Marì mendongeng (lagi) Sudah lama saya tidak mendongeng, setelah anak-anak semakin besar.
Waktu Farras dan Fayda masih kecil, setiap mau tidur pasti minta didongengin atau dibacakan buku cerita atau sekedar ngobrol ringan, bahasa kerennya pillow talk . Pernah juga mengarang dongeng sendiri buat didongengkan ke Farras dan Fayda menjelang tidur. Kali ini, ada kesempatan membuat sekaligus menuliskan dongeng lagi dengan tema batik (mudah2an masuk kategori dongeng) , karena belum pernah ikut pelatihan penulisan dongeng. Jadi bikin dongeng sepengetahuan sendiri aja Terpacu membuat dongeng karena di grup Facebook Nulis Aja Dulu (NAD) dimana saya tergabung disitu, diadakan lomba menulis dongeng dengan tema batik. Walaupun gak jadi salah satu pemenang, at least, saya sudah mencoba membuat dongeng dengan tema batik yang sebelumnya belum pernah saya buat. Dongeng yang saya buat ini, tidak lebih dari 200 kata karena memang syarat yang dilombakannya begitu. Saya membuat 2 dongeng dengan tema batik, kebetulan karena memiliki 2 ide tersebut. Jadi langsung saja saya tulis. Menulisnya tentunya di FB, lalu sekarang saya tuangkan di blog.
Rahasia Selendang Batik Ibu
Besok ibu akan pergi ke kota. Ibu menitipkan pesan kepada Yuda, anak semata wayangnya, “Yuda sayang, besok ibu akan pergi ke kota. Dan kamu akan sendirian di rumah. Tolong jaga rumah baik-baik. Dan satu lagi pesan penting ibu, jika ada orang lain yang datang ke rumah dan menanyakan atau meminta selendang batik ibu, jangan diberikan ya Nak. Katakan saja kalau kau tidak tahu.” Yuda menganggukan kepalanya tanda mengerti. “Baik Bu, Yuda mengerti.”
Esoknya, ketika ibu sudah pergi dari rumah, ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu. Yuda membukakan pintu. Ternyata seorang laki-laki berbadan besar dan berkumis lebat.
“Ada perlu apa, Pak?” Tanya Yuda. “Aku kemari diminta ibumu untuk mengambil selendang batik milik ibumu.” Kata Si laki-laki itu. “Tidak, aku tidak tahu tentang itu, dan ibu tidak pernah menitipkannya padaku.” Jawab Yuda lantang. “Jangan bohong kamu!” Teriak orang itu. “Aku diajarkan ibu untuk selalu berkata jujur.” Jawab Yuda. Laki-laki itu sepertinya putus asa. Akhirnya laki-laki itu pergi dengan perasaan kesal.
Yuda mengambil selendang batik ibu. Terasa ada sesuatu yang mengganjal. Lalu Yuda membuka lipatannya. Ternyata, di dalam lipatan itu terdapat peta harta karun. “Pantas, ibu melarang aku untuk menyerahkan selendang batik ini.” Pikir Yuda.
Jarik Manten Ajaib
Alkisah, di suatu desa, hiduplah seorang gadis sebatang kara. Dia bekerja sebagai tukang masak dari rumah ke rumah. Dan upah hasil memasak itu dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia dipanggil dengan sebutan Si Manis. Karena memang wajahnya manis walaupun kulitnya sedikit hitam.
Suatu petang, dipinggiran hutan, Si Manis duduk terpekur sendiri. Lalu dari arah hutan, datanglah seorang wanita yang sangat cantik bergaun putih. Si Manis memandang wanita itu tanpa berkedip. Si Manis terpana. Wanita itu bertanya, “Kau kenapa, duduk melamun disini?”
“Aku sedih, karena aku tidak memiliki teman hidup. Aku hidup sendiri. Aku ingin memiliki suami yang akan menemaniku dalam suka dan duka.” Jawab Si Manis
Lalu tiba-tiba, wanita cantik itu memberikan sebuah jarik. “Ini apa?” Tanya Si Manis. “Ini adalah jarik manten ajaib. Terimalah.” Jawab Si wanita cantik. Si Manis menerima jarik itu dengan perasaan bingung dan mengucapkan terima kasih.
Ketika Si Manis sudah sampai gubuknya, dia mencoba memakai jariknya, lalu tiba-tiba datanglah serombongan orang ke gubug Si Manis. “Apakah kau Si Manis?” Tanya ketua rombongan itu. “Iya betul.” Jawab Si Manis. “Kami kesini mau melamarmu untuk kami nikahkan dengan seseorang yang menyukai masakanmu, juga karena kamu menggunakan jarik manten yang sudah lama sekali kami cari.”
Mendongeng memang kegiatan yang menarik untuk anak-anak sampai sekarang apalagi mereka bisa mengenal banyak cerita dan mengambil pelajarannya.
ReplyDeleteIya mba, biasanya kan dongeng itu ada hikmah yg bisa diambil pelajarannya
DeleteAssalamualaikum Bu Santi, apa kabar sudah lama tidak bersua, mungkin bertahun-tahun karena saya baru aktif lagi. hehe.
ReplyDeleteDongeng menjadi sarana untuk pengembangan imajinasi yang digambarkan dengan kata-kata. Bu Santi jago juga, dengan dibatasi 200 kata sudah bisa menyampaikan inti dari cerita moral tentang kejujuran pada Rahasia Selendang Batik Ibu. Good Story
waalaikum salam kak Rian. apa kabar juga? Semoga selalu sehat ya...
