Review buku : Aku, Meps, dan Beps. Judulnya unik ya?
Saya sedang mencari buku novel anak, searching di google, maka muncullah judul buku ini. Aku, Meps, dan Beps. Saya tertarik, ini kok judulnya begini sih? Unik gitu, cerita tentang apa ya? Jadi penasaran deh hehehe... Oh ya, saat ini saya sering mencari buku secara online. Saat pandemi seperti ini rasanya masih malas mondar mandir keluar walaupun tujuannya mencari buku. Jadi, akhirnya mencari bukunya lewat online saja.
Buku ini bercerita tentang 'Aku' si anak kecil bernama Soca (yang sekarang sudah tidak kecil lagi hehehe) yang sekaligus penulis buku ini duet bersama ibunya yang bernama Reda Gaudiamo yang Soca panggil dengan sebutan Meps. Yup... Meps disini berarti ibu dan beps adalah panggilan Soca pada bapaknya. Aku, Meps, dan Beps ditulis oleh Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo, ibunya Soca.
Menurut Soca, sebagai aku disini tidak tahu asal muasalnya dia bisa memangil bapak dan ibunya dengan sebutan Meps dan Beps. Terjadi begitu saja :)
Buku sederhana yang ringan ini bercerita tentang kehidupan 'Aku' si pemeran utama dalam cerita ini. Cerita tingkah polah anak kecil. Sudut pandang seorang anak terhadap orang tuanya, Meps dan Beps. Bahwa seorang anak pun memiliki pandangan tersendiri terhadap orang tuanya. Bukan hanya kita sebagai orang tua yang bisa memiliki pandangan tersendiri terhadap anak-anak kita. Anak kita pun memiliki suatu pandangan tertentu dari diri kita. Begitu pun Soca, si anak kecil ini. Dia memiliki pandangan tersendiri terhadap Meps dan Beps, orang tuanaya. Meps yang selalu terburu-buru, sering pulang malam karena lembur, dll. Meps yang memiliki rambut pendek,, berkulit putih dan bermata sipit. Sedangkan Beps yang bekerja di rumah, senang menggambar berambut panjang, berkulit hitam dan matanya besar.
Membacanya kadang saya tersenyum sendiri. Curhatan Soca kecil di buku ini membuat saya berpikir, iya ya, anak-anak punya perspektif sendiri tentang sesuatu, tentang orang tuanya. Seperti Soca yang tidak suka ketika sekolahnya pindah karena lokasinya terlalu jauh dari rumah, Soca yang terkadang kasihan melihat Meps yang terganggu karena kokokan ayam peliharaannya. Iya, Soca punya beberapa peliharaan binatang. Seperti anjing, kucing dan ayam. Juga kekesalan Soca saat makan malam, saat Meps dan Beps membicarakan tentang topik politik, ekonomi, dll yang Soca tidak mengerti. Soca inginnya Meps dan Beps ngobrolnya sama aku. Bukan ngobrol berdua seperti itu.
Tingkah dan cerita kocak Soca membuat yang membaca merasa rileks dengan bacaannya. Bacaannya ringan karena memang yang bercerita adalah seorang anak kecil.
Curhatan Soca, si anak kecil :) |
Soca pun memiliki catatan sendiri tentang meps. Tentang kelebihan dan kekurangan meps dan beps yang secara terinci Soca tulis di buku ini. Ada beberapa sifat meps yang Soca tulis dan bikin saya senyum-senyum sendiri, seperti aku gak suka kalau meps suka marah-marah, apalagi marahin aku. Jadi ngaca sendiri deh, kalau saya juga suka marahin anak. Mungkin anak saya juga berpikir seperti itu, gak suka deh kalo ibu udah marahin aku hehehe... Jadi introspeksi diri, bahwa memang anak juga bisa menilai kita, orang tuanya.
Kita memang tidak bisa menjadi orang tua sempurna, tapi setidaknya melakukan yang terbaik buat anak adalah tugas kita, sebagai orang tua. Anak adalah cerminan kita, orang tuanya. Bagaimana anak nanti besarnya, mereka pasti melihat dan mencontoh orang tuanya. Saya sebagai orang tua hanya bisa berharap bahwa anak-anak saya merasa bangga sudah memiliki orang tua seperti kami, ayah dan ibunya.
Buku cerita anak ini diterbitkan oleh POST Press. Cetakan pertama Desember 2016, dan terakhir dicetak bulan Juni 2021. Oh ya, buku ini juga bergambar, gambar hitam putih. Dan gambarnya dibuat oleh Cecillia Hidayat.
Lucu ya bukunya, unik panggilan Meps dan Beps yang digunakan untuk memanggil ayah dan ibunya. Selain itu, kayaknya ada pengajarannya.
ReplyDeletemba, kalau aku malah selama pandemi lebih suka ke toko buku. Kebetulan Toga Mas disini sepi, jadi bisa santai milih milih hehe
ReplyDeleteBukunya lucu mbak, ringan tapi sarat makna. Barangkali saya juga seperti itu ya...suka marah-marah gak jelas kalau anak sering berulah. Mungkin anak saya juga suka menggerutu dalam hati...karena sering terlihat diraut wajahnya yang cemberut kalau pas saya marahin dia hehehe....
ReplyDeleteMba aku suka buku anak, jadi kepo pengen baca juga manggilnya lucu ya
ReplyDeletedunia anak meski belum aku ketahui, tapi aku pernah jadi anak-anak. Buat referensi jadi calon orangtua ini sih
Bacaan yang renyah bikin aku senyum2 sendiri, perbedaan yang unik namun dikemas dengan cara yang ringan dalam menghadapi kehidupan anak2.Cucok banget buat bacaan me time mamah2 muda niih.
ReplyDeleteBaca review novel nya suka! Jarang jarang ada yang nulis dari sudut pandang anak. Dan kita jadi tau deh gimana anak memandang seperti ini begini dan begitu. Makasih mba reviewnya 😍
ReplyDeleteAku jadi ingat buku parenting yang ditulis seperti diary gitu.. Judulnya "Happy Little Soul"nya Bunda Retno Hening.
ReplyDeleteApakah seperti ini?
Tulisan yang mengalir dan apa adanya, khas anak-anak begitu membuat pengasuhan dari kaca matanya sang anak.
cukup ringan untuk dibaca bersama anak ya, menarik untuk dibeli kalau begitu.
ReplyDeleteBuku karangan reda gaudiamo ini aku suka juga. Punya komplit di rumah, termasuk yg seri Nawila. Itu juga lucu, jokesnya fresh bangt mba. Polos kayak anak kecil. Bacanya bisa bikin ngakak :D.
ReplyDeleteSukalah Ama buku2 mereka ini. Aku malah pengen anakku yg pertama ntr mulai baca juga. Dia pasti suka kalo ceritanya begini. Soalnya related banget Ama anak2 kan