Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Sunday, June 12, 2022

Wahai Tanahku!



Wahai Tanahku!
Apakah kau masih seperti dulu?
Ketika ramai roda-roda tak berpacu
Di jalanan berdebu


Tidak! Tanahku tidak seperti dulu
Bising klakson saling beradu
Menciptakan irama tak berpadu
Lalu pada siapa aku mengadu

Thursday, January 22, 2015

Saat Kata Tak Bisa Mengungkapkan Rasa

Saat kata tak bisa mengungkapkan rasa
terpendam sudah,
atau bahkan terlupakan
Terlupakan bersama gelombang
gelombang hati
yang tak tahu jua
kemana bermuara

Hingga suatu saat,
rasa itu kembali ada
Dan kata......
masih tak sanggup mengungkapkan rasa
Lalu kemana akan ditujukan?
rasa pun tak bisa menjawab

Hanya ada DIA
Sang Maha Tahu akan rasa
Sang Maha Bijak menerima kata
kata hati dari segumpal rasa
yang tak bisa diungkapkan kata
Hanya padaNya


sumber


*udah lama gak nulis yang ginian hehehe...

Monday, January 05, 2015

Selamat Tahun Baru Kawan - Puisi KH Mustofa Bisri (Suatu Renungan)

Postingan pertama di tahun 2015. Mendapatkan puisi ini dari seorang teman di kantor, mencarinya di youtube dan ketemu :), membuat saya merenung. Suatu puisi yang sangat menyentuh hati yang terdalam bagi siapapun yang mendengar dan membacanya (menurut saya). Memposting di blog saya ini, agar saya selalu diingatkan, dan agar saya bisa terus merenung, agar saya bisa menjadi muslimah yang lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi dari hari ke hari. Aamiin YRA. Aamiin Ya Allah. Semoga puisi dari KH. Mustofa Bisri yang berjudul Selamat Tahun Baru Kawan ini pun bisa membuat siapa saja yang membacanya dan mendengarnya lewat blog saya ini, mampu menjadi cambuk untuk bisa lebih baik lagi. Suatu renungan yang sangat dalam. Sudahkah kita menjadi manusia yang baik di mata Nya? Hiks...

Friday, December 27, 2013

Ketika Desember Hendak Pergi



Ketika Desember hendak pergi
Ku lihat kembali angka-angka dalam kalender yang telah aku lalui
Hujan masih menyisakan gemericiknya
Malam yang basah
Menemani hati ku yang gelisah
Ku tak sanggup lagi menghitung berapa banyak hutangku pada Mu
Nikmat Mu, tak sebanding dengan hutangku
Sementara, aku masih saja menghitungnya
Menghitung nikmat Mu
Kadang menyesali, kadang iri pada yang lain
Tak seharusnya kulakukan itu
Bersyukur, seru putih hatiku
Selalu saja merasa ada yang kurang
Sementara, nikmat Mu melimpah ruah

Menghadap Mu sekedar megeluh, tak pantas
Karena Engkau telah memberi banyak
Karena Engkau telah melindungi
Karena Engkau telah menyayangi
Semua karena Engkau sayang pada kami

Ketika Desember hendak pergi
Kembali aku terpekur
Memaksa hati
Untuk tak selalu menghitung kembali
Segala yang telah Engkau beri
Pada hidup kami
Dan semoga
Ketika Desember benar-benar pergi
Hidupku selalu penuh syukur pada Mu

Ketika Desember hendak pergi
Ku bersujud pada Mu
Memohon ampun

(Entahlah ini puisi atau bukan, saya juga tidak tahu apa namanya, hanya ingin menulis, hanya ingin curhat)

Thursday, June 13, 2013

Senandung Cinta Pada Sebuah Surat Cinta

Surabaya, 13 Mei 2013


Teruntuk,
Wajah ayu yang selalu menghantuiku

 Aku buat surat cinta ini untukmu, pujaan hatiku. Sudah tak kuat rasanya hatiku memendam semua rasa yang ada hanya untukmu. Semenjak kedatanganku di Surabaya 3 bulan yang lalu, hati dan fikiranku terus melayang pada wajahmu. Wajah ayu, sederhana, dan berkharisma. Sungguh, hati ini tak bisa berbohong, walaupun aku sudah jauh berada di kota lain, pesonamu selalu mengikutiku. Dalam banyaknya tugas dan pekerjaan yang menumpuk, wajahmu membuat aku semakin merindumu. Aku ingin memanggilmu bidadariku, walaupun kau belum resmi menjadi bidadari hatiku. Bolehkah aku memanggilmu begitu? Aku berharap isi hatiku sama dengan apa yang ada di hatimu.

