete"Bu... Allah itu laki-laki atau perempuan?"
"Bu... siapa yang menciptakan Allah?"
"Bu... emang setan itu ada?" dll
Ya ampun.. ini bener lhoo mba.. anak aku skrg 4 tahun, dan dia seneng banget tanya seperti diatas..
Nice sharing mba..
www.sistersdyne.com
Duh, anakku yang usia 9 tahun aja, maish suka bermain....maunya main saja
ReplyDeleteOrang tua adalah guru sepanjang zaman.
ReplyDeletewah..di usir..??? dimasa mereka senang bermain dan senang dekat2 kita.. nikmati aja semua memang terkadang merepotkan...karena ketika masanya kita merindukan itu semua... mereka udah besar2..
ReplyDelete