Assalamua'alaikum!
Usia Farras sekarang 15 tahun. Sudah duduk di kelas X SMA. Masa puber Farras sepertinya saya perhatikan di usia 13an tahun. Agak sulit ya, mengetahui tepatnya anak laki-laki puber itu, tidak seperti perempuan, yang bisa terlihat. Pubernya anak laki-laki kan biasanya ditandai dengan mimpi basah. Dan orang tua tidak tahu apakah anak laki-lakinya sudah mimpi basah atau belum. Sementara anak perempuan gampang, ketika dia sudah mendapatkan haid pertamanya, berarti dia sudah puber. Walaupun anak laki-laki ketika mulai puber pun bisa dilihat dari munculnya kumis tipis, suara yang sudah berubah, dan lainnya. Tapi klimaksnya adalah mimpi basah. Dan Farras tidak pernah cerita pada saya maupun ayahnya tentang mimpi basah pertamanya itu. Entah ya, kalau anak orang lain, apakah ada yang bercerita pada orang tuanya tentang mimpi basah pertamanya yang menandakan dia sudah puber atau tidak? Karena ketika saya tanya suami juga dia lupa seperti apa mimpi basah pertamanya itu. Mungkin karena sudah lama, sudah puluhan tahun, atau memang tidak ingin mengingat, dan mungkin juga tidak pernah dia ceritakan pada ibunya atau siapapun.
Yang jelas, dampak kepuberan Farras itu sungguh terasa sekali perubahan-perubahannya. Farras yang dari kecil termasuk anak yang penurut walaupun anaknya aktif, ketika menginjak kepuberannya, sudah mulai membantah dan membangkang. Jika disuruh atau diperintah, tidak mau menurut. Farras seperti sedang mencari sesuatu yang ingin dia ketahui banyak. Farras seperti sedang mengeksplor segala keingintahuannya, tanpa mau bertanya pada saya ataupun ayahnya. Farras seakan-akan ingin mencari sendiri apa yang ingin dia ketahui. Mungkin seperti banyak orang bilang, anak remaja yang sedang mencari jati diri. Dan itu membuat saya dan suami saya kalang kabut, bingung, sedih, dan kecewa. Farras yang dari kecil seringnya berada di rumah, sekarang sudah mulai banyak bergaul di luar rumah. Bergaul dengan lingkungan rumah (lingkungan RT dan RW) dan lingkungan di luar rumah (selain lingkungan RT dan RW).
Apa yang salah pada kami, sehingga anak kami jadi seperti itu? Apakah kami salah dalam membimbing anak kami? Begitu yang terus berputar di kepala saya saat itu.
Saat Farras sudah mengenal lingkungan luar selain rumah, Farras seakan-akan menikmati dunia barunya itu. Seolah-olah seperti istilah kuda yang keluar dari kandangnya. Senangnya main terus di luar rumah. Rumah itu seperti tempat untuk tidur saja. Kami yang biasa membersamai, jadi sedikit-demi sedikit dijauhi Farras. Farras sedang menikmati kebersamaannya dengan teman-temannya. Seakan-akan Farras baru 'melek', melihat dunia.
Tentunya kami sebagai orang tua merasa sedih, merasa bersalah dan berbagai macam perasaan lainnya. Sedikit-sedikit kami mulai mempelajari memahami pola tingkah laku Farras. Karena kami paham, anak yang mulai puber, mereka mungkin mengalami hal yang tidak nyaman pada tubuhnya, dan mungkin mereka ingin mengetahui apakah teman-temannya juga mengalami apa yang sedang dia alami. Makanya saat itu Farras lebih sering bergaul dengan teman-temannya. Mungkin juga saling curhat, menyamakan hal-hal yang pernah atau sedang mereka alami. Sedikit-sedikit kami ikuti alur Farras. Kami mencoba tarik ulur dengan keadaan Farras sat itu. Kami biarkan terlebih dahulu sambil mengamati. Ketika sudah di luar jalur/keterlaluan, kami ingatkan pelan-pelan. Kami tanya juga, Farras maunya apa? Dasar ya anak puber itu masih labil, ditanya begitu ya dia gak bisa jawab secara gamblang.
Apapun itu, anak-anak memang memiliki jiwanya sendiri. Anak sedang memahami dan mencari apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, pada tubuhnya.