Seandainya aku bisa memperlihatkan gelora hatiku padamu, rasanya aku akan tunjukkan itu padamu. Seandainya kau bisa melihat degup jantungku ketika aku melihat wajahmu dalam foto, rasanya aku akan perlihatkan itu padamu.

Melihat wajahmu kembali, adalah suatu keinginan terbesarku saat ini. Merindumu adalah hal yang sangat menyakitkan hatiku. Semoga kau pun memiliki hasrat dan keinginan yang sama seperti aku, memiliki dirimu.
Kutunggu balasan suratmu, semoga surat yang akan kau balas adalah surat cinta untukku.



Teriring senandung cinta untukmu, 
dari Kapten Birawa
                                                                                                                                                           



Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest:Senandung Cinta

Thursday, May 30, 2013

Zikir Firdaus/Zikir Taubat

Ilahi lastu lilfirdausi ahlan
Wala aqwa 'ala naril jahimi
Fahab li taubatan waghfir dzunubi.
Fa innaka ghafirud dzanbil 'adziimi

Tuhanku, Hamba tidaklah pantas menjadi penghuni surga (Firdaus).
Namun, hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka.
Maka berilah hamba tobat dan ampunilah hamba atas dosa-dosa hamba.
Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Agung

Biasanya zikir ini 'dinyanyikan' di Masjid oleh ibu-ibu pengajian di daerah saya, jika akan memulai pengajian, atau oleh bapak-bapak/orang laki-laki jika hendak masuk waktu sholat.

Dulu... jika saya hendak menidurkan Farras, saya suka 'menyanyikan' zikir ini, tapi liriknya saya ganti seperti ini :

Aduh, Gusti ieu teh..
Farras Fadhil Muhana
Farras anu kasep
Sholeh oge cerdas
Mugi engkin enjing
Jadi jalmi berguna
Kanggo agama 
Sareng nusa bangsa

Alhasil, ketika lagu belum selesai dinyanyikan, Farras sudah nangis sesegukan. Gak tau kenapa, mungkin nada lagunya menyayat hati kali ya, udah gitu ada namanya dinyanyikan oleh ibunya :)

Dan jika saya hendak menidurkan Fayda, sayapun menyanyikan zikir lagu ini, lalu liriknya saya rubah menjadi :

Aduh, Gusti ieu teh...
Fayda Fatharani Muhayya
Fayda anu geulis
Sholehah oge cerdas
Mugi engkin enjing
Jadi jalmi berguna
Kanggo agama 
Sareng nusa bangsa

Setelah lagunya selesai saya nyanyikan, Fayda tidak mau lagi mendengar lagu itu. Saya disuruh jangan menyanyikannya lagi, gak tau kenapa. Mungkin  karena memang lagunya menyayat hati, sehingga Fayda tidak mau mendengarnya lagi. Bukan karena suara ibunya yang jelek lho... hehehe... 
 

Thursday, April 18, 2013

Raden Ajeng Kartini

Kartinimu dulu,
Bagaikan nyala lilin kecil yang tertiup angin
Bergoyang-goyang tak ada pijakan

Kartinimu dulu,
Laksana gerhana,
Gelap gulita

Wednesday, April 03, 2013

TUHAN KU

Tuhan ku
Raga ku lunglai
Hati & Jiwa ku kosong
Tak ada tempat ku ‘tuk berkeluh kesah
Hanya pada Mu

Tuhan ku
Malam semakin merayap
Tak ada suara sunyi senyap
Bersimpuh ku menghadap Mu
‘Tuk menyampaikan do’a

Tuhan ku
Aku tahu
Kau tahu isi hati ku
Tanpa harus ku beritahu
Tapi tetap ingin ku sampaikan

Tuhan ku
Rupanya takdir tak seindah nyanyian ku waktu itu
Tak pantas pula ku mengadu
Sebab semuanya telah berlalu
Tinggal tangga-tangga itu mesti ku naiki

Tuhan ku
Saat itu pun aku tak mengadu pada mu
Ketika bahagia ku rasa
Sedih ku kini 
Tak berani pula ku berkata
Hanya do’a

                                                         

Tuesday, March 19, 2013

Lagu LIR ILIR

Saya ingin posting lagu Lir Ilir beserta artinya ini, karena saya merasa arti dari syair lagu ini sangat bagus sekali. Merupakan falsafah hidup menurut saya.
Disamping itu, anak saya yang kedua, Fayda sedang belajar lagu ini ke mbah Uti nya. Selain lagu Sluku-Sluku-Bathok yang pernah saya posting juga, lagu Lir Ilir ini ternyata bisa membuat Fayda ingin menghapal nya.
Jadilah saya tertarik untuk mencari lirik lagu ini (karena saya ga tahu) beserta artinya. dan ternyata arti dari lagu ini daleeemm.... banget, membuat saya berfikir, merenung akan arti hidup.