DeleteMasih belajar nih Kak Rian buat bikin dongeng hehe
aku jadi belajar cara bikin dongeng. Makasih ya. Ternyata, bikin cerita dongeng itu, tidak boleh menulis kebanyakan, dan harus to the point. Aku belajar banyak setelah baca dongengmu. Makasih ya. Sering sering ya
ReplyDeletewaah... aku juga baru belajar nih mba Ade :)
DeleteWih, ternyata gak perlu panjang ya ceritanya, yang penting point ceritanya sampai. aku suka dongeng ngarang kalau anak mau tidur malam, dan tokohnya jd terbentuk sendiri di pikiran anak2 jadinya.
ReplyDeleteMendogeng saat mengantarkan anak-anak tidur merupakan momen istimewa anak dan kita sebagai ortu ya mba. Apalagi kalau dongengnya karya sendiri seperti di atas. Makin istimewa.
ReplyDeleteSemangat menulis dongeng mba.
ga perlu panjang ya mbak ceritanya, yang penting pointnya tersampaikan, kepanjangan anak malah bosen nanti hahaaa
ReplyDeleteKisah Jarik Manten ini unik ya mba. Nggak kebayang pas ada cari jodoh lalu nemu yang sesuai dan mendadak ada yang datang untuk melamar. Dongeng yang oke :)
ReplyDeleteDongengnya keren mbak, kisah jarik manten yang membawa Si Manis menemukan jodohnya. Meski kelihatan sepele tapi susah lho bikin cerita dongeng yang sarat makna. Dan suka banget sama dongengnya mbak Santi.
ReplyDeleteSelama ini saya pikir dongeng itu harus panjang ceritanya, ternyata tidak perlu seperti itu yaa, asal poin-nya tersampaikan udah cukup
ReplyDeleteAhaaa, berasa didongengin akutuu, jadi pen lanjutin bobo lagii nih. Si Manis oh si Manis akhirnya yaa menemukan jodohnyaa.
ReplyDeletePankapan kalo ketemu, mau denger langsung dongengnyaaa yaa.
Wah dongeng, anak-anakku suka deh kalo aku dongengin. Akunya nih suka kehabisan ide ngedongeng. Dan biasanya iya, cari di Google dan nemu dari postingan blog. Boleh-boleh nih aku dongengin cerita di atas ke anak-anak. Mereka pasti suka. Dan pasti deh, mereka bikin terusan dongengnya sendiri. Hehehe.
ReplyDeleteMasa-masa mendongeng sudah berlalu bagiku tapi jadi inget kenangan kebiasaan mendongeng zaman anak-anak kecil....Sepertinya membekas banget di mereka.
ReplyDeleteKeren deh ibu yang bisa mendongeng dan membuat cerita sendiri untuk anaknya. Kalau saya suka ma deg jadi ya read aloud aja untuk anak anak
ReplyDeleteAku dulu juga sering mendongeng, kadang anak anak aku minta melanjutkan cerita versi mereka sendiri. Jadi gantian yang ngedongeng.. Sekarang anak anakku dah gede, lama sekali enggak mendongeng..
ReplyDeleteJadi ingat saya dulu juga suka nulis dongeng tapi zaman waktu masih SD, haha setelah besar malah gak bisa eh mungkin lebih tepatnya karena gak melatih membiasakan diri dan menulis dongeng jadi gak bisa. Eniwei dongengnya singkat tapi bagus. Jadi pengen saya bacakan ke anak2 :)
ReplyDeleteSuka banget dongengnya. Pendek tapi berisi. Ngomong2 kebiasaan mendongeng ini bagus lho untuk anak. Minimal bisa mengajarkan life skill melalui cerita kepada anak sedini mungkin ya. Trus bisa bangun kedekatan anak dengan orangtua juga
ReplyDeleteAku jadi inget jarik beneran.
ReplyDeleteTernyata dari benda jarik, bisa banyak keajaiban yang datang yaa..
Mendongeng memang memerlukan daya imajinasi yang kuat.
Mantap nih mba bisa bikin cerita sendiri untuk anak ya. TEma jarik tuh sulit loh menurutku, tapi Mb Santi bisa mewujudkannya dalam bentu cerita pendek. Salut mbaaa...
ReplyDeleteJadi ikut deg-degan ketika baca yang bagian laki-laki meminta kain batik ibu tadi. olalala... ternyata isinya peta harta karun.
Keece bisa bikin dongeng sendiri untuk dibacakan ke anak-anak yaa.. temanya lumayan bikin mikir dan pembatasan jumlah kata juga jadi tantangan tersendiri bagi penulis.
ReplyDeleteJodoh itu, kadang-kadang tentang pembicaraan setema, atau diskusi sehari yang bersambung, baik dari diskusi offline ke online, atau sebaliknya.
ReplyDeleteBaru saja sore tadi, saya membahas dongeng 'Tegodek-godek dan Tetuntel-tuntel', alias kisah pertemanan seekor monyet dan seekor kura-kura.
Dongeng masa kecil saya yang tinggal di Lombok. Jadi akan mencoba menuliskannya seperti mbak Santi, ahhh.. ^^
Aku sampe baca berkali kali, kece abis.
ReplyDeleteAku baca sambil hafalin. Mau cerita ke anakku. Heheh
ReplyDeleteSelama ini aku baca buku bersama anak. Kalau mendongeng gini malah ngeblank