Yang terpenting yang harus terus kami lakukan sebagai orang tua adalah :
1. Komunikasi jalan dan jalin terus. Memberi masukan dan nasehat walaupun tidak diminta pun tetap harus orang tua lakukan. Karena walaupun sepertinya anak cuek, tapi kalau terus menerus menerima masukan dan nasehat, pasti ada yang nyantol di kuping dan kepalanya.
2. Metode tarik ulur tetap kami lakukan. Seperti kata orang, bahwa memang anak seusia itu, mereka akan lebih percaya pada teman-temannya. Untuk itu, kita pun sebagai orang tua harus bisa dekat dengan teman-teman anak kita.
3. Dekat dan tahu tentang teman-teman anak kita. Untungnya, teman-teman Farras banyak yang main ke rumah. Jadi kami tahu, siapa saja teman-teman Farras.
4. Dan jangan lupa, iringi selalu anak dengan doa. Karena di saat kita tidak bisa menjaganya, ada Allah yang selalu menjaga anak-anak kita. Tak ada penjagaan yang sebaik penjagaan Allah SWT. Dan doa seorang ibu, InsyaAllah makbul.
Itu tips dan trik kami ketika Farras mulai puber.
Hemm kalau anak remaja mulai puber nih orang tua harus ekstra memperhatikannya dengan baik apalagi di masa-masa itu anak belum mengenal atau mengerti perubahan yang akan terjadi pada tubuhnya
ReplyDeleteSulit juga, ya, kalau anak lelaki yang puber perlu perhatian intens dan pendekatan, nih. Selamat memasuki masa remaja Farras
ReplyDeleteBagi cewek masa puber itu paling sulit, kalau cowok masih mudah cuma sulit dikenali malahan
ReplyDeleteAarghhh, samaaaa kayak daku Bund
ReplyDeleteAnakku begitu puber tuh kayak yg "duhh, aku kok ngga kenal dgn sosok anak ini yaaa"
Bener² bedaaa bgt dgn masa ketika dia SD.
Aku kaget bgt dgn perubahan ini. Dan sampe sekarang jg masih beradaptasi bgt
Nyimaaakkk, anak saya menjelang 11 tahun, tapi maknya udah merasa dag dig dug, jangankan perubahan yang lain, meresapi banget suara si kakak sekarang, sebelum suaranya berubah, huhuhu.
ReplyDeletejadi mewek maminya :D
Yang paling sering nih, metode tarik ulur, saya lakukan mulai sekarang ke anak saya :D
Semoga saya bisa jadi sahabat baik anak ketika dia remaja :)
Farras udah remaja yah bund, baca pengalamannya saya jdi bertanya pada diri sendiri,bagaimana dengan anak saya kelak ketika menginjak usia remaja juga. Yg psti tetap semamgat yah moms. Tipsnya saya catet nih buat bekal kedepannya mendidik anak
ReplyDeleteya namanya perkembangan anak-anak bun, sama ketika kita masih jadi seorang anak . heheheh
ReplyDeleteBelum pengalaman punya anak laki laki puber. Beda banget dengan pengalaman anak perempuan puber. Tiba tiba jadi anteng, penurut, dan maunya dirumah ngobrol sama bundanya. Terimakasih sudah share pengalaman, jadi tahu bagaimana pengalaman membersamai anak laki laki puber
ReplyDeleteBiasanya kalau anak laki-laki sudah puber itu suaranya berubah ya, Mbak. Komunikasi antara anak dan orang tua itu memang penting banget karena itu adalah cara untuk anak dan orang tua saling memberi perhatian dan kasih sayang.
ReplyDeleteMasyaAllah, udah mulai puber ya Mbak, ntar lagi dewasa tapi anak laki-laki biasanya akan selalu dekat dengan Mamanya jadi komunikasi memang tetap harus terjaga dan malah lebih baik lagi ya agar anak pun tetap bisa merasa nyaman ama kita ortunya :)
ReplyDeleteFarras .. masya Allah, sudah kelas X saja. Masih ingat saya ... sekitar tahun berapa ya mulai main ke sini .. kira-kira 2013 kalo gak salah. Kebanyakan anak mengalami masa-masa seperti yang diceritakan di atas. Bagaimana orang tua menanggapinya menentukan mereka ke depannya ya, Mbak.
ReplyDeleteIya ya Mbak, pubertas anak laki-laki susah dideteksi. Gak mungkin orangtua nanya ke anak, "Le kamu sudah mimpi basah belum?" ��
ReplyDeleteYang ada anak jadi malu, belum kalau si anak lugu, mimpi basah itu kayak gimana Bund? Nah lho makin bingung orang tuanya, haha
Jadi ingat jaman adeku puber selisih kami kan 10 tahun gitu mba Sangat hehehehe. Dari sini aku juga ikut belajar jadi calon orangtua juga nih. Makasih Mba San.