Begini lirik dan artinya :

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh penganten anyar
Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jrumatono kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak’0 surak hiyo

Makna yang terkandung lagu di atas adalah sbb:
Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)

Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)

Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin baru)
 
Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.

Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak gembala)
Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah (pohon) belimbing itu)
Lunyu-lunyu penekno (Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)
Kanggo mbasuh dodotiro (untuk membasuh pakaianmu)

Disini disebut anak gembala karena oleh Allah, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya? Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.

Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)
Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap nanti sore)

Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Allah SWT.

Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)
Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)
Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas  ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan Iya!!

Saya ambil dari : http://menone.wordpress.com/2012/04/18/makna-dibalik-lagu-lir-ilir/



Wednesday, March 06, 2013

Kupu-Kupu Yang Lucu

Kupu-kupu yang lucu
kemana engkau terbang
Hilir-mudik mencari
Bunga-bunga yang kembang
Berayun-ayun
Pada tangkai yang lemah
Tidakkah sayapmu
Merasa lelah

Kupu-kupu yang elok
Bolehkah saya serta
Mencium bunga-bunga
Yang semerbak baunya
Sambil bersenda-senda
Semua kuhampiri
Bolehkah kuturut

Pencipta / Ciptaan : Ibu Sud

Fayda anak kedua saya, sedang giat-giat nya menghafal lagu karangan Ibu Sud tersebut. Sebetulnya sudah lama saya memperkenalkan lagu itu pada Fayda, dan Fayda pun sudah tahu akan lagu itu. Tapi sekarang menjadi lebih semangat lagi menghafal lagu kupu-kupu yang lucu itu.

Awalnya...... di buku Bahasa Indonesia Farras, kakanya Fayda ada lirik lagu kupu-kupu yang lucu, lalu di bawah nya ada soal mengenai isi dari lagu tersebut. Otomatis...... Farras pun menyanyikan lagu itu, lalu saya juga ikut-ikutan menyanyikan lagu itu. Dan akhirnya........ Fayda pun ikut bernyanyi dan terus menghafalnya.
Ketika saya memperlihatkan lagu kupu yang lucu itu di youtube, Fayda senaaang sekali, sampai diputar berulang-ulang, apalagi ada gambar kupu-kupu nya. 

Yang kita kenal dari lagu kupu-kupu yang lucu itu kan hanya bait pertama, dan ketika bait kedua diperdengarkan melalui youtube, secara spontan Fayda bertanya : "kok.... lagunya begitu bu? emang gitu?"
"Iya... dek, itu bait kedua nya". Jawab ku. Fayda hanya diam ga ngerti, hehehe...
Dan sekarang Fayda sudah hafal lagu itu, walaupun baru bait pertama :)

Thursday, December 20, 2012

22 Desember

Tanggal 22 Desember kita peringati sebagai Hari Ibu. Tapi bagaimana kah  kita memperingati Hari Ibu tersebut? Apakah hanya dengan ucapan Selamat Hari Ibu kepada ibu kita? Atau dengan memberikan hadiah,memberikan  Kue (cake), atau menghadiahi ciuman untuk ibu kita? Yang  jelas, memberikan “sesuatu” kepada ibu kita, tidak harus menunggu Hari Ibu. Setiap hari dan setiap saat, kita bisa memberikan kasih sayang dan terima kasih kita untuk ibu tercinta kita. Peringatan Hari Ibu adalah untuk mengingatkan kita bahwa peran ibu sangatlah penting. Ibu adalah madrasah buat anak-anaknya.

Wanita yang sudah menjadi ibu, pasti sudah bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi ibu. Bagaimana ibu kita menyayangi dan mengasihi kita sebagai anaknya, layaknya kita yang menyayangi dan mengasihi anak kita sendiri. Mengasuh,mengasihi dan membesarkan anak adalah tugas seorang ibu yang tidak mudah.  Tidak perduli wanita tersebut bekerja atau ibu rumah tangga, yang jelas…… menjadi seorang ibu adalah tugas yang tidak mudah, dan tidak bisa dianggap remeh. Banyak cara untuk bisa membahagiakan ibu, mungkin ada ibu yang dengan ditemani anaknya setiap hari saja, seorang ibu sudah bisa merasakan bahagia, ada ibu yang bisa tersenyum hanya dengan menanyakan kabarnya saja, atau ada ibu yang sudah bisa merasa senang hanya dengan sentuhan kasih sayang anaknya. Ibu mulia tidak akan meminta/menginginkan sesuatu yang berlebih dari anak nya. Hanya dengan melihat dan merasakan anak nya bahagia, ibu yang mulia akan merasa bahagia pula. Tiada yang utama dan paling utama di dunia ini, kecuali ibu. 