ReplyDeleteAank-anakku sudah besar paling kecil 13 tahun memang masa pubernya berbeda-beda tiap anak itu ya....Ada yang cepat ada yang lambat berbagai faktor mempengaruhi...
ReplyDeletePunya anak usia puber itu seru-seru gimanaaaa gitu ya mbak. Anak sulungku juga udah masuk usia puber. Sama seperti Farras, udah mulai asyik ama dunianya sendiri. Setuju banget ama tips-tipsnya. Komunikasi dan mengenal siapa teman-temannya itu penting banget.
ReplyDeleteSeumuran Pascal ya mbak Farras, mau 16 tahun nih tahun depan. Biasa ya anak seusia Farras sedang mencari jati dirinya melihat dunia. Syukurlah Farras punya orangtua yang ngerti dan mau belahar untk terus bisa berkomunikasi dengan anaknya.
ReplyDeleteNah untuk teman2 barunya sekarang aku belum kenal mbak, soalnya gak perlau keluar rumah Pascalnya nih
Aduh, jadi keinget bujangku beberapa waktu yang lalu. Malah sejak SMP. Lupa kelas berapa waktu itu. Karena badannya udah tinggi, dan suara juga udah ngebass, aku ngeberaniin diri nanya soal pubertas ke dia. Sampai soal mimpi basah. Alhamdulillah bujangku mau jawab. Dan jadi aja aku ceramahin dia. Niatnya biar dia tahu sex education dari rumah, yakni dari aku. Biar gak salah langkah. Semoga begitu. Semoga Allah selalu menjaga anak-anak kita. Aamiin.
ReplyDeleteJadi inget ponakan nih. Bukan hanya yg cowok, cewek pun juga apalagi seumuran. Klo cewek, enaknya sering wanti2 banget, yg cowok pun jga kurleb sama mbak. Smoga Mas Faras memasuki masa puber dg baik ^_^
ReplyDeleteAku salut banget, kak..
ReplyDeleteMenjadi orangtua ini adalah sebuah perjalanan belajar yang tiada henti. Baik ke pasangan ataupun ke anak-anak.
Dan semoga sebagai orangtua kita menjadi lebih bijak dalam menghadapi anak-anak. Beneran yaa..ternyata setiap fase ada tantangannya masing-masing.
bener mba, aku juga mulai merasa nih, padahal anakku baru 8 tahun tapi kayak yang mulai puber, dia mulai minta tukeran nomor handphone sama temannya biar bisa whatsapp-an hahaa
ReplyDeleteMenghadapi anak puber memang perlu trik sendiri untuk mengatasi ya mbaa, anakku masih kecil kecil nih kayaknya tips dari mba bisa diterapkan nantinya
ReplyDeleteDuh siap-siap nih saya. Si sulung udah mau masuk masa puber juga. Emang mesti banyak belajar nih orangtuanya, gimana suka duka dan tips trik menghadapi anak puber yaa mbak.
ReplyDeleteBaca tulisan Mbak Santi langsung ingat waktu anak laki-laki masuk masa puber. I know your feeling, Mbak. Sempat berasa tak kenal anak sendiri, tapi benar sih di masa inilah komunikasi harus diperkuat dan dibuat lancar. Gampang-gampang susah juga memang.
ReplyDeleteAnakku baru 7 tahun, cowok juga, baca ini jadi reminder banget nanti mesti ngapain aja, mesti belajar terus nih persiapan diri dari sekarang. Tiap fase anak emang punya tantangan sendiri ya
ReplyDeleteTips nya berguna, secara aku juga punya anak laki2 walopun skr masih balita :D. Tapi suatu saat pas dia mulai Akil baliq, aku pasti butuh saran2 begini.
ReplyDeleteKalo mama mertua ku dulu, dia pas menghadapi pak suami menjelang remaja, mendidiknya juga ga keras. Tapi mama mertua kasih aturan ga bisa nginep di rumah temennya, tapiiii di rumah mertua selalu menyediakan apapun yg temen2 anaknya suka. Kayak cemilan, minuman, komik, dll. Jadi mereka LBH suka main ke rumah mertuaku dan nginep. Tujuan mama mertua, supaya dia bisa mengawasi juga anaknya kemana :D. Mendingan dikumpulin di rumahnya, drpd kelayapan kluar :D.