Ibu adalah pondasi pendidikan untuk anak-anak. Maka… nyatanya memang menjadi ibu tidaklah mudah. Tapi tidak ada ibu yang mengeluh akan tugas beratnya, tidak ada ibu yang menyesal menjadi ibu karena kewajibannya,mulialah ibu. Maka “Selamat Hari Ibu”. Semoga dengan adanya peringatan Hari Ibu ini, semakin banyak ibu-ibu yang mengerti fungsi dan tugas sebagai seorang ibu. 

IBU… tiada yang lebih indah selain melihat mu tersenyum, tertawa, bahagia……




Kasih ibu…
Kepada beta tak terhingga sepanjang masa..
Hanya memberi  tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia..

Tuesday, February 21, 2012

Mahluk Tuhan dengan Anti-Body Tinggi...



Selalu lusuh memang pakaiannya, tatapannya kadang kosong,over-ceria, terkadang pun diam membisu tak berasa.
Entah apa yg menyebabkan mereka kehilangan dunia yang cukup amburadul ini, dan sekarang entah apa yang sedang mereka pikirkan..
masih ingatkah mereka dengan keluarganya?
masih ingatkah mereka dengan hutangnya? masih ingatkah mereka dengan piutangnya? masih ingatkah mereka dengan cintanya?...ya mungkin kini tak lagi..

Selesai sudah kompetisi dalam kehidupannya,kini mereka tak perlu lagi berebut nasi,tak perlu lagi banyak basa-basi,tak perlu lagi memikirkan hutang budi dan tak perlu lagi menghitung hari...selesai sudah....

Sekarangpun mereka sudah berada pada dimensi lain,dimana variable hidup tak lagi menjadi acuan..semaunya apa yg mereka ingin jalani..dan Tuhanpun kini memberikan keadilan kepada mereka..sebuah kemudahan hidup yg mereka jalani sekarang....

Semoga mereka selalu dilindungi dan segera diberi kehidupan nyata kembali...
dihadirkan keluarga yg dulu mereka cintai,
dihadapakan kepada masalah-masalah yg selalu bisa dicarikan solusi...

Mereka kini adalah Makhluk Tuhan dengan Anti-Bodi Tinggi..

**Serang,230509**-SNA-

Saturday, February 18, 2012

KETIKA ANAK MENJADI SEKEDAR ANGKA-By Nurul Ilmi


Apa yang kau inginkan dariku bu?
Lemari penuh piala?
nilai A atau angka 10 diraport
yang Maha Sempurna?...

Kau ingin aku jadi apa bu?...
Pilot ?.. Dokter ?.. Pengacara ?
Tidak bolehkan kelak,
kuhanya ..jadi orangtua yang baik saja?

Apalagi yang bisa kuberi bu?
Bila angka 10 tidak lagi memadai...
Bila masuk sekolah favorit,
jadi syarat untuk dicintai?

Tak ada lagi yang bisa kuberi bu...
Semua usaha dilakukan sudah...
Sadarilah bahwa kehidupan itu,
bukan sekedar sekolah!...

 Nilai A tak menjamin sukses bu...
..atau hidup yang bahagia..
tak membuatku jadi Einstein kedua...
atau..orang tanpa cela....

Aku tak ingin tertekan bu..
karena memuaskanmu tak akan bisa..
apakah dulu nenek melakukan hal yg sama padamu pula?..

Tampaknya kini ku hanya mampu menerima...
bahwa ibuku...
kan slalu ingin aku menjadi
lebih dari juara satu...

RENUNGAN UNTUK KITA, ORANGTUA YG KADANG LUPA DAN MEMINTA LEBIH DARI SEMPURNA...

Tuesday, February 14, 2012

Tanya Sang Anak ~ Khalil Gibran


Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibu
Serta seorang anak gadis muda dan naif!

Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!
Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?
Sang ibu menjawab,”Kerana ibu lebih kuat dari ayah!”
Sang anak terdiam dan berkata,”Kenapa jadi begitu?”


Sang anak pun bertanya kepada sang ayah!
Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,”Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali menjawab,” Iya, kau adalah yang terkuat!”
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.

Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,”Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!”
“Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?” Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.

Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan. “Kerana engkau adalah buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam. Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!

Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,”Kau, kau adalah cinta kami sayang..”

~ Khalil Gibran~